Prinsip dasar masyarakat
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti
hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius
yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata
sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya
mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. Masyarakat
sering dikenal dengan istilah society yang berarti sekumpulan orang
yang membentuk sistem, yang terjadi komunikasi didalam kelompok tersebut.
Menurut Wikipedia, kata Masyarakat sendiri diambil dari bahasa arab, Musyarak.
Masyarakat juga bisa diartikan sekelompok orang yang saling berhubungan dan
kemudian membentuk kelompok yang lebih besar. Biasanya masyarakat sering
diartikan sekelompok orang yang hidupa dalam satu wilayah dan hidup teratur
oleh adat didalamnya.
Dari latar belakang ini
penulis memilih judul makalah “Prinsip Dasar Masyarakat”. Penyebab penulis
memilih judul tersebut adalah untuk mengetahui pengertian masyarakat, proses
terbentuknya masyarakat, ciri-ciri
masyakat, dan tipe-tipe masyarakat. Sebagai anggota masyarakat sepatutnya kita
mengetahui bagaimana prinsip dasar masyarakat demi terciptanya kehidupan yang
rukun dan damai dalam masyarakat yang berbeda-beda.
Dengan memahami satu sama lain
tentu tidak akan terjadinya percekcokan. Masyarakat adalah sebagai kesatuan
sosial. Dimana dari individu-individu bersatu menjadi kelompok masyarakat yang
saling berinteraksi dalam menjalani kehidupan. Masyarakat awal mulanya
terbentuk dari masyarakat kecil yang artinya sekumpulan orang. Misalnya sebuah
keluarga yang dipimpin oleh kepala keluarga, kemudian dari kelompok keluarga
akan membentuk sebuah RT dan RW hingga akhirnya membentuk sebuah dusun. Dusun
pun akan membentuk Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, Hingga akhirnya
negara.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa itu arti masyarakat?
2.
Apa ciri-ciri
masyarakat?
3.
Bagaimana tipe-tipe
masyarakat?
4.
Bagaimana proses
terbentuknya masyarakat?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui arti
masyarakat
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri
masyarakat
3.
Untuk mengetahui
tipe-tipe masyarakat
4.
Untuk mengetahui proses
terbentuknya masyarakat
BAB I
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
MASYARAKAT
1.
Kontjaraningrat
(1990)
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,
atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu
dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
2.
Soerdjono
Soekanto (1982)
Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk pada bagian
masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan
batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih
besar dari anggota-anggotanya, dibandingkan dengan penduduk di luar batas
wilayahnya.
3.
Mac
Iaver (1957)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami
territorial tertentu dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung, adanya
pembagian kerja dan kebudayaan bersama.
4.
Linton
(1936)
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup
lama hidup dan bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir
tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
B.
CIRI-CIRI
MASYARAKAT
Dari
berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat itu
memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1.
Interaksi
diantara sesama anggota masyarakat
Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan
hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar perseorangan, antar
kelompok-kelompok maupun antara perseorangan dengan kelompok, untuk terjadinya
interaksi sosial harus memiliki dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
2.
Menempati
wilayah dengan batas-batas tertentu
Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu
menurut suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya, baik dalam
ruang lingkup yang kecil RT/RW, Desa Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi,
dan bahkan Negara
3.
Saling
tergantung satu dengan lainnya
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu
saling tergantung satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai keterampilan sesuai dengan kemampuan dan
profesi masing-masing. Mereka hidup saling melengkapi, saling memenuhi agar
tetap berhasil dalam kehidupannya.
4.
Memiliki
adat istiadat tertentu/kebudayaan
Adat istiadat
dan kebudayaan diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat, yang
mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara berinteraksi antara
kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, apakah itu dalam perkawinan,
kesenian, mata pencaharian, sistem kekerabatan dan sebagainya.
5.
Memiliki
identitas bersama
Suatu kelompok
masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali oleh anggota masyarakat
lainnya, hal ini penting untuk menopang kehidupan dalam bermasyarakat yang
lebih luas. Identitas
kelompok dapat berupa lamang-lambang bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu
dari perumahan, benda-benda tertentu seperti alat pertanian, mata uang, senjata
tajam, kepercayaan dan sebagainya.
C.
TIPE-TIPE
MASYARAKAT
Menurut
Gilin and Gilin lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Dilihat
dari sudut perkembangannya:
1.
Cresive
Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan
lembaga-lembaga yang secara tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat
masyarakat, misalnya yang menyangkut: hak milik, perkawinan, agama dan
sebagainya.
2.
Enacted
Institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi
tujuan tertentu, misalnya yang menyangkut: lembaga utang-piutang, lembaga
perdagangan, pertanian, pendidikan yang kesemuanya berakar kepada
kebiasaan-kebiasaan tersebut disistematisasi, yang kemudian dituangkan ke dalam
lembaga-lembaga yang disyahkan oleh negara.
Dari sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat
1.
Basic
institution
Lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara
dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, diantaranya keluarga,
sekolah-sekolah yang dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.
2.
Subsidiary
institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap
kurang penting, karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja. Misalnya
pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/wisuda bersama dan sebagainya.
Dari sudut pandang masyarakat
1.
Approved atau social sanctioned
institution
Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti
sekolah, perusahaan, koperasi dan sebagainya.
2.
Unsanctioned
institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh
masyarakat, walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya,
misalnya kelompok penjahat, pemeras, pelacur, gelandangan dan pengemis dan
sebagainya.
Dari sudut pandang penyebaran
1.
General
institution
Adalah lembaga
masyarakat didasarkan atas faktor penyebarannya. Misalnya agama karena dikenal hampir
semua masyarakat dunia.
2. Restricted institution
Adalah
lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat tertentu saja, misalnya
Budha banyak dianut oleh Muangthai, Vietnam, Kristen khatolik banyak dianut
oleh masyarakat Italic, Perancis, Islam oleh masyarakat Arab dan sebagainya.
Dari sudut pandang fungsi
1. Operative institution
Adalah
lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau tata cara
yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti
lembaga industri.
2. Regulative institution
Adalah
lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang
tidak menjadi bagian mutlak daripada lembaga itu sendiri, misalnya lembaga
hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.
D.
PROSES
TERBENTUKNYA MASYARAKAT
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang
proses terbenruknya masyarakat sekaligus problem-problem yang ada sebagai
proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser, kita memerlukan beberapa konsep. Konsep-konsep
tersebut sangat perlu untuk menganalisa proses terbentuk dan tergesernya
masyarakat dan kebudayaan serta dalam sebuah penelitian antropologi dan
sosiologi yang disebut dinamik sosial (social dynamic), yaitu
:
a.
Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
1)
Proses
Internalisasi. Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gen-nya untuk
mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi
kepribadiannya. Tetapi wujud dari kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh
berbagai macam stimulasi yang ada di sekitar alam dan lingkungan sosial dan
budayanya. Maka proses
internalisasi yang dimaksud adalah proses panjang sejak seorang individu
dilahirkan sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam
kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan
sepanjang hidupnya.
2)
Proses
Sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan
dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari
masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi
dengan segala macam individu di sekililingnya.
3)
Proses
Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma,
serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi
dalam bahas Indonesia juga berarti “pembudayaan”.
b.
Proses
Evolusi Sosial
Proses evolusi
dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa oleh seorang peneliti
seolah-olah dari dekat secara detail (microscopic), atau dapat juga dipandang
dari jauh hanya dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang besar saja
(macroscopic). Proses evolusi sosial budaya yang dianalisa secara detail akan
membuka mata seorang peneliti untuk berbagai macam proses perubahan yang
terjadi dalam dinamika kehidupan sehari-hari dalam masyarakat di dunia.
c.
Proses
Difusi
Penyebaran
Manusia. Ilmu Paleoantropologi memperkirakan bahwa manusia terjadi di daerah
Sabana tropikal di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah menduduki
hampir seluruh permukaan bumi ini. Hal ini dapat diterangkan dengan dengan
adanya proses pembiakan dan gerka penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai
dengan proses adpatsi fisik dan sosial budaya.
d.
Akulturasi
dan Pembauran atau Asimilasi
Akulturasi
adalah Proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan
asing dengan demikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Asimilasi adalah Proses sosial
yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang
berbeda-beda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang
lama, sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya
yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi
unsur-unsur kebudayaan yang campuran.
e.
Pembauran
atau Inovasi
Inovasi adalah
suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal,
pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan
menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk baru. Proses
inovasi sangat erat kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Dalam suatu
penemuan baru biasanya membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua
tahap khusus yaitu discovery dan invention.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang
lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial.
Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya
mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. Masyarakat
sering dikenal dengan istilah society yang berarti sekumpulan orang
yang membentuk sistem, yang terjadi komunikasi didalam kelompok tersebut.
Menurut Wikipedia, kata Masyarakat
sendiri diambil dari bahasa arab, Musyarak. Masyarakat juga bisa diartikan
sekelompok orang yang saling berhubungan dan kemudian membentuk kelompok yang
lebih besar. Biasanya masyarakat sering diartikan sekelompok orang yang hidupa
dalam satu wilayah dan hidup teratur oleh adat didalamnya.
Masyarakat awal mulanya
terbentuk dari masyarakat kecil yang artinya sekumpulan orang. Misalnya sebuah
keluarga yang dipimpin oleh kepala keluarga, kemudian dari kelompok keluarga
akan membentuk sebuah RT dan RW hingga akhirnya membentuk sebuah dusun. Dusun
pun akan membentuk Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, Hingga akhirnya
negara.
B.
SARAN
Penulis mengharapkan semoga
makalah ini bermanfaat sebagai penambahan pengetahuan bagi pembaca tentang
Prinsip Dasar Masyarakat. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Maka dari itu penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk
masa yang akan datang,
REFERENSI
Adam,
K & Jessica, K (2000). Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial. Edisi I.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Notoatmojo, S (2003). Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta
Post a Comment for "Prinsip dasar masyarakat"