Permasalahan sosial kemiskinan dan moralitas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah
kemiskinan. Kemiskinan lahir bersamaan dengan keterbatasan sebagian manusia
dalam mencukupi kebutuhannya. Kemiskinan telah ada sejak lama pada hampir semua
peradaban manusia. Pada setiap belahan dunia dapat dipastikan adanya golongan
konglomerat dan golongan melarat. Dimana golongan yang konglomerat selalu bisa
memenuhi kebutuhannya, sedangkan golongan yang melarat hidup dalam keterbatasan
materi yang membuatnya semakin terpuruk.
Pada sebagian besar pendapat manusia mengenai
kemiskinan pada intinya mereka berpendapat bahwa kemiskinan menggambarkan sisi
negatif, yaitu pengamen yang membuat tidak nyaman pengguna jalan raya,
pengemis, gubuk kumuh dibawah jembatan layang yang nampak tidak indah,
mencemari sungai karena membuang sampah sembarangan, penjambretan, penodongan,
pencurian,dll. Dengan demikian, kemiskinan sangat identik dengan kotor, kumuh,
malas, sulit diatur, tidak disiplin, sumber penyakit, kekacauan bahkan kejahatan.
Sebagai masalah yang menjadi isu global disetiap
negara berkembang, wacana kemiskinan dan pemberantasanya haruslah menjadi
agenda wajib bagi para pemerintah pemimpin negara. Peran serta pekerja sosial
dalam menagani permasalahan kemiskinan sangat diperlukan, terlebih dalam
memberikan masukan (input) dan melakukan perencanaan strategis tentang apa yang
akan menjadi suatu kebijakan dari pemerintah.
B. Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini penulis akan
membahas tentang:
1.
Apa pengertian kemiskinan?
2.
Apa saja penyebab kemiskinan?
3.
Bagaimana ciri-ciri kemiskinan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah
ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari
segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah
yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai
cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·
Gambaran kekurangan materi, yang
biasanya mencakup kebutuhan pangansehari-hari, sandang, perumahan,
dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·
Gambaran tentang kebutuhan sosial,
termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal
ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
·
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang
memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi
bagian-bagian politik danekonomi di
seluruh dunia.
B.
Definisi Moralitas
Moralitas adalah
kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar
atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup tentang baik-buruknya perbuatan
manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa moralitas adalah
sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan
santun.
Moral adalah
suatu aturan atau tata cara hidup yang bersifat normatif (mengatur/mengikat)
yang sudah ikut serta bersama kita seiring dengan umur yang kita jalani (Amin
Abdulah: 167), sehingga titik tekan ”moral” adalah aturan-aturan normatif yang
perlu ditanamkan dan dilestarikan secara sengaja, baik oleh keluarga, lembaga
pendidikan, lembaga pengajian, atau komunitas-komunitas lainnya yang
bersinggungan dengan masyarakat. Secara umum, MORAL
dapat diartikan sebagai batasan pikiran, prinsip, perasaan, ucapan, dan
perilaku manusia tentang nilai-nilai baik dan buruk atau benar dan salah. Moral
merupakan suatu tata nilai yang mengajak seorang manusia untuk berperilaku
positif dan tidak merugikan orang lain. Seseorang dikatakan telah bermoral jika
ucapan, prinsip, dan perilaku dirinya dinilai baik dan benar oleh
standar-standar nilai yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.
C.
Penyebab Kemiskinan
Pada umumnya di Negara Indonesia
penyebab-penyebab kemiskinan adalah sebagai berikut:
1.
Kurangnya lapangan pekerjaan yang
tersedia di Indonesia
Seperti kita ketahui lapangan
pekerjaan yang terdapat di Indonesia tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang
ada dimana lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
penduduknya. Dengan demikian banyak penduduk di Indonesia yang tidak memperoleh
penghasilan itu menyebabkan kemiskinan di Indonesia
2.
Tidak meratanya pendapatan penduduk
Indonesia
Pendapatan penduduk yang didapatkan
dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan relative tidak dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari sedangkan ada sebagian penduduk di Indonesia mempunyai
pendapatan yang berlebih. Ini yang diusebut tidak meratanya pendapatan penduduk
di Indonesia.
3.
Tingkat pendidikan masyarakat yang
rendah
Banyak masyarakat Indonesia yang
tidak memiliki pendidikan yang di butuhkan oleh perusahaan yang mempekerjakan
tenaga kerja. Dan pada umumya untuk memperoleh pendapatan yang tinggi
diperlukan tingkat pendidikan yang tinggi pula atau minimal mempunyai memiliki
ketrampilan yang memadai dehingga dapat memp[eroleh pendapatan yang dapat
memenuhi kebutuhan dehari-hari sehingga kemakmuran penduduk dapat terlaksana
dengan baik dan kemiskinan dpat di tanggulangi.
D.
Dampak Dari Kemiskinan Terhadap
Masyarakat
Banyak dampak yang terjadi yang
disebabkan oleh kemiskinan diantaran adalah sebagai berikut:
1.
Kesejahteraan masyarakat sangat jauh
dari sangat rendah Ini berarrti dengan adanya tingkat kemiskian yang tinggi
banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pendapatan yang mencukupi
kebutuhan hidup masyarakat.
2.
Tingkat kematian meningkat, ini
dimksudkan bahwa masy6arakat Indonesia banyak yang menagalmi kemtain akibat
kelaparan atau melakukan tindakan bunuh diri karena tidak kuat dalam menjalani
kemiskinan yang di alami.
3.
Banyak penduduk Indonesia yang
kelaparan karena tidak mampu untuk membeli kebutuha akan makanan yang merka
makan sehari-hari
4.
Tidak bersekolah (tingkat pendidikan
yang rendah) ini menyebnabkan masyarakat si Indonesia tidak mempunyai ilmu yang
cukup untuk memperoleh pekerjaan dan tidak memiliki keterampilan yang cukup
untuk memperoleh pendapatan
5.
Tingkat kejahatan meningkat ,
Masyarakat Indonesia jadi terdesak untuk memperoleh pendapatan dengan cara-cara
kejahatan karena dengan cara yang baik mereka tidak mempunyai modal yaitu ilmu
dan ketermpilan yang cukup.
E.
Kemiskinan
sebagai Masalah Sosial
Menurut sejarah, keadaan kaya dan miskin secara
berdampingan tidak mrupakan maslah sosial sampai saatnya perdagangan berkembang
dengan sangat pesat dan timbulnya nilai-nilai sosial yang baru. Dengan
berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapkan tarf kehidupan
tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat, kemiskinan muncul sebagai masalah
sosial. Pada waktu itu individu sadarakan kedudukan ekonominya, sehingga mereka
mampu untuk mengatakan apakah dirinya kaya atau miskin. Kemiskinan dianggap sebagai
masalah sosial, apabila perbedaan kedudukan ekonomi para warga masyarakat
ditentukan secara tegas.
Pada masyarakat modern yang kompleks, kemiskinan
menjadi masalah sosial karena sikap membenci kemiskinan tersebut. Seseorang
bukan merasa miskin karena kurang makan, pakaian, dan perumahan. Namun karena
harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf hidupnya yang ada. Hal
ini terlihat di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta. Seseorang
dianggap miskin karena tidak memiliki radio, televisi, atau mobil. Sehingga
lama kelamaan benda-benda sekunder tersebut dijadikan ukuran bagi keadaan
sosial ekonomi seseorang, yaitu apakah dia miskin atau kaya. Dengan demikian,
persoalannya mungkin menjadi lain, yaitu tidak adanya pembagian kekayaan yang
merata.
F. Ciri-Ciri Kemiskinan
1. Ketidakmampuan
untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
2. Ketiadaan
jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).
3. Kerentanan
terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal.
4. Ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang dan papan). Ketiadaan akses
terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air
bersih dan transportasi).
5. Ketidakterlibatan
dalam kegiatan sosial masyarakat.
6. Ketiadaan
akses terhadap lapangan kerja dan mata
pencaharian yang berkesinambungan.
7. Ketidakmampuan
dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita korban tindak kekerasan
rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil).
8. Rendahnya
kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan sumber alam.
G.
Pola
Kemiskinan secara Sosiologis di Indonesia
1. Kemiskinan
Struktural. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh
struktur sosial ekonomi yang sedemikian rupa sehingga masyarakat menjadi
bagiannya. Kemiskinan struktural dipahami sebagai kemiskinan yang terjadi
akibat ketidakmerataan sumberdaya karena struktur dan peran seseorang dalam
masyarakat.
2. Kemiskinan
Individu. Kemiskinan individu terjadi karena adanya kekurangan-kekurangan yang
dipandang oleh seseorang mengenai syarat-syarat yang diperlukan untuk mengatasi
dirinya dari lembah kemiskinan.
3. Kemiskinan
Relatif. Kemiskinan relatif merupakan pengertian yang disebut dengan social
economics status atau disingkat dengan SES (biasanya untuk keluarga atau
rumahtangga). Dalam hal ini diadakan perbandingan antara kekayaan materil dari
keluarga atau rukun tetangga di dalam suatu komunitas teritorial.
H. Dimensi Kemiskinan
1. Kemiskinan
konsekuensial. Kemiskinan yang terjadi akibat kejadian-kejadian lain atau
faktor-faktor eksternal diluar si miskin, seperti konflik, bencana alam,
kerusakan lingkungan, dan tingginya jumlah penduduk.
2. Kemiskinan
yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi menghasilkan pemenang dan yang kalah.
Pemenang umumnya adalah negara-negara maju. Sedangkan negara- negara berkembang
seringkali semakin terpinggirkan oleh persaingan dan pasar bebas yang merupakan
prasyarat globalisasi.
3. Kemiskinan
sosial. Kemiskinan yang dialami oleh perempuan, anak-anak, dan kelompok
minoritas.
4. Kemiskinan
yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan subsisten (kemiskinan
akibat rendahnya pembangunan), kemiskinan pedesaan (kemiskinan akibat
peminggiran pedesaan dalam proses pembangunan), kemiskinan perkotaan
(kemiskinan yang disebabkan oleh hakekatdan kecepatan pertumbuhan perkotaan).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Soekanto (1995:406) berpendapat bahwa kemiskinan
diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara
dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Kemiskinan
dapat terjadi karena berbagai hal, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya
tingkat pendidikan
2. Kurangnya
kreativitas individu
3. Tingkat kelahiran
yang tinggi
4. Pengaruh
lingkungan hidup atau tempat tinggal
5. Keturunan
Kemiskinan dapat mengakibatkan berbagai
masalah lain, dengan kata lain kemiskinan menimbulkan dampak yang diatranya
adalah tingginya tingkat kriminalitas, tingkat SDM atau pendidikan masyarakat
miskin yang rendah, dan semakin menurunnya tingkat kesehatan masyarakat miskin.
Masalah kemiskinan adalah masalah kita
bersama. Sebagai masalah sosial, kemiskinan harus segera diatasi. Berikut
adalah beberapa cara untuk mengatasi masalah kemiskinan. Tidak hanya tanggung
jawab pemerintah, masalah kemiskinana juga tanggung jawab kita bersama. Untuk
mengatasi masalah ini, seharusnya pemerintah dan masyarakat saling bekerja
sama.
B. Saran
Dengan adanya kemiskinan, khususnya yang banyak
dialami oleh negara berkembang, termasuk Indonesia banyak aspek yang harus
diperbaiki. Di dalam pembahasan makalah ini, penulis telah memberi contoh cara
untuk mengatasi kemiskinan sebagai masalah sosial. Peran pemerintah sangatlah
penting dalam tujuan untuk mengatasi kemiskinan, namun upaya pemerintah
tidaklah berarti apabila tidak diimbangi oleh etos kerja masyarakat itu
sendiri. Maka kerjasma antara pemerintah dan masyarakat ataupun individu
haruslah terjalin dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Suharto, Eko Ph.D.( 2009), “ Kemiskinan &
Perlindungan Sosial di Indonesia, Menggagas Model Jaminan Sosial Universal
Bidang Kesehatan”,: Bandung
Edi Suharto. Phd. Konsep Kemiskinan dan Strategi
Penanggulangannya.
Sukirno Sadono, Ekonomi Pembangunan, Depok, Lembaga
penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia, 1978.
BPS Provinsi DKI Jakarta. 2009. Jakarta Dalam Angka
2009. Jakarta : BPS Provinsi DKI Jakarta
Post a Comment for "Permasalahan sosial kemiskinan dan moralitas"