Pembuatan tempe
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Tempe mempunyai
nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai beberapa khasiat, seperti
dapat mencegah dan mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan
duodenitis, memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat
mengurangi toksisitas, mencegah anemia, menghambat penuaan, serta mampu
menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker. Untuk membuat
tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi
merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang.
Dalam proses
pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus
Rhizopus, yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus,
dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping
biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk tempe. Proses fermentasi
tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan
karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai
sembilan kali lipat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. CARA PEMBUATAN TEMPE
Cara sederhana adalah cara pembuatan
tempe yang biasa dilakukan oleh para pengrajin tempe di Indonesia. Kedelai
setelah dilakukan sortasi (untuk memilih kedelai yang baik dan bersih) dicuci
sampai bersih, kemudian direbus yang waktu perebusannya berbeda-beda tergantung
dari banyaknya kedelai dan biasanya berkisar antara 60-90 menit.
Kedelai yang telah direbus tadi
kemudian direndam semalam. Setelah perendaman, kulit kedelai dikupas dan dicuci
sampai bersih. Untuk tahap selanjutnya kedelai dapat direbus atau dikukus lagi
selama 45-60 menit, tetapi pada umumnya perebusan yang kedua ini jarang
dilakukan oleh para pengrajin tempe. Kedelai setelah didinginkan dan ditiriskan
diberi ragi tempe, dicampur rata kemudian dibungkus dan dilakukan pemeraman
selama 36-48 jam
Kaum vegetarian di seluruh dunia
banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya
sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia.
Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika
Serikat. Teknik telah dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula dari
masyarakat Jawa selama beberapa abad yang lalu dengan prosedur
pembuatannya masih sangat sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan
dalam pembuatan tempe, tetapi yang paling populer dan paling banyak
dipergunakan adalah tempe berbahan dasar kedelai.
Untuk memperoleh tempe yang
berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik
dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau
dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan
cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora
jamur tempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai. Dalam pertumbuhannya,
Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa.
Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai
lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak. Massa
kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
Selama masa pertumbuhannya, jamur
Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang dapat menguraikan protein yang
terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein dalam biji kedelai ini
mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus sp. Selain Rhizopus,
diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin turut campur, tetapi
tidak menunjukkan aktifitas yang nyata.
Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme
yang mungkin turut campur ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan
Rhizopus sp. melampaui masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora
baru yang berwarna putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama pada
tempe yang dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya
bau amoniak. Adanya bau amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe tersebut
mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekali pun tempe telah
dimasak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen. Oleh karena itu, agar
diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka selama proses
pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian bibit
(inokulum) yang akan digunakan.
Alat Dan
Bahan
Alat :
1.
Baskom.
2.
Saringan.
3.
Dandang.
4.
Kipas
Angin /Kipas.
5.
Sotel
kayu.
6.
Tampah.
7.
Kompor.
8.
Peralatan
lain yang diperlukan.
Bahan :
1.
Kacang
kedelai.
3.
Kantong
plastik, atau daun pisang, atau daun jati.
Cara Kerja :
1. Cucilah tampah, ayakan, kipas dan
cukil yang akan digunakan, kemudian dikeringkan.
2. Bersihkan kacang kedelai dari
bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian cuci hingga bersih.
3. Rendam kacang kedelai yang telah
dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar
biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin).
4. Lepaskan kulit biji kedelai yang
telah lunak, kemudian cuci atau bilas dengan menggunakan air bersih.
5. Kukus / rebus biji kedelai tersebut
sampai empuk.
6. Setelah biji kedelai terasa empuk,
tuangkan biji-biji tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, lalu
diangin-angin dengan kipas/ kipas angin sambil diaduk-aduk hingga biji-biji
tersebut terasa hangat.
7. Taburkan ragitempe(RAPRIMA) yang
telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram
ragitempeuntuk 2 kg kedelai). 8. Siapkan kantong plastik atau daun pisang, atau
daun jati untuk pembungkus. Bila kantong plastik yang digunakan sebagai
pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong tersebut dengan
menggunakan lidi atau garpu.
8. Masukan kedelai yang telah diberi
ragitempe(RAPRIMA) ke dalam pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan
selera
9. Proses fermentasi63256
10. kacang kedelai ini pada suhu
kamar selama satu atau dua hari atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai
tertutupi jamur.
Catatan:
1.
Perhatikan
kebersihan tempat kerja dan kebersihan peralatan kerja akan meningkatkan
kualitas tempeyang dihasilkan.
2.
Suhu
ruang yang lebih hangat mempercepat proses fermentasi jamur pada tempe.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa
pabrik rumahan atau usaha sendiri sangatlah menunjang untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat, serta dapat pula menciptakan manusia yang kreatif,
cerdas, dan berusaha untuk maju, dan juga dapat memberikan masukan kepasa pembaca
untuk dapat sekiranya menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
B.
SARAN
Bagi masyarakat luas pada umumnya dan bagi para siswa
khususnya, bahwasanya kekayaan alamIndonesia sangatlah melimpah, untuk
mencerdaskan anak bangsa serta mencukupi sebagian gizinya, kedelai sangatlah
besar manfaatnya. Untuk itu diharapkan cara-cara yang telah disampaikan penulis
semoga dapat berguna bagi semua pembaca yang budiman.
DAFTAR PUSTAKA
Muchtadi,T.R.
1989. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi, IPB Bogor.
Setiadi.
2002. Kepekaan Terhadap Pengolahan Pangan. Pusat Dinamika
Pembangunan UNPAD, Bandung.
Winarno,F.G,
dkk. 1984. Pengantar Teknologi Pangan. PT Gramedia, Jakarta.
Wirakartakusumah,
dkk. 1992. Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. PAU Pangan dan Gizi, IPB Bogor.
Post a Comment for "Pembuatan tempe"