Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Produksi baju


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Produksi pakaian di Indonesia saat ini sudah cukup berkembang dengan cepat, bahkan Indonesia sebagai negara berkembang telah mampu untuk memenuhi permintaan dari pakaian yang datang dari luar negeri. Dari berbagai perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang memproduksi barang jadi berupa pakaian ini, didapat berbagai macam jenis pakaian yang dijual di pasaran saat ini.
Indonesia sendiri sebenarnya memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakatnya dalam hal produksi pakaian. Diantaranya adalah sumber daya manusianya yang memadai, kekayaan alam yang melimpah, dan tempat yang dapat dijadikan usaha pembuatan pakaian itu sendiri. Namun permasalahan utama yang sering dihadapi oleh negara ini adalah masalah pengelolaan dari manajemen perusahaan yang masih kurang professional, terutama untuk bagian pemasaran produksinya. Dibutuhkan keahlian khusus untuk dapat memasarkan sebuah produk, tak terkecuali dengan produk dari pakaian seperti ini.

B.     RUMUSAN MASALAH
C.     TUJUAN




BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PRODUKSI PAKAIAN
Pakaian adalah bahan tekstil dan serat yang digunakan sebagai penutup tubuh. Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selainmakanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat, kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing.
http://pabrikbaju.co.id/wp-content/uploads/2014/06/Produksi-Pakaian.jpg
Pakaian juga meningkatkan keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan penghalang higienis, menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan kuman. Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman. Dalam iklim panas busana menyediakan perlindungan dari terbakar sinar matahari atau berbagai dampak lainnya, sedangkan di iklim dingin sifat insulasi termal umumnya lebih penting.
Pakaian melindungi bagian tubuh yang tidak terlihat. Pakaian bertindak sebagai perlindungan dari unsur-unsur yang merusak, termasuk hujan, salju dan angin atau kondisi cuaca lainnya, serta dari matahari. Pakaian juga mengurangi tingkat risiko selama kegiatan, seperti bekerja atau olahraga. Pakaian kadang-kadang dipakai sebagai perlindungan dari bahaya lingkungan tertentu, sepertiserangga, bahan kimia berbahaya, senjata, dan kontak dengan zat abrasif. Sebaliknya, pakaian dapat melindungi lingkungan dari pemakai pakaian, seperti memakai masker.
Proses produksi merupakan alur atau urutan yang dilakukan oleh sebuah usaha untuk mengolah bahan dasar atau bahan baku menjadi produk baru sesuai rencana. Sedangkan yang dimaksud dengan busana industri adalah busana yang diproduksi oleh garmen  dengan karakteristik sbb :
1.      Diproduksi secara masal atau dalam jumlah yang besar.
2.      Model yang dibuat pada umumnya sama.
3.      Menggunakan ukuran standart (S, M, L, XL) atau dengan menggunakan penomoran seperti No. 16, 17, 18  dan sterusnya. Ada juga yang menggunakan nomor yang menunjukkan umur misalnya untuk pakaian anak No.3 diperuntukkan anak usia 3th.
4.      Pemotongan dilakukan dalam jumlah yang banyak menggunakan mesin potong.
5.      Sistim produksi dilakukan dengan sistim ban berjalan atau disebut dengan sistim borongan.
6.      Pakaian diproduksi berdasarkan pesanan buyer atau menurut pemilik usaha itu sendiri.
7.      Pakaian yang dipesan oleh buyer menggunakan merk buyer tersebut  atau menggunakan merk perusahaan sesuai kesepakatan dengan buyer.

B.     Proses Pembuatan Pakaian di Pabrik Baju
1.      Design / Sketch 
Dalam pembuatan baju, langkah pertama adalah membuat disain atau seketsa. Yang melakukan tugas ini adalah designer. Seorang designer bertugas untuk merancang baju dan menuangkan kreativitasnya ke dalam kertas seketsa. Kemudian seketsa akan dianalisa oleh panel designer. Panel designer akan memilih beberapa design yang terbaik dan kemudian design tersebut akan diproses untuk dibuatkan pola.
2.      Pola Design 
Seseorang yang bertugas untuk membuat pola design akan mengembangkan pola pertama untuk didisain berdasarkan ukuran standar. Proses ini dibuat dengan metode pola drafting dan tujuan pembuatan pola ini adalah untuk menciptakan sampel baju yang kemudian akan di tes uji.

3.      Pembuatan Sampel 
Pola design yang telah jadi, dikirim ke unit penjahit untuk diproses lebih lanjut. Pola tersebut dijahit pada belacu atau kain muslin. Sampel ini dibuat untuk dianalisa antara kesesuaian pola dan design. Setelah sampel dijahit kemudian ditinjau oleh panel designer, pembuat pola, dan penjahit untuk memastikan apakah ada perubahan atau tidak. Atau sampel baju memang sudah siap untuk diproses lebih lanjut.
4.      Produksi Pola Design 
Setelah contoh pola sudah oke! Maka contoh pola tersebut diambil untuk dibuatkan pola produksi. Pola produksi adalah pola yang akan digunakan untuk produksi pakaian yang lebih banyak. Pattern maker membuat pola pada kertas pembuatan pola standar yang terdiri dari berbagai kelas. Komponen paling penting, pola kertas tisu yang terbuat dari kertas teringan dan tertipis yang bisa didapatkan ditempat umum (toko kain).
Pola baju dapat dibuat dengan 2 cara : cara manual dan CAD/CAM. Sekarang ini banyak pabrik baju yang mengembangkan metode CAD/CAM karena kemudahannya dalam merancang pola dibandingkan dengan cara manual. Selain itu juga banyak pembeli yang lebih memilih pabrik baju yang menggunakan medote CAD/CAM. Salah satu kelebihan pola produksi yang dibuat dengan metode CAD/CAM adalah dapat disimpan dengan mudah dan Anda juga dapat memodifikasi setiap kali Anda menginginkannya.

5.      Grading 
Tujuan dari grading adalah untuk menciptakan pola dalam ukuran standar yang berbeda yaitu besar, sedang dan kecil atau ukuran standar lainnya (10, 12, 14, 16 dan seterusnya). Pada umumnya kita dapat menemukan pakaian yang sudah jadi dengan ukuran S, M, L, XL, dan XXL.

6.      Marker Making 
Marker making bertugas menentukan seberapa panjang dan lebar (dalam yard) kain yang dibutuhkan untuk setiap design. Computer software dapat membantu tim pengukur membuat tata letak kain yang pas sehingga kain dapat digunakan secara efisien. Pengukuran dibuat sesuai dengan pola-pola yang melekat pada kain. Anda dapat melekatkan pola pada kain dengan bantuan staples. seletah proses ini, maka tim pengukur akan mengetahui seberapa banyak kain yang akan dipesan.

7.      Cutting 
Kain yang telah dipesan kemudian dipotong dengan bantuan mesin potong (cutting machine) yang disesuaikan dengan jenis kainnya. Atau Anda juga dapat menggunakan mesin komputerisasi yang menggunakan sinar laser untuk memotong kain dengan bentuk yang diinginkan.

8.      Sorting/ Bundling 
Tim pernyortir menyortir pola sesuai dengan ukuran dan designnya dan kemudian tumpukan kain itu dibuat bundle. Pada proses ini membutuhkan ketelitian karena ketika kain dikumpulkan dalam bundle tapi ukuranya tidak sama, maka dapat membuat masalah yang lebih parah.

9.      Sewing / Assembling 
Proses selanjutnya adalah penjahitan. Pabrik baju yang sudah besar, memilih untuk memiliki unit penjahitnya sendiri dari pada memberikan proyek penjahitan ini kepada kontraktor. Salah satu alasannya adalah karena proses penjahitan bisa langsung dikontrol oleh pabrik itu sendiri agar dapat mengurangi “produk gagal”. Pada proses ini akan ada begitu banyak operator yang mengendalikan mesin jahit. Sebagai contoh operator A akan menjahit khusus bagian lengan, kemudian operator B akan menjahit khusus bagian kerah bajunya saja dan sebagainya. Yang pada akhirnya bagian-bagian baju tersebut dijahit hingga terbentuklah sebuah baju lengkap.

10.  Inspeksi
Setelah proses penjahitan selesai, proses selanjutnya adalah inspeksi. Dalam proses ini hasil jahitan akan diseleksi oleh quality control. Jahitan yang terbuka, teknik jahit yang salah, benang yang tidak cocok, dan benang yang kusut dapat mempengaruhi kualitas produk. Oleh sebab itu sebelum diedarkan baju akan diseleksi terlebih dahulu.


11.  Pressing / Finishing 
Pada proses ini, beberapa operator akan menggerakan mesin strika untuk merapihkan pakaian yang mengkerut sehingga pakaian akan terlihat lebih rapih.

12.  Inspeksi Akhir 
Pada sesi ini, pakaian akan diseleksi untuk yang terakhir kalinya. Bagi industri tekstil dan pakaian, kualitas produk benar-benar diperhatikan. Mereka tidak akan membiarkan salah satu produk mereka yang sudah diedarkan terlihat “gagal”, misal warna luntur, jahitan terbuka, kancing baju lepas, bahkan kain robek. Karena hal ini akan mempengaruhi image pabrik mereka sendiri.

13.  Packing
Packing adalah proses terakhir dimana semua produk di-packing sesuai dengan ukuran, design, dan warna yang kemudian akan didistribusikan ke toko-toko baju.

C.    PROSES PEMASARAN
Strategi pemasaran bisnis pakaian yang bisa Anda coba praktekkan:
1.      Menampilkan aneka fashion terbaru
Strategi pemasaran bisnis pakaian yang pertama adalah mengedepankan kualitas produk dagangan. Jangan membiarkan model-model pakaian di toko Anda kuno, ganti lah dengan model-model terbaru yang sedang menjadi trend. Cara ini memang sedikit rumit, namun bisa disiasati jika Anda memiliki link koneksi yang baik dengan para pihak grosiran atau sering berbelanja ke pusat-pusat bisnis pakaian murah. Umumnya orang akan tertarik berkunjung ke sebuah toko pakaian adalah karena aneka model dan trend fashion terbaru yang ditemukan pelanggan pada toko Anda. Jika modelnya sudah cukup lama dan ketinggalan zaman, maka konsumen umumnya tidak tertarik bahkan merasa bosan mengunjungi toko pakaian Anda.

2.      Menyajikan diskon
Strategi pemasaran bisnis pakaian selanjutnya adalah dengan memanfaatkan layanan diskon. Diskon biasanya dapat dijadikan alat untuk menarik konsumen berbelanja produk, terlebih jika Anda mampu menyajikan tawaran diskon yang besar untuk produk-produk yang paling diminati konsumen. Diskon bisa Anda sajikan pada momen-momen tertentu, misalnya lebaran, liburan sekolah, tahun baru atau natal dan sebagainya, momen-momen yang tepat saat orang membutuhkan berbagai jenis pakaian.

3.      Promosi online
Strategi pemasaran bisnis pakaian yang saat ini banyak dilakukan orang adalah dengan memanfaatkan layanan internet. Toko online pakaian saat ini telah cukup banyak kita temukan di internet. Jualan secara online memang mudah dan simpel dilakukan, asalkan Anda dapat memastikan kejujuran dan kejelasan dari konsumen yang memesan produk usaha Anda. Beberapa strategi pemasaran bisnis pakaian di atas perlu dikombinasikan untuk mendapatkan hasil penjualan produk yang lebih maksimal. Bagaimana pun jaminan kualitas produk akan membuat para pelanggan betah dan nyaman berbelanja di toko pakaian Anda.

D.    Produksi Pakaian Ekspor
Sekarang ini banyak terdapat tempat yang memproduksi pakaian dengan kualitas yang sangat baik dan bahkan sudah dapat menembus pasar ekspor di berbagai negara Eropa dan lain sebagainya. Tentu saja sebagai warga negara Indonesia, kita juga patut bangga dengan adanya usaha seperti ini yang juga akan mendatangkan pendapatan yang lebih bagi negara kita dan juga sebagai ajang dalam mempromosikan negara kita ini ke seluruh dunia. Pakaian yang diekspor tersebut dapat pula membawa kebudayaan kita dan memperkenalkannya kepada negara lain yang mempercayakan produksi pakaiannya kepada negara kita. Misalnya saja pakaian batik, maka kita juga secara tidak langsung memperkenalkan kebudayaan yang ada di negara ini kepada negara lainnya.
Produksi pakaian berkualitas ekspor ini juga akan dapat semakin meningkatkan perekonomian negara kita agar dapat semakin berkembang dan tidak tertinggal dengan negara lainnya. Pakaian yang diproduksi oleh pabrik atau perusahaan yang kita miliki juga tidak kalah kualitasnya jika dibandingkan dengan produk luar negri. Dengan kualitas yang terjamin dan harga murah yang ditawarkan ini, maka bukan tidak mungkin jika nantinya usaha semacam ini akan dapat maju dengan pesat dan juga dapat memenuhi permintaan luar negri dalam hal produksi pakaian. Akan tetapi, hendaknya sebuah tempat seperti ini untuk selalu mengutamakan kualitas dari barang yang diproduksinya tanpa harus mengorbankan kemampuan atau daya beli dari masyarakat sekitar. Berbagai cara dapat dilakukan demi tercapainya sebuah pakaian dengan harga yang terjangkau namun memiliki kualitas yang baik.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pakaian juga meningkatkan keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan penghalang higienis, menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan kuman. Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman. Dalam iklim panas busana menyediakan perlindungan dari terbakar sinar matahari atau berbagai dampak lainnya, sedangkan di iklim dingin sifat insulasi termal umumnya lebih penting.
Pakaian melindungi bagian tubuh yang tidak terlihat. Pakaian bertindak sebagai perlindungan dari unsur-unsur yang merusak, termasuk hujan, salju dan angin atau kondisi cuaca lainnya, serta dari matahari. Pakaian juga mengurangi tingkat risiko selama kegiatan, seperti bekerja atau olahraga. Pakaian kadang-kadang dipakai sebagai perlindungan dari bahaya lingkungan tertentu, sepertiserangga, bahan kimia berbahaya, senjata, dan kontak dengan zat abrasif. Sebaliknya, pakaian dapat melindungi lingkungan dari pemakai pakaian, seperti memakai masker.

B.     SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA
http://hervinaputri.blogspot.co.id/2010/11/makalah-proses-pembuatan.html

Post a Comment for "Produksi baju"