Prinsip diet pada ibu hamil dengan diabetes mellitus
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes
mellitus pada kehamilan dalam istilah kedokteran disebut diabetes mellitus
gestasional. Diabetes mellitus ini mungkin hanya berlangsung selama kehamilan
tetapi dapat juga berlanjut meski sudah tidak hamil lagi. Menurut penelitian sekitar 40-60 persen ibu
yang mengalami diabetes mellitus pada kehamilan dapat berlanjut mengidap
diabetes mellitus setelah persalinan.
Diabetes
mellitus merupakan penyakit yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat.
Diabetes mellitus merupakan keadaan dimana kadar gula dalam darah tinggi
(hyperglikemia) yang sifatnya kronis dan disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal. Diabetes mellitus pada kehamilan tidaklah jarang
ditemukan. Di Indonesia, dengan menggunakan kriteria diagnosis
O’sullivans-mahan dilaporkan prevalensi diabetes mellitus pada kehamilan adalah
sebesar 1,9%-3,6% pada kehamilan umum. Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga
menderita diabetes mellitus, prevalensinya menjadi 5,1%. Diabetes mellitus
perlu diperhatikan karena resiko mobiditas dan mortilitas pada maternal dan
prenatal tinggi. Akan tetapi dengan pengelolaan dan penatalaksanaan yang baik
maka hasilnya dapat menjadi lebih baik. Diabetes mellitus pada kehamilan sering dikenal dengan Diabetes Mellitus
Gestasional (DMG). Gejala utama dari kelainan ini pada umumnya hampir sama
dengan diabetes lainnya, yaitu merasa haus (polydipsi), sering buang air kecil
(polyuri), dan sering merasa lapar (polyfagi). Yang membedakannya adalah
keadaan ini terjadi pada ibu hamil.
Mengkonsumsi makanan padat nutrisi seperti sayuran dan buah-buahan di masa
kehamilan memang sangat penting artinya bagi janin. Bukti penelitian terbaru
pun menunjukkan, kebiasaan para ibu menyantap sayuran menjauhkan bayi mereka
dari ancaman penyakit. Riset para ilmuwan di Sahlgrenska Academy Swiss, yang
dipublikasikan dalam jurnal Pediatric Diabetes menyatakan, ibu hamil yang makan
sayur setiap hari cenderung memiliki anak yang terbebas dari diabetes tipe 1.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah diabetes mellitus gestasional?
2.
Bagaimana metabolisme karbohidrat
pada kehamilan normal?
3.
Bagaimana patofiologi diabetes
mellitus pada kehamilan?
4.
Bagaimana prinsip diet pada ibu
hamil dengan diabetes mellitus?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DIABETES MELLITUS
GESTASIONAL
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan
toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa
membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan
trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan
respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG
asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat
pemeriksaan rutin.
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang
pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap
diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat
dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam post prandial
(pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan
test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa darah sewaktu
melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai dibawah 100 mg% berarti bukan DM dan
bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan
test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar
glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam
pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test toleransi
glukosa oral‑1.
Faktor risiko tinggi yang membutuhkan pemeriksaan penyaring antara lain:
A. Riwayat kebidanan :
1) Riwayat lahir mati
2) Riwayat melahirkan bayi dengan berat
> 4000 gr
3) Adanya riwayat melahirkan prematur
4) Adanya riwayat preeklamsia pada
multipara
5) Polihidramnion
6) Riwayat >3 kali abortus spontan
7) Hipertensi kronik
8) Monilisasi berat yang
berulang
9) Infeksi saluran kemih yang berulang
selama hamil
B. Riwayat Ibu :
1) Adanya riwayat DM pada keluarga
2) Umur > 30 tahun
3) Pernah menderita DMG pada kehamilan
sebelumnya
Pada penderita dengan faktor risiko tinggi seperti di atas, pemeriksaan
penyaring dapat dilakukan lebih awal dilakukan dimulai pada usia kehamilan
18-22 minggu. Jika hasilnya negatif maka pemeriksaan dapat diulang kembali pada
kehamilan 26-30 minggu.
Pembagian diabetes mellitus
pada kehamilan :
1.
DM yang
memamg sudah diketahui sebelumnya dan kemudian menjadi hamil (DM
hamil = DM progestasional). Sebagian besar termasuk golongan IDDM (Insulin
Dependent DM)
2.
DM yang baru
saja ditemukan pada saat kehamilan (DM Gestasional = DMG). Umumnya termasuk
golongan IIDDM (Non Insulin Dependent DM)
DMG sendiri dibagi dua sub
kelompok :
1.
Sebenarnya
sudah mengidap DM sebelumnya, tetapi baru diketahui pada saat hamil (sama
dengan DMH)
2.
Sebelumnya
belum mengidap DM dan baru mengidap DM pada masa kehamilan (Pregnancy-Induced
Diabetes Mellitus). Merupakan DMG sesungguhnya, sesuai dengan definisi lama
WHO 1980
Ke dua sub kelompok ini baru dapat dibedakan setelah dilakukan tes
toleransi glukosa oral (TTGO) ulangan pasca persalinan. Untuk sub kelompok DMH,
hasil TTGO pasca persalinan masih tetap abnormal, sedangkan untuk DMG hasil
akan kembali normal. Menurut O'Sullivan dan Mahan, diagnosis DMG dibagi dalam
dua tahap, yaitu : Test Tantangan Glukosa (Glukosa Challenge Test) dan
Test Toleransi Glukosa Oral. Test tantangan glukosa dilakukan tanpa harus
berpuasa yaitu pada saat ibu hamil berkunjung ke poliklinik diberikan 50 gr
glukosa yang dilarutkan dalam air 1 gelas. Contoh darah vena diambil setelah 1
jam pembebanan. Test ini disebut positif bila kadar glukosa plasma sama dengan
atau lebih dari 140 mg%. Test toleransi glukosa oral dilakukan dengan cara
penderita makan cukup kalori minimal 3 hari sebelum pemeriksaan, kemudian
semalam sebelum hari pemeriksaan harus berpuasa selama 8-12 jam. Setelah
persiapan dalam keadaan berpuasa, contoh darah diambil pada pagi hari dan
penderita diberi beban glukosa 75 gram dalam 200 ml air. Contoh darah
berikutnya diperiksa dua jam setelah beban glukosa. Contoh darah yang diperiksa
adalah plasma vena.
Kriteria diagnosis WHO (1980 dan 1985) sama dengan kriteria diagnosis DM
pada keadaan tidak hamil. Kriteria diagnosis modifikasi WHO-PERKENI (1997)
adalah sebagai berikut:
Diperiksa hanya kadar glukosa
plasma 2 jam pp
Nilai >200 mg/dl : diabetes
mellitus (jika baru diketahui saat hamil, DMG).
Nilai 140-200 mg/dl : toleransi glukosa terganggu (TGT)
Nilai <140 mg/dl : normal
Sesuai anjuran WHO, pada temuan TGT (gala darah 2 jam pp 140-200 mg/dl)
ditangani juga sebagai kasus DMG, sehingga penderita dengan kadar gula yang
lebih rendah (dalam kriteria O'Sullivan) juga termasuk dalam yang ditangan.
B. METABOLISME KARBOHIDRAT PADA KEHAMILAN NORMAL
Pada wanita hamil normal terjadi banyak sekali perubahan hormonal dan
metabolik untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus yang optimal. Pada kehamilan
normal, kadar glukosa plasma ibu menjadi lebih rendah secara bermakna, karena:
1.
Ambilan
glukosa sirkulasi plasenta meningkat
2.
Produksi
glukosa dari hati menurun
3.
Produksi
alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis menurun)
4.
Efektifitas
ekskresi ginjal meningkat
5.
Efek
hormon-hormon gestasional (human plasental lactogen, hormon-hormon
plasenta lainnya, hormon-hormon ovarium, hormon pankreas dan adrenal, growth
factor, dan sebabagainya) Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme
lemak dan asam amino.
C. PATOFIOLOGI DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu
keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi
sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar
insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin
juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan
terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga
janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia,
hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
D. MORBIDITAS DAN MORTALITAS IBU DAN JANIN
PADA DMG
Komplikasi maternal meliputi infeksi saluran kemih, hidramnion dan
hipertensi (kronik/preeklampsia/eklampsia), sedangkan komplikasi fetal
intrauterin adalah risiko abortus spontan, kelainan kongenital (terutama
pertumbuhan sistim syaraf pusat), insufisiensi plasenta (mengakibatkan
hipoksemia kronik), kematian intra uterin, makrosomia dan organomegali.
Komplikasi neonatus pasca persalinan meliputi prematuritas, kematian
perinatall neonatal, trauma lahir, gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia dan hiperbilirubinemia), sindrom gawat napas
neonatus, polisitemia, trombosis vena renalis. Komplikasi pada usia anak atau
dewasa adalah gangguan tumbuh kembang intelektual,obesitas sampai diabetes
mellitus itu sendiri.
E. PRINSIP DIET
PADA IBU HAMIL DENGAN DMG
Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan DMG juga
terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu.
Prinsip penanganan
Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan
lahir lebih dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian
janin memdadak. Berikan insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan
melalui drips. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi
lainnya.Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan baik.
Diet
Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25
kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori
yang lebih mudah. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal
=(TB-100)-10% BB. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang
diperhitungkan dari:
·
Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
·
Kalori kegiatan jasmani 10-30%
·
Kalori untuk kehamilan 300 kalori
Perlu diingat kebutuhan
protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB.
Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai
normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl
dan 2 jam pp dibawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai.
Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah
kapiler. Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM
umumnya, dengan ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari untuk tumbuh
kembang janin selama masa kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.
Pengelolaan DM dalam kehamilan
bertujuan untuk:
·
Mempertahankan
kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl
·
Mempertahankan
kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
·
Mempertahankan
kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
·
Mencegah episode hipoglikemia
·
Mencegah ketonuria/ketoasidosis
deiabetik
·
Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal
dan normal.
Dianjurkan
pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu (ideal setiap hari, jika
mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah). Dianjurkan kontrol sesuai jadwal pemeriksaan
antenatal, semakin dekat dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin
sering. Hb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali .
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan
selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan
berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang
14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5
kg).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG)
didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang
diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu
mendapat insulin atau tidak.
2.
Pada DMG, selain perubahan-perubahan
fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin
menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi
terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
3.
Penanganan DMG yang terutama adalah
diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang
gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah.
B.
SARAN
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik
dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.pdf-finder.com/Patofiologi-Diabetes-Mellitus-Pada
Kehamilan.html. Diakses tgl 13-12-2010 pukul
20:36.
http://www.blogdokter.net/2007/06/25/diabetes-melitus-ii-pada-kehamilan/. Diakses
tgl 13-12-2010 pukul 20:40.
Khan,
Hanifullah. Diabetes Semasa Kehamilan.
2008 : 1-5
London MB,
Gabbe SG. Fetal Surveillance Mellitus
Clinical Obstet Gynecol. 2008 : 535-543.
Sulis,
Sulfiani. Bayi Dari Ibu Dengan Diabetes
Mellitus. 2009 : 4-10.
Prawirhardjo,
S. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka. 2009 : 816-822.
Post a Comment for "Prinsip diet pada ibu hamil dengan diabetes mellitus"