Probabilitas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan dengan beberapa pilihan yang harus
kita tentukan memilih yang mana. Biasanya kita dihadapkan dengan
kemungkinan-kemungkinan suatu kejadian yang mungkin terjadi dan kita harus
pintar-pintar mengambil sikap jika menemukan keadaan seperti ini, misalkan saja
pada saat kita ingin bepergian, kita melihat langit terlihat mendung. Dalam
keadaaan ini kita dihadapkan antara 2 permasalahan, yaitu kemungkinan
terjadinya hujan serta kemungkinan langit hanya mendung saja dan tidak akan
turunnya hujan. Statistic yang membantu permasalahan dalam hal ini adalah
probabilitas.
Probabilitas
didifinisikan sebagai peluang atau
kemungkinan suatu kejadian, suatu ukuran tentang kemungkinan atau derajat
ketidakpastian suatu peristiwa (event) yang akan terjadi di masa mendatang.
Rentangan probabilitas antara 0 sampai dengan 1. Jika kita mengatakan
probabilitas sebuah peristiwa adalah 0, maka peristiwa tersebut tidak mungkin
terjadi. Dan jika kita mengatakan bahwa probabilitas sebuah peristiwa adalah 1
maka peristiwa tersebut pasti terjadi. Serta jumlah antara peluang suatu
kejadian yang mungkin terjadi dan peluang suatu kejadian yang mungkin tidak
terjadi adalah satu, jika kejadian tersebut hanya memiliki 2 kemungkinan
kejadian yang mungkin akan terjadi.
Probabilitas
adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa. Dalam kehidupan
sehari-hari sulit untuk mengetahui dengan “pasti” apa yang akan terjadi pada
waktu yang akan datang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sebuah
contoh sederhana adalah jika sebuah koin dilempar, maka akan sulit untuk
memastikan bahwa muka gambar atau muka angka yang berada di atas. Jika terkait
dengan suatu perusahaan, maka akan sulit untuk memprediksikan apakah tahun
depan akan mengalami keuntungan atau kerugian. Jika terkait dengan suatu ujian,
juga akan sulit untuk memastikan apakah lulus atau gagal dan lain sebagainya.
Semua peristiwa tersebut berada dalam “ketidakpastian” atau Uncertainty. Dengan
demikian, probabilitas atau peluang merupakan “derajat kepastian” untuk
terjadinya suatu peristiwa yang diukur dengan angka pecahan antara nol sampai
dengan satu, dimana peristiwa tersebut terjadi secara acak atau random.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian kejadian dan
ruang sampel?
2.
Apakah permutasi dan kombinasi?
3.
Apakah peluas bebas dan peluang
bersyarat?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Probabilitas
Istilah peluang tak
lepas dari adanya suatu peristiwa sebelumnya atau adanya suatu percobaan. Seperti
pernyataan-pernyataan berikut:
‘’Saya punya peluang setengahnya mendapatkan
bilangan ganjil dalam lantunan sebuah dadu”
“Garry Kasparov mungkin memenangkan catur
melawan Anatoly Karpov”
Dari dua pernyataan
tersebut semua hasilnya masih diragukan, tetapi menurut pola percobaan atau
pengalaman sebelumnya, kita mempunyai derajat keyakinan mengenai kebenaran dua
pernyataan tersebut. Dalam pembahasan teori peluang untuk siswa SMP atau SMA
ini , istilah peluang dapat diartikan kemungkinan terjadinya suatu kejadian
dari suatu percobaan terhingga.
Kemungkinan terjadinya
suatu kejadian sebagai hasil dari suatu percobaan dinilai dengan menggunakan
sekumpulan bilangan real dari 0 sampai dengan 1. Untuk kejadian
yang kecil sekali kemungkinannya terjadi atau tidak mungkin terjadi diberi
nilai 0 atau peluangnya nol, sedangkan untuk kejadian yang
kemungkinannya besar terjadi diberi nilai 1 atau peluangnya 1. Peluang suatu
kejadian bernilai 0 disebut suatu kemustahilan, sedangkan peluang suatu
kejadian bernilai 1 disebut suatu kepastian.
Contoh 1
Percobaan
: Melempar dadu bersisi enam
Hasil
yang mungkin : muncul mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, atau 6
Contoh 2
Percobaan
: Melempar sebuah mata uang logam
Hasil
yang mungkin : muncul Gambar atau Angka
Dari Contoh 1 , pada percobaan melempar
dadu bersisi enam mata dadu 1, atau 2, atau 3, atau 4, atau 5, atau
6 disebut titik sampel.
Kumpulan semua titik sampel
disebut Ruang Sampel (S) atau semua hasil yang mungkin.
Jika A adalah
himpunan bagian dari Ruang Sampel (S) , maka A
disebut Kejadian atau disebut juga hasil yang dimaksud
(diharapkan).
Untuk setiap titik
sampel pada ruang sampel dikaitkan dengan suatu peluang sedemikian rupa
sehingga jumlah semua bobotnya sama dengan 1. Untuk menentukan
peluang suatu kejadian A, semua bobot titik sampel
dalam A dijumlahkan.
Jumlah ini dinamakan peluang
A ditulis P(A) .
Dengan demikian kisaran nilai
peluang kejadian A atau P(A) mulai dari 0 s.d.
1 atau 0 ≤ P(A) ≤ 1.
B. Permutasi Dan Kombinasi
Pembicaraan mengenai permutasi dan kombinasi selalu berkaitan dengan
prinsip dasar membilang dan faktorial.
Prinsip Dasar Membilang :
Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam n1 cara,
kejadian kedua dalam n2 cara, demikian seterusnnya, sampai
kejadian k dalam nk cara, maka keseluruhan kejadian dapat
terjadi dalam : n1 x n2 x …x nk cara
Contoh :
Seorang pengusaha ingin bepergian dari Jakarta ke Ujungpandang melalui
Surabaya. Jika Jakarta – Surabaya dapat dilalui dengan tiga cara dan Surabaya –
Ujungpandang dapat dilalui dengan dua cara, ada berapa cara pengusaha tersebut
dapat tiba di Ujungpandang melalui Surabaya?
Penyelesaian :
misalkan : dari Jakarta ke Surabaya (n1) = 3 cara.
Dari Surabaya ke Ujungpandang (n2) = 2 cara.
Cara pengusaha tersebut dapat tiba di Ujungpandang melalui Surabaya
adalah :
n1 x n2 = 3 x 2 = 6 cara
Faktorial :
Faktorial adalah perkalian semua bilangan bulat positif (bilangan asli)
terurut mulai dari bilangan 1 sampai dengan bilangan bersangkutan atau
sebaliknya.
Faktorial dilambangkan: “!”.
Jika : n = 1,2, …., maka :
n! = n(n – 1)(n – 2) ….x 2 x 1 = n(n –1)!
Contoh :
Tentukan nilai factorial dari bilangan berikut
1.
5!
2.
3! X 2!
3.
6!/4!
Penyelesaian :
1. 5! = 5 x 4 x
3 x 2 x 1 = 120
2. 3! X 2! = 3
x 2 x 1 x 2 x 1 = 12
a.
Permutasi
Permutasi adalah suatu penyusunan atau pengaturan beberapa
objek ke dalam suatu urutan tertentu.
Contoh :
Ada 3 objek, yaitu ABC. Pengaturan objek-objek tersebut
ialah ABC, ACB, BCA, BAC, CAB, CBA yang disebut permutasi. Jadi, permutasi 3
objek menghasilkan enam pengaturan dengan cara yang berbeda.
Rumus-rumus Permutasi :
Permutasi dari m objek seluruhnya tanpa
pengembalian : mPm = m!
Contoh :
Pada suatu tempat terdapat 4 buku matematika yang berbeda.
Buku itu akan disusun pada sebuah rak buku. Berapa cara susunan yang mungkin
dari buku-buku matematika dapat disusun.
Penyelesaian :
Buku-buku matematika dapat disusun dalam :
4P4 = 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara.
Permutasi sebanyak x dari m objek tanpa
pengembalian :
Contoh :
Dari empat calon pimpinan sebuah perusahaan, misalkan A, B,
C, D hendak dipilih seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara. Berapa
cara keempat calon tersebut dipilih?
Penyelesaian:
m = 4 dan x = 3
4P3 =
Permutasi dari m objek dengan pengembalian :
mPx = mx
x ≤ m dan bilangan bulat positif
Contoh :
Tentukan permutasi dari ABC sebanyak 2 unsur dengan
pengembalian unsure yang terpilih!
Penyelesaian :
M = 3 dan x = 2
3P2 = 32 = 9
yaitu : AA, AB, AC, BB, BA, BC, CC, CA, CB
Permutasi dari m objek yang sama :
m!
mPm1, m2, m3, … =
———————–
m1! . m2! . m3! ….
Dengan m1 + m2 + m3 +
….= m
Contoh :
Tentukan permutasi dari kata “TAMAT”
Penyelesaian :
M = 5, m1 = 2, m2 = 2, m3 =
1
5! 5
x 4 x 3 x 2 x 1
5P2, 2, 1 = ————— = ——————– = 30
2! . 2! .
1! 2 x 1 x 2 x 1 x 1
b.
Kombinasi :
Kombinasi adalah suatu penyusunan beberapa objek tanpa
memperhatikan urutan objek tersebut.
Contoh :
Ada 4 objek, yaitu : A, B, C, D. Kombinasi 3 dari objek itu
adalah ABC, ABD, ACD, BCD. Setiap kelompok hanya dibedakan berdasarkan objek
yang diikutsertakan, bukan urutannya. Oleh karena itu :
ABC = ACB = BAC = BCA = CAB = CBA
ABD = ADB = BAD = BDA = DAB = DBA
ACD = CAD = ADC = CDA = DAC = DCA
BCD = BDC = CBD = CDB = DBC = DCB
Rumus-rumus Kombinasi :
Kombinasi x dari m objek yang berbeda :
m!
x³mCx = ————– ;
m
(m – x)!.x!
Contoh :
Dari 5 pemain bulu tangkis, yaitu A, B, C, D, dan E hendak
dipilih dua orang untuk pemain ganda. Berapa banyak pemain ganda yang mungkin
terbentuk?
Penyelesaian :
M = 5 dan x = 2
5!
5C2 = —————- = 10
– 2)! . 2!
C. PELUANG BEBAS
Dua kejadian dikatakan saling bebas (independen) jika terjadinya
kejadian yang satu tidak mempengaruhi kemungkinan terjadinya kejadian yang
lain.
Contoh
·
Ketika melempar koin dua kali, hasil
dari lemparan pertama tidak mempengaruhi hasil dari lemparan kedua.
·
Ketika mengambil dua kartu dari satu
set kartu permainan (52 kartu), kejadian 'mendapatkan raja (K)' pada kartu
pertama dan kejadian 'mendapatkan kartu hitam' pada kartu kedua adalah tidak
saling bebas. Peluang pada kartu kedua berubah setelah kartu yang pertama
diambil. Kedua kejadian di atas akan menjadi saling bebas jika setelah
mengambil kartu yang pertama, kartu tersebut dikembalikan ke set semula
(sehingga set kartu itu lengkap kembali, 52 kartu).
Untuk dua
kejadian saling bebas, A dan B, peluang untuk keduanya terjadi, P(A
dan B), adalah hasil perkalian antara peluang dari masing-masing
kejadian.
P(A dan B) = P(A ∩ B)
= P(A) × P(B)
|
Misalnya,
ketika melempar koin dua kali, peluang mendapat 'kepala' (K) pada lemparan
pertama lalu mendapat 'ekor' (E) pada lemparan kedua adalah
P(K dan E) = P(K)
× P(E)
P(K dan E) = 0.5 × 0.5
P(K dan E) = 0.25
Dua kejadian dikatakan saling terpisah jika
kedua kejadian tersebut tidak dapat terjadi secara bersamaan.
Contoh
·
Ketika melempar sekeping koin,
kejadian 'mendapat kepala' dan kejadian 'mendapat ekor' adalah saling terpisah,
sebab keduanya tidak mungkin terjadi secara bersamaan.
·
Ketika melempar sebuah dadu bermata
6, kejadian 'mendapat 1' dan kejadian 'mendapat 4' adalah saling terpisah,
sebab keduanya tidak mungkin terjadi secara bersamaan. Tetapi kejadian
'mendapat 3' dan kejadian 'mendapat bilangan ganjil' adalah tidak saling
terpisah, sebab keduanya bisa terjadi secara bersamaan. (yaitu ketika
mendapatkan 3, yang juga berarti mendapat bilangan ganjil).
Untuk dua
kejadian saling terpisah, A dan B, peluang salah satu terjadi, P(A
atau B), adalah jumlah dari peluang masing-masing kejadian.
P(A or B) = P(A) + P(B)
|
Misalnya,
ketika memilah bola secara acak dari keranjang yang berisi 3 bola biru, 2 bola
hijau, dan 5 bola merah, peluang mendapat bola biru atau merah adalah
P(Biru atau Merah) = P(Biru)
+ P(Merah)
P(Biru atau Merah) = 3/10
+ 5/10
P(Biru atau Merah) = 8/10
= 0.8
Untuk
kejadian yang tidak saling terpisah peluang terjadinya salah satu atau
keduanya adalah
P(A atau B) = P(A) + P(B)
- P(A ∩ B)
|
dimana P(A
∩ B) adalah peluang kejadianA dan kejadian B
terjadi secara bersamaan. Misalnya, ketika mengambil kartu dari satu set kartu
permainan (52 kartu), peluang mendapat kartu merah atau raja adalah
P(Merah atau Raja) = P(Merah)
+ P(Raja) - P(Merah ∩ Raja)
P(Merah atau Raja) = 26/52
+ 4/52 - 2/52
P(Merah atau Raja) = 28/52
= 7/13
Sebuah kartu
bisa merah, raja, atau keduanya (yaitu raja merah). Jadi kita harus mengurangi
peluang kartu itu adalah raja merah, karena peluang itu sudah termasuk ketika
kita menghitung peluang untuk kartu merah dan peluang untuk kartu raja.
D. Peluang Kejadian Bersyarat
Misalkan A dan B adalah dua kejadian dalam ruang sampel S. Kejadian A dengan syarat B adalah
kejadian munculnya A yang ditentukan oleh persyaratan kejadian B telah muncul.
Kejadian munculnya A dengan syarat B ditulis A|B. Demikian juga sebaliknya, kejadian B dengan syarat A, ditulis B|A
adalah kejadian munculnya B dengan syarat kejadian A telah muncul. Adapun
peluang kejadian bersyarat dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.
Peluang munculnya kejadian A dengan syarat kejadian B telah muncul adalah
P(A|B) = , dengan P(B) > 0
b.
Peluang munculnya kejadian B dengan syarat kejadian A telah muncul adalah
P(B|A) = , dengan P(A) > 0
|
Contoh:
Misalkan ada
dua dadu dilempar secara bersama-sama. Jika jumlah angka yang muncul dalam
kedua dadu adalah 6, tentukan peluangnya bahwa salah satu dadu muncul angka 2.
Penyelesaian:
Misalkan A
adalah kejadian jumlah angka yang muncul dalam kedua dadu adalah 6 dan B adalah
kejadian salah satu dadu muncul angka 2. Maka, anggota-anggota A, B dan A B adalah
sebagai berikut:
A = {(1,5), (2,4), (3,3), (4,2), (5,1)}
B = {(2,1), (2,2), (2,3), (2,4), (2,5), (2,6), (1,2),
(3,2), (4,2), (5,2), (6,2)}
A B = {(2,4),
(4,2)}
Sedangkan untuk ruang sampelnya yaitu S sebagai
berikut:
Dadu 1
Dadu 2
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
1
|
1,1
|
2,1
|
3,1
|
4,1
|
5,1
|
6,1
|
2
|
1,2
|
2,2
|
3,2
|
4,2
|
5,2
|
6,2
|
3
|
1,3
|
2,3
|
3,3
|
4,3
|
5,3
|
6,3
|
4
|
1,4
|
2,4
|
3,4
|
4,4
|
5,4
|
6,4
|
5
|
1,5
|
2,5
|
3,5
|
4,5
|
5,5
|
6,5
|
6
|
1,6
|
2,6
|
3,6
|
4,6
|
5,6
|
6,6
|
Jadi, n(S) = 36
n(A) = 5
n(B) = 11
n(A∩B) = 2
P (A ∩ B) =
P(A) =
Berarti, P (B|A) = = =
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Istilah peluang tak lepas dari adanya
suatu peristiwa sebelumnya atau adanya suatu percobaan. Seperti
pernyataan-pernyataan berikut:
‘’Saya punya peluang setengahnya mendapatkan
bilangan ganjil dalam lantunan sebuah dadu”
“Garry Kasparov mungkin memenangkan catur
melawan Anatoly Karpov”
Dari dua pernyataan tersebut
semua hasilnya masih diragukan, tetapi menurut pola percobaan atau pengalaman
sebelumnya, kita mempunyai derajat keyakinan mengenai kebenaran dua pernyataan
tersebut. Dalam pembahasan teori peluang untuk siswa SMP atau SMA ini , istilah
peluang dapat diartikan kemungkinan terjadinya suatu kejadian dari suatu
percobaan terhingga.
B.
Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah
gunakanlah probabilitas ini untuk keperluan yang baik dan bermanfaat bagi diri
sendiri atau orang banyak. Jangan sekali-kali menjadi musyrik dengan
pengetahuan tentang probabilitas ini. Semua yang akan terjadi atau yang telah
terjadi yakinlah itu semua telahdirencanakan oleh Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Suharyadi, & Purwanto S. K. (2007). Statistika:
Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Mundiri, Drs. Logika. PT Rajagrafindo Persada.
Jakarta, 1994.
Aditya. “Probabilitas”. 14 Maret 2015. http://adtyadjavanet.blogspot.com/2013/11/makalah-probabilitas.html
Anonime. “Peluang (Matematika)”. 14 Maret 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/Peluang_(matematika).
Irwansyah, Budi. “Sejarah Probabilitas”.14 Maret 2015. https://badaiformula.wordpress.com/2010/12/03/sejarah-probabilitas/.
Post a Comment for "Probabilitas"