Pembuatan yoghurt
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Fermentasi merupakan bentuk tertua dari bioteknologi Minuman ber
alkohol (bir, anggur, tuak), Makanan ter fermentasi (keju, yogurt, tape, tempe,
petis, terasi). Orang Somaria dan Babilon kuno sudah minum bir sejak 6000 tahun
sebelum Masehi. Orang Mesir sudah membuat adonan Kue Asam sejak 4000 tahun
sebelum Masehi. Sedangkan di Eropa, minuman anggur sudah dikenal jauh dimasa
lalu dengan proses fermentasi Perkembangan Bioteknologi Jaman sebelum Louis
Pasteur. Tujuan Fermentasi adalah untuk menghasilkan suatu produk (bahan pakan)
yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, biological availability yang lebih
baik, disamping itu juga menurunkan zat anti nutrisi nya.
Protein sebagai salah satu komponen gizi yang dibutuhkan manusia.
Protein ini dapat diperoleh dari bahan nabati ataupun hewani. Dari bahan hewani
salah satunya adalah dari susu. Susu dianjurkan untuk dikonsumsi sebagai pola
menu empat sehat lima sempurna. Susu mengandung protein yang langsung diserap.
Didaerah yang menghasilkan susu cukup tinggi,kadang – kadang
sering terjadi kerusakan karena tidak cepat terjual. hal ini sangat merugikan
bagi peternak susu. Untuk itu perlu adanya penanganan susu yang sederhana dan
menjanjikan keuntungan yang lumayan adalah pengolahan yogurt. Dan saat ini
yogurt dalam bentuk flavoured yoghurt cair dingin ataupun beku sangat digemari
dikalangan anak – anak ataupun remaja,khususnya di kota–kota besar. Mengkonsumsi susu sangat bermanfaat bagi
kecukupan gizi masyarakat karena yogurt memiliki gizi yang cukup tinggi. Selain
gizi nya yang cukup tinggi juga bermanfaat bagi orang – orang yang tidak tahan
gula susu (laktosa ) atau sering dikenal dengan istilahlactose intolerance maka
keterbatasannya dalam mengkonsumsi susu dapat diatasi dengan mengkonsumsi
yogurt.
B. RUMUSAN
MASALAH
Menjelaskan
bagaimana cara pembuatan yoghurt.
Menjelaskan
apa manfaat dari yoghurt itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENJELASAN MENGENAI YOGURT
Kata
”yoghurt” berasal dari bahasa Turki, yaitu ”jugurt” yang berarti susu asam.
Itulah sebabnya sampai saat ini yoghurt sering juga disebut sebagai ”susu asam”.
Sejak zaman dahulu yoghurt telah dikenal luas di seluruh dunia, terbukti dari
adanya berbagai nama yang digunakan untuk menyebut produk ini. Beberapa di
antara nama-nama tersebut adalah sostej (Hongaria), kiselaleka (Balkan), zabady
(Mesir dan Sudan), mast (Iran), roba (Irak), mazun (Armenia), tiaourti (Yunani),
cieddu (Italia), mezzoradu (Sisilia), tarho (Hongaria), fiili (Finlandia), oxygala
(Rumania), dan labneh (Libanon). (Gultom, Ronald T, 2005).
Yoghurt
atau yogurt/ yogourt merupakan produk olahan susu dari hasil fermentasi dua
baketri asam laktat (BAL) sebagai starter, yakni Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus yang hidup bersimbiosis. Lama fermentasi akan
berakibat pada turunnya pH yoghurt dengan rasa asam segar yang khas. Selain
itu, dihasilkan pula asam asetat, asetaldehid, dan bahan lain yang mudah
menguap. (Susilorini, Tri Eko, dkk, 2006).
Di pasaran dijumpai berbagai jenis yoghurt, antara lain :
1. Yoghurt pasteurisasi, yaitu yoghurt
yang setelah masa inkubasi selesai dipasteurisasi untuk mematikan bakteri dan
memperpanjang umur simpannya.
2. Yoghurt beku, yaitu yoghurt yang
disimpan pada suhu beku.
3. Dietetic yoghurt, yaitu yoghurt
rendah kalori, rendah laktosa, atau yang ditambah vitamin dan protein.
4. Yoghurt konsentrat, yaitu yoghurt
dengan total padatan sekitar 24% (Gultom, Ronald T, 2005).
Berdasarkan
kadar lemaknya, yoghurt dapat dibedakan atas yoghurt berlemak penuh (kadar
lemak lebih dari 3%), yoghurt setengah berlemak (kadar lemak 0,5-3,0%), dan
yoghurt berlemak rendah (lemak kurang dari 0,5%). Perbedaan kadar lemak
tersebut berdasarkan jenis susu dan campuran bahan yang digunakan dalam
pembuatannya. Sejumlah ahli menganggap yoghurt sebagai ”pabrik” bakteri yang
dapat memproduksi aneka vitamin yang sangat diperlukan tubuh, yaitu asam folat,
asam nikotinat, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, dan vitamin B12. Kandungan
mineral pada yoghurt, khususnya kalsium, fosfor, dan kalium, juga meningkat.
Sebaliknya, kandungan lemak yoghurt menjadi lebih rendah dibandingkan susu
segarnya sehingga cocok diminum oleh mereka yang sedang berdiet rendah kalori.
(Gultom, Ronald T, 2005).
Susu
merupakan salah satu substrat yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Disamping memiliki kadar air yang tinggi, susu juga mempunyai pH
yang netral dan kaya akan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Golongan mikroorganisme yang umum ditemukan dalam susu adalah
bakteri Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri ini
memiliki kemampuan dalam memfermentasi susu menjadi asam susu (asam laktat).
Adanya kemampuan dari bakteri Lactobacillus dan Streptococus
ini dalam memfermentasi susu dimanfaatkan sebagai dasar dalam proses pembuatan yogurt.Yogurt
adalah sejenis minuman yang berasal dari olahan susu yang difermentasi. Proses fermentasi
pada yogurt dilakukan dengan menambahkan kultur mikroorganisme yang baik
seperti bakteri asam laktat.
Yogurt
dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah temperatur
yang dikontrol dan kondisi lingkungan. Bakteri spesifik tersebut akan
merombak gula susu alami dan melepaskan asam laktat sebagai produk sisa.
Keasaman pada yogurt yang meningkat menyebabkan protein susu menjadi padat dan
untuk menghindari poliferasi bakteri patogenyang potensial.
Mikroorganisme
yang berperan dalam pembuatan yogurt adalah Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus.
Selain itu, untuk memperoleh yogurt dengan kualitas yang baik diperlukan susu
yang berkualitas baik pula. Susu yang berkualitas
baik berasal dari hewan yang sehat, mempunyai bau susu yang normal, dan tidak terkontaminasi. Selainitu,
kualitas yogurt yang baik juga turut ditentukan oleh kadar lemak dalam susu,
jenis bakteri yang digunakan dalam fermentasi, cara pembuatan, dan cara
penyimpanan setelah fermentasi.
Streptococcus
thermophilus
dan Lactobacillus bulgaricus merupakan komponen starter yang digunakan
dalam pembuatan yogurt. Suhu optimum pada Lactobacillus bulgaricus adalah
42˚- 45˚C, sedangkan pada Streptococcus thermophilus adalah 38˚- 42˚C.
Perbandingan jumlah starter keduanya adalah 1:1 sampai 2:3. Streptococcus
thermophilus akan lebih cepat mengawali pembentukan asamlaktat melalui
fermentasi laktosa. Pertumbuhan ini akan terus berlangsung sampai mencapai pH
5,5.Aktivitas enzim proteolitik dari Lactobacillus bulgaricus menyebabkan
terurainya protein susu, menghasilkan asam-asam amino dan peptida-peptida yang
akan menstimulasi pertumbuhan Streptococcus thermophilus.
Lactobacillus juga akan menguraikan lemak, menghasilkan asam-asam
lemak yang memberikan flavour khas pada yogurt. Kandungan asam pada yogurt
disebabkan aktivitas enzimatis bakteri asam laktat. Bakteri asam
laktat mempunyai enzim-enzim ß-galactosidase,glycolase,
dan lactate dehydrogenase (LDH) yang menghasilkan asam laktat dari laktosa
pada prosesfermentasi. Berdasarkan metode pembuatannya, yogurt dapat dibagi
menjadi dua jenis, yakni set yogurt dan stirred yogurt. Set
yogurt merupakan yogurt yang proses fermentasi atau inkubasinya
dilakukan dalam kemasan sehingga terdapat gumpalan susu yang utuh dan tidak
berubah sewaktu akan didinginkan atau sampai siap dikonsumsi.
Stirred
yogurt merupakan
yogurt yang proses fermentasi atau inkubasinya dilakukan dalam wadah sampai
proses fermentasinya selesai, kemudian yogurt baru dikemas dalam kemasan,
sehingga gumpalan susu dapat berubah atau pecah sebelum proses pengemasan
dan pendinginannya selesai. Yogurt yang biasa ditemukan di pasar terdapat dua
jenis, yakni yogurt plain dan yogurt dengan perasa. Yogurt plain
atau yang juga dikenal dengan yogurt alam adalah yogurt yang pada prosesnya tidak
ditambahkan flavor atau perasa lain, sehingga rasa dari yogurt
tersebut merupakan rasa yang asli dari komponen-komponen yang terbentuk dari
hasil fermentasi susu.
Yogurt
dengan perasa adalah yogurt yang ditambahkan komponen flavoring pada proses pembuatannya, sehingga yogurt yang
dihasilkan dapat memiliki berbagai rasa yang biasanya adalah rasa buah-buahan.
Pada praktikum ini jenis yogurt yang diuji adalah jenis
Stirred yogurt dengan tambahan perasa yakni mix fruits yang diproduksi
oleh PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory)
B.
PEMBUATAN
YOGURT
1. ALAT
DAN BAHAN
ALAT
·
Panci email
·
Kompor atau alat pemanas lainnya
·
pH meter atau kerta Ph
BAHAN
·
Susu sapi segar sebanyak satu liter
·
Biakan murni bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
2. CARA
KERJA
·
Panaskan susu yang akan difermentasi
pada suhu 90 °C selama 15-30 menit.
·
Dinginkan susu yang telah dipanaskan
sampai suhunya mencapai 40 °C.
·
Inokulasikan biakan Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Sebanyak 2% dari jumlah susu yang
akan difermentasikan, kemudian tutup tempat susu tersebut
·
Simpanlah susu yang telah diinokulasikan
tersebut dalam ruangan yang bersuhu sekitar 430C selama tiga jam atau smpai
tercapai pH 4-5.
·
Dinginkan susu yang telah mencapai pH
4-5 pada suhu 5oC untuk selanjutnya dikemas dalam botol atau tempat lainnya.
Catatan:
·
Biakan murni bakteri Lactobacillus dan
Streptococcus dapat diganti dengan bibit yang diambil dari pembuatan yoghurt
sebelumnya.
·
Untuk menambah selera dalam
mengkonsumsi, produk yang diperoleh dapat dicampur dengan sirup atau yang
sejenisnya.
C.
KANDUNGAN DALAM YOGURT
1. Yogurt terbentuk dari dua buah
bakteri baik yang bermanfaat bagi kesehatan, bakteri Lactobacillus Bulgaricus
dan Streptococus Thermopillus. Selain dari bakteri tersebut, yogurt juga
mengandung vitamin B-kompleks, yaitu B1, B2, B3 dan B6, serta asam folat, asam
pantotenat dan biotin.
2. Dua bakteri yang terkandung dalam
yogurt bermanfaat untuk menetralkan racun, mencegah diare, kanker, radang paru-paru,
menguatkan jantung dan mengurangi susah tidur. Sedangkan kandungan vitamin
dalam yogurt bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan reproduksi, kekebalan
tubuh dan mempertajam fungsi berpikir.
3. Sedangkan kandungan mineral, seperti
kalsium dan fosfor dalam yogurt berguna untuk tulang yang kuat dan mencegah
osteoporosis.
D.
MANFAAT
YOGHURT
Menurut
Yaguchi, Goto, dan Okonogi, (1992), manfaat minum yoghurt dan susu
terfermentasi lainnya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pertumbuhan.
Hasil penelitian dengan tikus percobaan menunjukkan bakteri
yang hidup pada yoghurt terutama Streptococcus thermophilus, memiliki kemampuan
untuk meningkatkan pertambahan berat badan tikus, yaitu dengan cara meningkatkan
daya cerna dan absorpsi pada saluran pencernaannya.
2. Mengatur saluran pencernaan.
Asam laktat dari yoghurt dapat merangsang gerakan
peristaltik hampir pada semua bagian dalam saluran pencernaan. Rangsangan
gerakan peristaltic tersebut dapat memelihara kesehatan tubuh melalui
peningkatan proses pencernaan, penyerapan, pembuangan feses, dan pembuangan
bakteri pathogen dari saluran pencernaan.
3. Memperbaiki gerakan perut.
Suatu penelitian yang dilakukan pada sejumlah lansia
menunjukkan, pemberian kultur streptococcus thermophilus dapat meningkatkan
gerakan perut dari 4,8 kali dalam 10 hari menjadi 5,7 kali. Gerakan perut ini diperlukan
untuk memperlancar proses pengeluaran feses. Pada saat yoghurt melalui saluran
pencernaan terjadi peningkatan jumlah bakteri bifidobacterium yang ikut
berperan dalam menormalkan gerakan perut.
4. Antikanker.
Penelitian pada tikus menunjukkan, penggandaan sel-sel
kanker pada tikus yang diberi makan yoghurt lebih terhambat daripada tikus
percobaan tanpa yoghurt. Bakteri-bakteri yang berperan dalam fermentasi susu
dapat mengubah zat-zat prekarsinogenik yang ada dalam saluran pencernaan sehingga
dapat menghambat terjadinya kanker.
5. Menghambat pertumbuhan bakteri
patogen.
Asam laktat dapat mengurangi atau membunuh bakteri patogen
(bakteri penyebab penyakit) dan menekan produksi senyawa-senyawa berbahaya, seperti
amin, fenol, skatol, dan H2S yang diproduksi oleh bakteri patogen. Bakteri
penghasil asam laktat juga memproduksi antibiotik yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri patogen. Oleh karena itu, yoghurt mempunyai nilai
pengobatan terhadap lambung dan usus yang terluka.
6. Membantu penderita lactose
intolerance.
Minum susu terfermentasi seperti yoghurt sangat dianjurkan
bagi orang yang mengalami defisiensi enzim. Bakteri asam laktat dapat
memfermentasi laktosa yang ada di dalam susu menjadi glukosa dan galaktosa,
serta merangsang sekresi enzim laktase di dalam saluran pencernaan.
7. Antidiare.
Yoghurt dapat mencegah aktivitas dan pertumbuhan berbagai
bakteri pathogen penyebab gastrointeritis pemicu penyakit diare. Lactobacillus
bulgaricus (salah satu bakteri yang berperan dalam pembentukan yoghurt) dapat memproduksi
bulgarican, yaitu antimikroba yang efektif untuk menghambat organisme patogen.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Susu merupakan salah satu substrat
yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Disamping memiliki kadar air
yang tinggi, susu juga mempunyai pH yang netral dan kaya akan
nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Golongan mikroorganisme
yang umum ditemukan dalam susu adalah bakteri Lactobacillus dan Streptococcus.
Bakteri ini memiliki kemampuan dalam memfermentasi susu menjadi asam susu (asam
laktat). Adanya kemampuan dari bakteri Lactobacillus dan Streptococus
ini dalam memfermentasi susu dimanfaatkan sebagai dasar dalam proses pembuatan
yogurt.Yogurt adalah sejenis minuman yang berasal dari olahan susu yang
difermentasi. Proses fermentasi pada yogurt dilakukan dengan menambahkan kultur
mikroorganisme yang baik seperti bakteri asam laktat.
Yogurt dibuat dengan memasukkan
bakteri spesifik ke dalam susu di bawah temperatur yang dikontrol dan kondisi
lingkungan. Bakteri spesifik tersebut akan merombak gula susu alami dan
melepaskan asam laktat sebagai produk sisa. Keasaman pada yogurt yang meningkat
menyebabkan protein susu menjadi padat dan untuk menghindari
poliferasi bakteri patogenyang potensial.
B.
SARAN
Untuk orang yang sangat memperhatikan
berat ideal tubuh,
sebaiknya mengkonsumsi yogurt yang non fat atau yang low fat. Karena tidak
akan membuat badan menjadi lebih gemuk. Penyimpanan yogurt dalam lemari pendingin juga sebaiknya jangan lebih dari 14 hari, karena untuk mempertahankan kandungan
gizi yang baik dalam yogurt.
DAFTAR PUSTAKA
Adi rahmat, 1994, Bioteknologi Bahan Bakar (Biotenologi Energi), Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA IKIP Bandung.
Djumali Manguneidjaja dan Ani Suryani, 1994, Teknologi Bioproses, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Hendro Sunaryono, 1984, Pengantar Pengetahuan Dasar Hortikultura, Penerbit Sinar Baru,
Bandung.
F.G. Winarno, dkk., 1980, Pengantar Teknologi Pangan, Gramedia, jakarta
Post a Comment for "Pembuatan yoghurt"