Pertanian
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pertanian dalam pengertian yang
luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup
(termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti
sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan
untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek
usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan
(biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar
(hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua
vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Perikanan
memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air).
Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan
alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian
lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi
bagian dalam usaha pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya
adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama
akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya,
pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan
pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan
efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian
intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini
dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha
pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena
pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali
disamakan.
Sisi yang berseberangan dengan
pertanian industrial adalah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).
Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian
organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun
lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan
efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang
lebih rendah daripada pertanian industrial.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
perkembangan sektor pertanian ?
2. Bagaimana
sektor pertanian Indonesia?
3. Bagaimana
program peningkatan sektor pertanian?
4. Bagaimana
program pengembangan sector pertanian?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN
Menurut Kuznets, Sektor pertanian
mengkontribusikan terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional dalam 4
bentuk, yaitu :
1. Kontribusi Produk contohnya : Penyediaan makanan utk pddk,
penyediaan Bahan baku untuk industri manufaktur. contohnya , seperti industri tekstil, barang dari
kulit, makanan dan minuman.
2. Kontribusi Pasar contohnya :Pembentukan pasar domestik untuk
barang industri dan konsumsi.
3. Kontribusi Faktor Produksi menyebabkan Penurunan peranan
pertanian di pembangunan ekonomi, maka terjadi transfer surplus modal dari
sector pertanian ke Sektor lain
4. Kontribusi Devisa : Pertanian sebagai sumber penting bagi
surplus neraca perdagangan (NPI) melalui ekspor produk pertanian dan produk
pertanian yang menggantikan produk impor.
B.
SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
Struktur perekonomian Indonesia
merupakan topik strategis yang sampai sekarang masih menjadi topik sentral
dalam berbagai diskusi di ruang publik. Gagasan mengenai langkah-langkah
perekonomian Indonesia menuju era industrialisasi, dengan mempertimbangkan
usaha mempersempit jurang ketimpangan sosial dan pemberdayaan daerah, sehingga
terjadi pemerataan kesejahteraan kiranya perlu kita evaluasi kembali sesuai
dengan konteks kekinian dan tantangan perekonomian Indonesia di era
globalisasi.
Tantangan perekonomian di era
globalisasi ini masih sama dengan era sebelumnya, yaitu bagaimana subjek dari
perekonomian Indonesia, yaitu penduduk Indonesia sejahtera. Indonesia mempunyai
jumlah penduduk yang sangat besar, sekarang ada 235 juta penduduk yang tersebar
dari Merauke sampai Sabang. Jumlah penduduk yang besar ini menjadi pertimbangan
utama pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia masa
itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.
Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka kita mulai mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor pertanian kita juga semakin kuat.
Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka kita mulai mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor pertanian kita juga semakin kuat.
Seiring dengan transisi
(transformasi) struktural ini sekarang kita menghadapi berbagai permasalahan.
Di sektor pertanian kita mengalami permasalahan dalam meningkatkan jumlah
produksi pangan, terutama di wilayah tradisional pertanian di Jawa dan luar
Jawa. Hal ini karena semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai untuk
bertani. Perkembangan penduduk yang semakin besar membuat kebutuhan lahan untuk
tempat tinggal dan berbagai sarana pendukung kehidupan masyarakat juga
bertambah. Perkembangan industri juga membuat pertanian beririgasi teknis semakin
berkurang.
Selain berkurangya lahan beririgasi
teknis, tingkat produktivitas pertanian per hektare juga relatif stagnan. Salah
satu penyebab dari produktivitas ini adalah karena pasokan air yang mengairi
lahan pertanian juga berkurang. Banyak waduk dan embung serta saluran irigasi
yang ada perlu diperbaiki. Hutan-hutan tropis yang kita miliki juga semakin
berkurang, ditambah lagi dengan siklus cuaca El Nino-La Nina karena pengaruh
pemanasan global semakin mengurangi pasokan air yang dialirkan dari pegunungan
ke lahan pertanian.
Sesuai dengan permasalahan aktual
yang kita hadapi masa kini, kita akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan pangan di dalam negeri. Di kemudian hari kita mungkin saja akan
semakin bergantung dengan impor pangan dari luar negeri. Impor memang dapat
menjadi alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, terutama karena
semakin murahnya produk pertanian, seperti beras yang diproduksi oleh Vietnam
dan Thailand. Namun, kita juga perlu mencermati bagaimana arah ke depan struktur
perekonomian Indonesia, dan bagaimana struktur tenaga kerja yang akan terbentuk
berdasarkan arah masa depan struktur perekonomian Indonesia.
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76 persen (BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen, dan industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai 2008 untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36 persen, dan industri pengolahan 1,6 persen. Sedangkan pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor kemasyarakatan, sosial dan jasa pribadi 2,88 persen dan konstruksi 2,74 persen. Berdasarkan data ini, sektor pertanian memang hanya memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang pertumbuhannya paling tinggi.
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76 persen (BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen, dan industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai 2008 untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36 persen, dan industri pengolahan 1,6 persen. Sedangkan pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor kemasyarakatan, sosial dan jasa pribadi 2,88 persen dan konstruksi 2,74 persen. Berdasarkan data ini, sektor pertanian memang hanya memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang pertumbuhannya paling tinggi.
Data ini juga menunjukkan peran
penting dari sektor pertanian sebagai sektor tempat mayoritas tenaga kerja
Indonesia memperoleh penghasilan untuk hidup. Sesuai dengan permasalahan di
sektor pertanian yang sudah disampaikan di atas, maka kita mempunyai dua
strategi yang dapat dilaksanakan untuk pembukaan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat Indonesia di masa depan.
Strategi pertama adalah melakukan
revitalisasi berbagai sarana pendukung sektor pertanian, dan pembukaan lahan
baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat
Indonesia. Keberpihakan bagi sektor pertanian, seperti ketersediaan pupuk dan
sumber daya yang memberikan konsultasi bagi petani dalam meningkatkan
produktivitasnya, perlu dioptimalkan kinerjanya. Keberpihakan ini adalah
insentif bagi petani untuk tetap mempertahankan usahanya dalam pertanian.
Karena tanpa keberpihakan ini akan semakin banyak tenaga kerja dan lahan yang
akan beralih ke sektor-sektor lain yang insentifnya lebih menarik.
Strategi kedua adalah dengan
mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi sektor lain yang akan
menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Sektor ini juga merupakan sektor
yang jumlah tenaga kerjanya banyak, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan
restoran serta industri pengolahan. Sarana pendukung seperti jalan, pelabuhan,
listrik adalah sarana utama yang dapat mengakselerasi pertumbuhan di sektor
ini.
Tantangan perekonomian di era
globalisasi ini masih sama dengan era sebelumnya, yaitu bagaimana subjek dari
perekonomian Indonesia, yaitu penduduk Indonesia sejahtera. Indonesia mempunyai
jumlah penduduk yang sangat besar, sekarang ada 235 juta penduduk yang tersebar
dari Merauke sampai Sabang. Jumlah penduduk yang besar ini menjadi pertimbangan
utama pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia masa
itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.
C.
PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk
memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang
dilakukan dalam program ini meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri,
antara lain melalui pengamanan lahan sawah di daerah irigasi, peningkatan mutu
intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas
kelembagaan pangan dan peningkatan infrastruktur perdesaan yang mendukung
sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui
optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian untuk pasca panen dan
pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan
hewani, buah dan sayuran, perekayasaan sosial terhadap pola konsumsi masyarakat
menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan peningkatan minat
dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5.
Pencegahan dan
penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada
keluarga miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan,
dan pengembangan sistem antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.
D.
PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBINIS
Program ini bertujuan untuk
memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis yang mencakup usaha di bidang
agribisnis hulu, on farm, hilir dan usaha jasa pendukungnya. Kegiatan pokok
yang akan dilakukan dalam program ini meliputi:
1. Pengembangan diversifikasi usahatani, melalui pengembangan
usahatani dengan komoditas bernilai tinggi dan pengembangan kegiatan off-farm
untuk meningkatkan pendapatan dan nilai tambah;
2. Peningkatan nilai tambah produk pertanian dan perikanan
melalui peningkatan penanganan pasca panen, mutu, pengolahan hasil dan
pemasaran dan pengembangan agroindustri di perdesaan;
3. Pengembangan dan rehabilitasi infrastruktur pertanian dan
perdesaan, melalui perbaikan jaringan irigasi dan jalan usahatani, serta
infrastruktur perdesaan lainnya;
4. Peningkatan akses terhadap sumberdaya produktif, terutama
permodalan;
5. Pengurangan hambatan perdagangan antar wilayah dan
perlindungan dari sistem perdagangan dunia yang tidak adil;
6. Peningkatan iptek pertanian dan pengembangan riset pertanian
melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat dan spesifik lokasi yang
ramah lingkungan; dan
7. Pengembangan lembaga keuangan perdesaan dan sistem pendanaan
yang layak bagi usaha pertanian, antara lain melalui pengembangan dan penguatan
lembaga keuangan mikro/perdesaan, insentif permodalan dan pengembangan
pola-pola pembiayaan yang layak dan sesuai bagi usaha pertanian.
E.
PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI
Program ini bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas dan daya saing masyarakat pertanian, terutama petani
yang tidak dapat menjangkau akses terhadap sumberdaya usaha pertanian. Kegiatan
pokok yang akan dilakukan dalam program ini adalah:
1. Revitalisasi sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan
kehutanan yang secara intensif perlu dikoordinasikan dengan pemerintah daerah
baik propinsi maupun kabupaten;
2. Penumbuhan dan penguatan lembaga pertanian dan perdesaan
untuk meningkatkan posisi tawar petani dan nelayan;
3. Penyederhanaan mekanisme dukungan kepada petani dan
pengurangan hambatan usaha pertanian;
4. Pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia pertanian (a.l.
petani, nelayan, penyuluh dan aparat pembina);
5. Perlindungan terhadap petani dari persaingan usaha yang tidak
sehat dan perdagangan yang tidak adil; dan
6. Pengembangan upaya pengentasan kemiskinan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kondisi yang terjadi di Indonesia , saat ini yaitu :
§ Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan kita
sendiri, relatif telah dan sedang menurun dengan sangat besar.
§ Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan "Rawan Pangan"
bukan karena tidak adanya pangan, tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia
sudah tergantung dari Supply Luar Negeri, dan ketergantungannya semakin besar.
§ Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan Indonesia memiliki
kemandirian di bidang pangan.
B. SARAN
Saran untuk meningkatkan Sektor Pertanian di Indonesia,
diantaranya :
§ Negara perlu merumuskan politik dan kebijakan paertanian yang
jelas.
§ Meminimalisir dan menghentikan praktek konversi lahan
pertanian produktif dan dilakukan reforma agraria.
§ Meningkatkan luas lahan pertanian oleh petani.
§ Mengoptimalkan lahn tidur yang di kuasai oleh negara untuk
kegiatan pertanian produktif.
§ Meningkatkan nilai tukar petani
§ Membangun Agro-Industri berbasis masyarakat di tngkat
perdesaan.
§ Membuat regulasi mengenai upah buruh tani.
§
Peningkatkan
teknologi pertanian tepat guna.
DAFTAR PUSTAKA
Dinamika,
Yayasan Pendidikan 1990, Usaha
Berwiraswasta I
Hanafi,
Zulfida Imam, S.Pt ,ddk 1990, Penanganan
Hasil dan Limbah Ternak Unggas Jakarta : CV. AMISSCO
Arnett,
Ross H. 1981 , Jr. and Richard L. Jacques , Jr. Guede to Insects New York :
Simon and Schuster
Post a Comment for "Pertanian"