Promosi minyak sawet
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pemasaran merupakan suatu proses dan
manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai kepada pihak lain. Segala kegiatan yang menyangkut penyampaian
produk atau jasa mulai produsen sampai konsumen dapat dimasukan sebagai bentuk
pemasaran
Sebagian orang menganggap bahwa promosi
dan pemasaran mempunyai pengertian yang sama, padahal sebenarnya promosi hanya
merupakan salah satu bagian dari kegiatan pemasaran. Walaupun promosi sering
dihubungkan dengan penjualan tetapi kenyataannya promosi mempunyai arti yang
lebih luas dari penjualan karena penjualan hanya berhubungan dengan pertukaran
hak milik yang dilakukan oleh tenaga penjual, sedangkan promosi adalah setiap
aktivitas yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi
konsumen untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.
Pada hakikatnya promosi adalah suatu
bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk,
dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahan yang
bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PROMOSI
Promosi meliputi kegiatan perencanaan,
implementasi dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada konsumen
serta sasaran lainya. Promosi merupakan kumpulan aktivitas yang memberitahu
kebaikan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi dapat
dikategorikan sebagai komponen dalam campuran pemasaran yang menekankan teknik
yang berkesan untuk menjual produk.
Menurut Ben M. Enis (1974:378) promosi
diartikan sebagai “…as comunication that inform potential customers of the
existence of product and persuade them that those product have want satisfying
capabilities“. Promosi bisa diartikan sebagai sejenis komunikasi yang memberi
penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa ataupun
sebuah proses membagi ide, informasi atau perasaan audiens.
Menurut Kotler dan Gary A. dalam
Alexander Sindoro (2000), ”Bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan
pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan
untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya.”
Promosi berkaitan dengan metode
komunikasi yang ditujukan kepada pasar yang menjadi target tentang produk yang
tepat yang dijual pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat. Promosi
mencakup penjualan oleh perseorangan, penjualan massal dan promosi penjualan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut
diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah usaha-usaha yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk
yang dihasilkan ataupun untuk menyampaikan berita tentang produk tersebut
dengan jalan mengadakan komunikasi dengan para pendengar yang sifatnya
membujuk. Pada prateknya walaupun pelaksanaan promosi ini umumnya dilakukan
oleh para penjual/produsen, pihak pembeli atau calon pembeli kadang-kadang ada
kalanya secara sadar atau tidak sadar juga telah melakukan promosi, misalnya
bila mereka menginginkan suatu informasi/keterangan mengenai harga, kualitas
dan sebagainya dari pihak penjualan.
B. Tujuan Promosi
1.
Menyebarkan informasi produk
kepada target pasar potensial
2.
Untuk mendapatkan kenaikan
penjualan dan profit
3.
Untuk mendapatkan pelanggan baru
dan menjaga kesetiaan pelanggan
4.
Untuk menjaga kestabilan penjualan
ketika terjadi lesu pasar
5.
Membedakan serta mengunggulkan
produk dibanding produk pesaing
6.
Membentuk citra produk di mata
konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
C.
Minyak goreng
Minyak
goreng adalah minyak yang
berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang
dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan
biasanya digunakan untuk menggoreng makanan.
Minyak goreng dari tumbuhan biasanya dihasilkan dari tanaman seperti kelapa,
biji-bijian, kacang-kacangan, jagung, kedelai,
dan kanola.
Beberapa minyak yang dipakai untuk
menggoreng selain minyak kelapa sawit adalah minyak palm kernel, palm olein, palm stearin,
dan Tallow. Selain itu terdapat juga minyak lain seperti minyak biji anggur, bunga matahari, kedelai,
dan Minyak-minyak ini kurang cocok
apabila digunakan untuk menggoreng namun minyak-minyak ini memiliki kandungan asam lemak yang
tinggi dan biasa digunakan sebagai bahan tambahan pada salad dan
makanan lainnya.
Yang biasa dikenal di masyarakat, minyak
goreng sawit dibagi menjadi 2 (dua) kategori umum, yaitu :
1. Minyak
Curah
2. Minyak
Kemasan
Agar harganya terjangkau masyarakat,
maka minyak goreng yang dalam proses penyaringannya dilakukan hanya sekali dan
dijual dalam bentuk Non Kemasan, maka itulah yang disebut “Minyak Curah”.
Warnanya kuning keruh dan bila terkena
suhu dibawah normal, maka berubah menjadi beku. Apabila proses penyaringannya
dilakukan hingga 3-4 kali penyaringan, maka jadilah minyak yang sangat jernih
dan dikemas dan biasanya dikemas oleh industri besar menjadi “Kemasan dan
Bermerk ” — dan Minyak Kemasan dan bermerk yang sekarang banyak beredar seperti
: Merk minyak goreng Bimoli. Avena, Trofical, Dsb.
PENTING “ yang kami jual adalah minyak goreng
sawit industri dengan kualitas terbaik jernih dan tidak membeku meskipun di
bawah suhu normal “.
Minyak
goreng, di jual dengan berbagai
kemasan :
1. kemasan cup,
2. kemasan jirgen,
3. kemasan bantal
4. kemasan pouch
1. kemasan cup,
2. kemasan jirgen,
3. kemasan bantal
4. kemasan pouch
D.
Pola Pemasaran Produk Kelapa Sawit
Adapun Pola pemasaran produk kelapa
sawit di Indonesia adalah :
1.
Pola pemasaran perkebunan rakyat
Kegiatan
pemasaran pada tingkat perkebunan rakyat ini dipengaruhi oleh keterbatasan
lahan petani yang berkisar antara 1-10 hektar. Produksi yang terbatas
menyebabkan penjualannya sulit dilakukan apabila langsung menjual ke
processor/industri pengolah. Oleh karena itu, para petani harus menjual TBS
melalui pedagang tingkat desa yang dekat dengan lokasi kebun atau melalui
koperasi (KUD) kemudian berlanjut ke pedagang besar hingga ke
processor/industri pengolah.
2.
Pola pemasaran perkebunan besar
negara dan swasta
Pemasaran
produk kelapa sawit dalam bentuk olahan minyak sawit mentah (CPO) dan minyak
inti sawit (PKO) pada perkebunan besar negara dilakukan secara bersama melalui
Kantor Pemasaran Bersama (KPB). Sedangkan untuk perkebunan besar swasta,
pemasaran produk kelapa sawit dilakukan oleh masing-masing perusahaan.
Penjualan langsung kepada eksportir ataupun industri dalam negeri.
Kelapa Sawit di Perdagangan
Internasional
Indonesia adalah negara net-exporter minyak sawit,
tetapi dalam keadaan mendesak Indonesia juga mengimpor minyak sawit. Negara
tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia adalah Eropa Barat, India, Pakistan,
Cina, dan Jepang. Produk yang diekspor adalah minyak olahan tahap awal seperti
RBD palm oil, CPO, dan beberapa produk oleokimia. Secara umum, ekspor minyak
sawit Indonesia 1988-2000 meningkat dengan laju 13,5%/tahun. Impor minyak sawit
umumnya dalam bentuk olein dari Malaysia. Impor ini biasanya terjadi pada waktu
harga dunia tinggi dimana terjadi rush export dari Indonesia. Dalam keadaan
demikian biasanya pemerintah menggunakan mekanisme pajak ekspor untuk menjamin
pasokan dalam negeri yang besarnya pernah mencapai 60%. Perkembangan harga
minyak sawit (CPO) di pasar domestik dan internasional sejak tahun 1988 sampai
dengan 2002 menunjukkan kecenderungan yang menaik. Pergerakan harga minyak
sawit di pasar internasional ditransmisikan ke pasar domestik (border price dan whole
sale price) melalui mekanisme pasar. Secara umum pergerakan harga minyak
sawit domestik searah dengan perkembanga harga minyak sawit di pasar
internasional. Selain itu, harga minyak sawit juga mempunyai fluktuasi musiman.
Hingga saat ini, konsumsi minyak sawit domestik
diperkirakan sekitar 50%-60% dari produksi dan penggunaannya sebagian besar
untuk pangan (80%-85%) sedangkan untuk industri oleokimia relatif masih kecil
(15%-20%). Menurut perkiraan, pertumbuhan konsumsi minyak sawit dalam negeri
adalah sekitar 11,5 %/tahun. Pertumbuhan konsumsi untuk oleopangan adalah 12%,
lebih besar dibandingkan pertumbuhan konsumsi untuk oleokimia (10%). Dengan
perkiraan tersebut, maka neraca minyak kelapa sawit Indonesia dalam lima tahun terakhir
bergerak dari surplus ke arah keseimbangan, identik dengan neraca dunia.
Indonesia saat ini merupakan negara pengekspor minyak sawit kedua terbesar di
dunia setelah Malaysia. Malaysia memegang peranan penting dalam perdagangan
minyak sawit pada akhir tahun 1960-an saat Indonesia dan Nigeria mengalami
stagnasi produksi. Pada tahun 1969 pangsa ekspor minyak sawit Malaysia mencapai
sekitar 43 - 48 persen dari ekspor minyak sawit dunia dan pada tahun 2002
pangsa ekspor Malaysia tumbuh menjadi 57,28 persen. Pada periode yang sama,
pangsa ekspor minyak sawit Indonesia sekitar 20,49 persen, dan 32,64 persen.
Sisanya dikuasai oleh beberapa negara, seperti Papua Nugini dan Pantai Gading.
Amerika Serikat, Belanda dan Pakistan secara tradisional merupakan negara
pengimpor utama minyak sawit. Pada tahun 1969 ketiga Negara mengimpor sekitar
11 persen dari impor minyak sawit dunia. Pada tahun 2002, pangsa impor ketiga
negara meningkat menjadi sekitar 13.35 persen. Perubahan pangsa impor ketiga
negara tersebut terjadi karena adanya peningkatan impor oleh Pakistan yang
cukup nyata. Saat ini ketiga pengimpor minyak sawit tersebut berperan cukup
penting bagi Indonesia. Pada ketiga pasar tersebut, Malaysia merupakan pesaing
utama Indonesia dan umumnya CPO asal Malaysia lebih kompetitif karena antara
lain, mutu yang lebih baik dan adanya kemudahan-kemudahan yang didapat Malaysia
dari negara pengimpor dan tidak diperoleh Indonesia. Namun, perkembangan ekspor
minyak sawit Malaysia diperkirakan akan tertahan oleh adanya keterbatasan
sumber daya lahan dan tingginya tingkat upah pekerja. Sedangkan Indonesia masih
mempunyai potensi untuk berkembang karena dukungan biaya produksi murah dan
lahan potensial yang masih tersedia. Namun Indonesia juga menghadapi kendala
dalam pengembangan ekspor karena tingkat konsumsi domestik tinggi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Minyak
goreng umumnya berasal dari minyak kelapa sawit.
Minyak kelapa dapat digunakan untuk menggoreng karena struktur minyaknya yang
memiliki ikatan rangkap sehingga
minyaknya termasuk lemak tak
jenuh yang sifatnya stabil. Yang biasa dikenal di masyarakat, minyak goreng
sawit dibagi menjadi 2 (dua) kategori umum, yaitu :
1. Minyak Curah
2. Minyak Kemasan
Minyak goreng
itu pada dasarnya memang tidak mengandung kolesterol, karena berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Jadi, jika ada yang mengklaim bahwa minyak goreng ini masih
mengandung kolesterol, tentulah itu adalah suatu kesalahan. Dan, jika ada yang
mengatakan bahwa minyak goreng jenis ini atau merek itu sangat dijamin
bebas kolesterol, bahkan mampu menurunkan kolesterol dalam tubuh. Tentu kita
harus lihat dahulu minyak goreng yang dimaksud. Ingat, semua minyak goreng yang
dipasarkan umumnya berasal dari kelapa atau kelapa sawit. Itu berarti sumber
bahan alamnya sama, dari tumbuh-tumbuhan. Yang membedakan antara jenis minyak
goreng yang satu dengan yang lainnya adalah mungkin dalam proses produksi, zat
atau reaksi fisik/kimia yang terjadi, dan parameter hasil akhirnya.
B. Saran
Dengan situasi dan kondisi yang ada
seperti ini, maka penting untuk manusia untuk mulai menjaga kesehatannya.
Dengan memilih untuk memakai minyak goreng yang mengandung *Mengandung Omega 3 & Omega 9,non
kolestrol,penyaringan dua kali,mengandung vitamin,serta memilki enegi yang
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
http://berrydhiya.blogspot.co.id/2012/06/pemasaran-cpo.html
http://eqkawamasi.blogspot.co.id/2012/09/perencanaan-marketingproduk-minyak.html
Buku Manajemen Pemasaran, Hargo Utomo, Penerbit
Gunadarma, 2005
Menghubungkan dengan Pelanggan oleh Gilbert D.
Harrell 1996
Djojohadikusumo, sumitro. 1991 perkembangan
pemikiran ekonomi.Jakarta : yayasan obor Indonesia
Post a Comment for "Promosi minyak sawet"