Permasalahan Lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah lingkungan hidup memang
bukan persoalan salah satu negara saja, tetapi sudah menjadi tanggung jawab
seluruh bangsa dan negara. Oleh karena itulah berbagai upaya dilakukan orang
untuk mencegah tambah rusaknya lingkungan hidup. Seperti dengan
diselenggarakannya KTT Bumi, Protokol Kiyoto, dlsb. Bahkan beberapa negara yang
masih memanfaatkan bahan bakar fosil, berusaha mengurangi efek rumah kaca
dengan menggunakan bahan bakar gas alam yang secara ekonomis sangat kompetitif
bila dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi atau batubara. Hanya sebenarnya
gas alam juga tetap menimbulkan CO2, tetapi lebih sedikit bila dibandingkan
dengan penggunaan minyak bumi dan batubara.
Disamping
itu pun gas alam juga menimbulkan methan selama proses penyediaannya, yang
kesemua itu dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Dalam makalah ini akan
membahas tentang masalah kerusakan lingkungan hidup di bumi, khususnya di
Indonesia, berikut upaya penanggulangannya dan upaya terhapap pembangunan
berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
Dalam Makalah ini, masalah yang akan
dibahas adalah :
1.
Pengertian Lingkungan Hidup dan Bumi
?
2.
Apa penyebab kerusakan lingkungan
hidup di Indonesia ?
3.
Apa saja peristiwa – peristiwa
kerusakan alam yang terjadi di Indonesia ?
4.
Bagaimana cara penanggulangannya ?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup / lingkungan adalah istilah yang dapat
mencangkup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau
bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang
berlebihan.
B.
Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia
Indonesia memiliki
10 persen hutan tropis dunia yang masih tersisa.Hutan Indonesia memiliki 12
persen dari jumlah spesies binatang menyusui/ mamalia, pemilik 16 persen
spesies binatang reptil dan ampibi. 1.519 spesies burung dan 25 persen dari
spesies ikan dunia. Sebagian diantaranya adalah endemic (hanya dapat ditemui di
daerah tersebut).
Luas hutan
alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan.
Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72 persen
[World Resource Institute, 1997]. Penebangan hutan Indonesia yang tidak
terkendali selama puluhan tahun menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis
secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta
hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per
tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat
kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran
citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak,
diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan
hutan. [Badan Planologi Dephut, 2003].
Dengan
semakin berkurangnya tutupan hutan Indonesia, maka sebagian besar kawasan
Indonesia telah menjadi kawasan yang rentan terhadap bencana, baik bencana
kekeringan, banjir maupun tanah longsor. Sejak tahun 1998 hingga pertengahan
2003, tercatat telah terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia dengan 2022
korban jiwa dan kerugian milyaran rupiah, dimana 85 persen dari bencana
tersebut merupakan bencana banjir dan longsor yang diakibatkan kerusakan hutan
[Bakornas Penanggulangan Bencana, 2003].
Kekurangan
peraturan formal yang mengatur hak-hak pemilikan umum dan swasta menyebabkan
penggunaan api sebagai senjata dalam konflik-konflik kepemilikan lahan. Api juga
digunakan oleh para pemilik lahan kecil untuk membersihkan lahan untuk menanam
tanaman pangan dan industri, oleh para transmigran, oleh para peladang
berpindah dan oleh para pemburu dan nelayan. Deforestasi dan degradasi hutan
alam menyediakan sisa-sisa kayu yang mudah terbakar dan menciptakan
bentang-darat yang lebih rentan api.
C.
Peristiwa Kerusakan Alam di Indonesia
Terjadi
secara alamiah antara lain:
1) Gempa bumi
Gempa bumi
adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya
kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), adanya gerakan-gerakan di kerak bumi,
baik gerakan mendatar maupun gerakan tegak yang mengakibatkan terjadinya
perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik.
(pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan), maupun karena gerakan lempeng
di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa menggunakan
seismograf, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan
terjadinya gempa.
Oleh karena
itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan
letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa
sebagai
akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
§
Berbagai bangunan roboh.
§
Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
§
Tanah longsor akibat guncangan.
§
Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
§
Gempa yang terjadi di dasar laut
dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
2)
Letusan gunung berapi
Letusan
gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang
menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi. Bahaya yang ditimbulkan
oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:
§
Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
§
Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
§
Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yangdilalui.
§
Gas yang mengandung racun.
§
Material padat (batuan, kerikil,
pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain
3)
Angin topan
Angin topan
terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke
kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi
karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi
negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa
terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan
Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman.
Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain
disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global. Bahaya angin topan bisa
diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi,
termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan
angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup dalam bentuk:
§
Merobohkan bangunan.
§
Rusaknya areal pertanian dan
perkebunan.
§
Membahayakan penerbangan.
§
Menimbulkan ombak besar yang dapat
menenggelamkan kapal.
Kerusakan Lingkungan karena Faktor Manusia
1)
Terjadinya pencemaran (pencemaran
udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
2)
Terjadinya banjir, sebagai dampak
buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah
aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
3)
Terjadinya tanah longsor, sebagai
dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
§
Penebangan hutan secara liar
(penggundulan hutan).
§
Perburuan liar.
§
Merusak hutan bakau.
§
Penimbunan rawa-rawa untuk
pemukiman.
§
Pembuangan sampah di sembarang
tempat.
§
Bangunan liar di daerah aliran
sungai (DAS).
D.
Upaya Penaggulangan Kerusakan Lingkungan Hidup
1.
Memproduksi minyak secara alami
Ada proses
bernama themo-depolymerization, suatu proses yang sama dengan bagaimana alam
memproduksi minyak. Misalnya libah berbasis karbon jika dipanaskan dan diberi
tekanan tepat, mampu menghasilkan bahan minyak. Secara alami proses ini
membutuhkan waktu jutaan tahun. Dari eksperimen yang sudah-sudah, kotoran ayam
kalkun mampu memproduksi sekitar 600 pon petroleum.
2.
Menghilangkan garam dari air laut
PBB
mencatat, suplai air bersih akan sangat terbatas bagi milyaran manusia pada
pertengahan abad ini. Ada teknologi bernama Desalinasi, yakni menhilangkan
kadar garam dan mineral dari air laut sehingga layak diminum. Ini merupakan
solusi yang bias dilakukan untuk mencegah krisis air. Masalahnya, teknologi ini
masih terlalu mahal dan membutuhkan energi cukup besar. Kini para ilmuan tengah
mencari jalan agar desalinasi dapat berlangsung dengan energi lebih sedikit.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan evaporasi pada air sebelum
masuk ke membrane dengan pori-pori mikroskopis.
3.
Tenaga Hidrogen
Bahan bakar
hydrogen dianggap sebagai bahan bakar alternative bebas polusi. Energi
dihasilkan dari perpaduan antara hydrogen dan oksigen. Problemnya adalah
bagaimana hydrogen itu dihasilkan. Molekul seperti air dan alkohol harus
diproses dulu untuk mengekstaksi hydrogen sehingga menjadi sel bahan bakar.
Proses ini juga membutuhkan energi besar. Namun setidaknya ilmuwan sudah
mencoba membuat laptop serta peranti lain
dengan tenaga fuel cell.
4.
Tenaga Surya
Energi surya
yang sampai di bumi terbentuk dari photon, dapat dikonversikan menjadi listrik
atau panas. Beberapa perusahaan sudah berhasil menggunakan aplikasi ini. Mereka
memakai sel surya dan termal surya sebagai media pengumpul energi.
5.
Konversi Panas Laut
Media
pengumpul tenaga surya terbesar di bumi ini adalah air laut. Departemen Energi
Amerika Serikat (AS) menyebut, laut mampu menyerap panas surya setara dengan
energi yang dihasilkan 250 miliar barel minyak/hari. Ada teknologi bernama OTEC
yang mampu mengkonversikan energi termal laut menjadi listrik. Perbedaan suhu
antar permukaan laut mampu menjalankan turbin dan menggerakkan generator.
Masalahnya, teknologi ini masih kurang efisien.
6.
Energi Gelombang Laut
Laut
melingkupi 70 % permukaan bumi. Gelombangnya menyimpan energi besar yang dapat
menggerakkan turbin-turbin sehingga menghasilkan listrik. Problemnya agak sulit
memperkirakan kapan gelombang laut cukup besar sehingga memproduksi energi yang
cukup, solusinya adalah dengan menyimpan sebagian energi ketika gelombang cukup
besar. Sungai Timur kota New York saat ini sedang menjadi proyek percobaan
dengan enam turbin bertenaga gelombang air.
7.
Menanami Atap Rumah
Tanaman yang tanam di atap rumah ini
mampu menyerap panas dan mengurangi karbon dioksida. Bayangkan jika
burung-burung dan kupu-kupu berterbangan di sekitar rumah hijau kita.
8.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah memanfaatkan
mikroba dan tanaman untuk membersihkan kontaminasi. Salah satunya adalah
membersihkan kandungan nitrat dalam air dengan bantuan mikroba. Atau memakai
tanaman untuk menetralisir arsenic dari tanah. Beberapa tumbuhan asli ternyata
punya daerah untuk membersihkan bumi kita dari aneka polusi.
9.
Kubur barang-barang Perusak
Karbon dioksida adalah factor utaa
penyebab pemanasan global. Energy Information Administration (EIA) mencatat,
tahun 2030 emisi karbon dioksida mencapai 8000 juta metric ton. Metode paling
sederhana untuk menekan kandungan zat berbahaya itu adalah dengan menguburkan
berbagai sumber penghasilan CO2 seperti aneka limbah elektronik berbahaya.
Namun ilmuan masih belum yakin bahwa gas berbahaya akan tersimpan aman.
10. Buku Elektronik
Berapa ton kertas dan berapa banyak
pohon yang harus ditebang bagi seanteo dunia jika kita sampai semua harus
membeli Koran, majalah, novel, buku pelajaran, buku tulis, kertas tulis, sampai
tisu toilet. Buku elektronik atau surat elektronik yang lebih dikenal dengan
e-book dan email memberi kontribusi sangat berarti pada kelangsungan hidup.
Dengan teknologi itu, produksi kertas dapat ditekan, sehingga bahan kita tak
perlu menebang terlalu banyak pohon.
BAB II
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bumi sebagai
tempat tinggal makhluk hidup memiliki peran yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup, kerusakan yang terjadi khususnya dibumi merupakan akibat
gejala-gejala alam yang terjadi dan juga hasil dari ulah manusia itu sendiri.
Berbagai
upaya penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah dan juga warga Negara harus
lebih digalakkan agar tidak semakin parah akibat yang ditimbulkannya.
B.
Saran
Jadi, ada
baiknya mulai dari sekarang ini kita memperhatikan tempat kita bernaung selama
kita hidup di dunia ini yaitu Bumi. Panjang pendeknya umur bumi ini tergantung
pada kita sebagai makhluk ciptaan ALLAH SWT untuk merawat, menjaga, dan tidak
merusak lingkungan dan alam sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Lingkungan Hidup. 2002.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: KMNLH
Kementerian Lingkungan Hidup, 2002, Meniti
Jalan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia, Jakarta.
Badan Pusat Statistik, 2002, Statistik
Indonesia 2001, Jakarta.
Banda Pusat Statistik, 2002, Statistik
Lingkungan Hidup Indonesia 2001, Jakarta.
Post a Comment for "Permasalahan Lingkungan"