Saudara Tua Jepang
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Datangnya Jepang yang mengaku sebagai saudara
tua bangsa Indonesia pada masa Perang Dunia Ke-2 membawa dampak yang sangat signifikan terhadap prosesi dan langkah-langkah menuju kemerdekaan.
Jepang yang saat itu datang ke Indonesia, telah diramalkan kedatangannya pada kitab Jangka Jayabaya yang sangat terkenal itu. Sehingga kedatangan mereka membawa
angin
segar yang berhembus
menyejukkan. Akan tetapi, lambat laun teriring dengan kekalahan-kekalahan yang
dialami Jepang, angin segar tersebut tiba-tiba
menghilang. Tergantikan oleh
badai dan topan yang
menghantam batin dan fisik rakyat
Indonesia.
Mengakibatkan kekecewaan di hati
rakyat. Romusha, Jugun Ianfu
dan penyerahan paksa hasil bumi rakyat adalah
sekian dari banyaknya kekejaman tentara
Jepang di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang
akan dibahas pada karya tulis ini yakni sebagai berikut:
1.
Mengapa
Jepang disebut sebagai
Saudara Tua?
2.
Mengapa
Jepang disebut kawan
bagi
bangsa sesama Asia Timur
lainnya?
3.
Apa saja
kekejaman
bangsa Jepang pada Perang
Dunia II pada bangsa Asia?
4.
Apa
saja kekejaman yang dilakukan oleh tentara Jepang terhadap rakyat Indonesia?
5.
Sebagai
lawan, bagaimana mulanya bangsa Jepang bisa berkedok sebagai
kawan?
C. Tujuan Penulisan
Sedangkan tujuan pembuatan
karya tulis ini yaitu
untuk :
1.
Mengetahui
mengapa
Jepang disebut sebagai
Saudara Tua
2. Mengetahui mengapa Jepang disebut kawan bagi bangsa sesama
Asia Timur lainnya
3. Mengetahui apa saja kekejaman bangsa Jepang pada Perang Dunia II pada bangsa Asia
4. Mengetahui
apa saja kekejaman
yang dilakukan
oleh tentara Jepang terhadap
rakyat Indonesia
5. Mengetahui
bagaimana mulanya bangsa
Jepang
bisa berkedok
sebagai
kawan
kalau sebenarnya mereka seorang lawan
D.
Manfaat
1.
Dapat Mengetahui mengapa Jepang disebut
sebagai Saudara Tua
2.
Dapat Mengetahui mengapa Jepang disebut kawan bagi bangsa sesama
Asia Timur lainnya
3.
Dapat Mengetahui apa saja kekejaman bangsa Jepang pada Perang Dunia II pada bangsa Asia
4.
Dapat Mengetahui
apa saja kekejaman
yang dilakukan
oleh tentara Jepang terhadap
rakyat Indonesia
5.
Dapat Mengetahui
bagaimana mulanya bangsa
Jepang
bisa berkedok
sebagai
kawan
kalau sebenarnya mereka seorang lawan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masuknya Jepang Ke Indonesia
Pada Maret 1942, pasukan-pasukan Sekutu di Jawa diberitahukan oleh
mata-mata bahwa suatu kekuatan Jepang sejumlah 250.000 sedang mendekati
Bandung, sementara kenyataannya kekuatannya hanya sepersepuluh jumlah itu.
Informasi yang keliru itu mungkin merupakan bagian dari alasan mengapa Sekutu
menyerah di Jawa.
Pada 9 Maret
1942, Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer bersama
Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda
datang ke Kalijati dan dimulai perundingan antara Pemerintah Hindia Belanda
dengan pihak Tentara Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal
Imamura.
Imamura menyatakan, bahwa Belanda
harus menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat. Letnan Jenderal ter
Poorten, mewakili Gubernur Jenderal menanda-tangani pernyataan menyerah tanpa
syarat. Dengan demikian secara de facto dan de jure, seluruh wilayah bekas
Hindia-Belanda sejak itu berada di bawah kekuasaan dan administrasi Jepang.
Hari itu juga, tanggal 9 Maret Jenderal Hein ter Poorten memerintahkan kepada
seluruh tentara India Belanda untuk juga menyerahkan diri kepada balatentara
Kekaisaran Jepang.
Masa pendudukan Jepang di Indonesia
dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring
dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama
bangsa Indonesia.
B.
Saudara Tua
Datangnya Jepang di Indonesia dan bangsa Asia
Timur lainnya pada tahun 1942 membuat bangsa-
bangsa tersebut menaruh harapan besar pada
Jepang untuk
memerdekakan mereka
dari cengkeraman
bangsa barat.
Awalnya
mereka disambut dengan gembira. Mereka menganggap diri
mereka sendiri sebagai saudara tua atau
Hakko Ichiu.
Hakko Ichiu (八紘一宇 Hakkō Ichiu,
Delapan Penjuru
Dunia Di Bawah Satu Atap) adalah
slogan persaudaraan universal yang
digunakan Jepang untuk
menciptakan Kawasan
Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya dalam Perang Dunia II. Slogan ini berasal dari
kalimat
"掩八紘而爲宇" dalam Nihon
Shoki jilid 3 bab Kaisar Jimmu yang berarti "seluruh
negeri
bagaikan sebuah rumah".
C.
Sebagai Kawan
Pada awal kedatangannya, Jepang dianggap kawan yang akan memerdekakan bangsa
Asia. Mereka
disambut dengan baik. Karena
sebelumnya mereka telah melakukan beberapa propaganda-propaganda yang
meyakinkan bangsa Indonesia bahwasannya Jepang adalah penolong bangsa yang terjajah iniu.
Berikut merupakan daftar propaganda-propaganda yang
dilakukan Jepang sehingga mereka dianggap sebagai kawan bagi bangsa Indonesia.
1. Ramalan Jayabaya
Pamflet disebar di seluruh pulau jawa seiring kedatangan Jepang ke tanah jawa,
dan
diantara pamflet itu ada yang berbunyi: “Kami mempermaklumkan kepada saudara-saudara
kedatangan tentara Jepang. Balatentara Jepang
akan mendarat di
Indonesia untuk mewujudkan ramalan
Sri
Baginda Jayabaya… ingat: Sri baginda
Jayabaya telah berkata:
orang-orang
berkulit kuning akan datang dari utara untuk membebaskan rakyat Indonesia dari perbudakan Belanda. Nantikan orang-orang berkulit kuning
2. Pengadaan beasiswa ke Tokyo bagi kawula muda bangsa Indonesia
Jepang menarik simpati pemuda yang
ingin belajar dengan memberikan beasiswa ke Tokyo dan beasiswa local. Adapun yang menjadi materi wajib adalah penggunaan bahasa Jepang dan
juga pembangunan armada tempur Jepang.
3. Pengibaran
dua bendera
Beribu-ribu hinomaru berdampingan dengan sangsaka
merah putih berkibar disepanjang
kota serta jalan
jalan besar
dan tempat strategis.
Hinomaru
juga
dibagi-bagikan kepada para pengguna jalan
4. Slogan-slogan yang merakyat
Beberapa
hari setelah ada
di Jakarta, Jepang
mengeluarkan slogan-slogan untuk mendapatkan
kepercayaan
rakyat
diantaranya yaitu: “Asia untuk bangsa Asia”, Slogan lain yang juga terkenal adalah 3A:
“Nippon Pemimpin Asia, Nippon
Pelindung Asia, Nippon
cahaya Asia”… “Nippon saudara
Tua”
5.
Siaran radio
Siaran radio
juga menjadi
alat propaganda Jepang.
Shimizu, seorang Jepang yang
pasih bahasa Indonesia berpidato dalam siaran radio. Siaran radio itu
disiarkan berulang-ulang dalam
bahasa melayu dan Inggris.
6. Pemutaran
Film
Film Amerika dan Eropa dilarang beredar, diganti film-film Jepang, itupun setelah
di sortir dahulu sesuai dengan
propaganda Jepang. Jepang juga membentuk badan khusus untuk mengawasi peredaran Film di Indonesia pada
tahun 1942. Badan itu diberi nama Jawa Eiga Kosha (perusahaan
film Jawa). Film-film Jepang yang
beredar dalam tema tema tertentu diantaranya: tentang
kejahatan Barat, tentang persahabatan Asia, tentang
kehebatan militer Jepang, serta film budaya dan moral
khas bangsa Jepang.
Film film itu tidak hanya diputar di bioskop
tetapi di lapangan-lapangan sebelah
desa, yang dihadiri
banyak penonton.
7. Mengangkat
tokoh pribumi kharismatik
Jepang juga mengangkat tinggi-tinggi tokoh pribumi yang kharismatik
sebagai “penyambung lidah Dai Nippon”. Dan yang mendapat publisitas besar-besaran saat itu adalah Soekarno. Bahkan dalam film film Jepang
disertakan actor Pribumi
yaitu Soekarno yang tampil berpidato berapi api membakar semangat rakyat untuk membela
Jepang.
Kutipan pidato-pidato
Soekarno yang menarik untuk
ditampilkan diantaranya :
“Marilah
kita
bekerjasama agar supaya lekas tercapai
cita-cita kita bersama yaitu ASIA
RAYA (Asia untuk Bangsa Asia)” (1942)
“… didalam perang Asia timur raya… harus kita tujukan kepada hancur leburnya Amerika dan Inggris …
Amerika kita
setrika, Inggris kita
linggis” (1943)
DR Anwar Harjono, SH,
memiliki alasan yang rasional, mengapa Jepang memilih Soekarno?.
“Sesudah Tjokroaminoto (syarikat Islam, pen) meninggal
dunia, ummat Islam Indonesia ibarat kehilangan figure Pemimpin yang bisa diandalkan. …mereka
(Jepang, pen) tidak punya pilihan lain selain menengok kepada Bung Karno dan Bung Hatta…”
8. Melalui
media
kesenian
Jepang juga mempropagandakan Nipponisasinya melalui media media kesenian lainya seperti darama, wayang kulit, wayang golek, dan kamishibai, sebuah
pertunjukan kisah gambar Jepang.
9. Menarik simpati umat Islam
Selain 7 alat propaganda itu, Jepang juga sangat memperhatikan penganut agama
islam sebagai mayoritas di nusantara. Sehingga Jepang juga memakai politik “bersahabat” dengan
ummat Islam.
“Mereka memberi
kepada pemimpin
Islam kesempatan-kesempatan yang tidak pernah diberikan oleh Belanda”. Jepang mengambil KH
Mas
Mansyur (Muhammadiyyah) sebagai bagian dari pemimpin PUTERA bikinan Jepang
untuk mengambil
hati masyarakat.
Ummat islam diberikan kesempatan untuk berhaji dan pemerintahan militer Jepang juga turut serta memeriahkan
Hari Raya Idul
Fitri di akhir
tahun 1942. Jepang juga mempersatukan Ummat Islam dalam organisasi “MASYUMI” (mirip nama gadis Jepang) yang merupakan singkatan dari Majelis Syura Muslimin Indonesia, dengan syarat mau
bersama Jepang dalam perang Asia Timur Raya melawan
ABCD
(America, British, China dan Dutch).
Walhasil propaganda Jepang pada tahap awal penjajahannya
diNusantara ternyata
berhasil mengelabui
bangsa Indonesia untuk menerima Jepang sebagai
SAUDARA TUA Indonesia yang datang untuk membebaskan Indonesia (Asia)
dari penjajahan
bangsa Eropa.
Penerimaan bangsa Indonesia itu di tulis dalam biografi Soekarno:
“Di setiap jalanan, Jepang disambut dengan sorak sorai
kemenangan. Apa sebab ini?,
Rakyat benci kepada Belanda.
Lebih-lebih lagi karena Belanda lari
terbirit- birit dan membiarkan kita tidak berdaya…. Disamping itu, tuan-tuan kulit putih kita
yang sombong dan Maha Kuat itu bertekuk lutut
secara tidak bermalu
kepada bangsa Asia. Tidak
heran bila rakyat menyambut Jepang sebagai pembebas
mereka”
D.
Menjelma
Lawan
Segala tipu muslihat Jepang yang selama ini tertutupi oleh propaganda-propagandanya telah terungkap semenjak kekalahan-kekalahan yang dilandanya pada Perang Asia Timur Raya. Pada akhir masa kekuasaannya, banyak rakyat yang
diperas tenaga baik batinnya. Misalnya untuk kegiatan Romusha atau
kerja
paksa tanpa upah, menyebabkan rakyat
kelaparan dan meninggal dunia di tempat kerja. Bahkan ada yang dikirim ke luar negeri seperti Birma, Vietnam atau pun Malaysia. Para
romusha itu dikerahkan untuk
membangun terowongan
sebagai
benteng pertahanan tentara Jepang,
membangun jalan, jembatan, siang
dan
malam tanpa diberi uang sepeser pun. Anehnya, pemerintah militer Jepang justru menganggap para romusha tersebut sebagai pahlawan suci atau pekerja suci yang sedang
menjalankan tugasmya.
Selain romusha, para wanita Indonesia juga dijadikan budak seksual tentara Jepang yang
disebut Jugun Ianfu. Para
wanita tersebut umumnya yang
masih muda dan sehat.
Dipaksa melayani kebejatan tentara
Jepang. Yang ironis adalah ternyata tentara Jepang ini
membayar untuk
menggunakan Jugun Ianfu.
Mereka membayar
pada komandannya yang
mana
uang tersebut digunakan kembali untuk keperluan perang.
Adalah sebuah praktik prostitusi
terstruktur yang dilaksanakan saat
perang. Dan
sampai saat ini pemerintah Jepang
tidak mau bertanggungjawab atas kejahatan perang jenis ini.
Jepang, bagaimanapun, entah menjadi kawan atau lawan, telah turut ambil bagian
dalam suksesnya kemerdekaan bangsa Indonesia. Untuk itulah kita harus mempertahankan
kemerdekaan ini
dengan keiatan yang bermanfaat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada
awal kedatangannya, Jepang disambut
hangat oleh rakyat Indonesia. Ini dikarenakan mereka melakukan propaganda-propaganda yang menarik simpati rakyat Indonesia. Akan tetapi seiring
berjalannya waktu, akhirnya niat busuk mereka terungkap setelah
melakukan praktik-praktik yang menyebabkan rakyat menderita.
Pada Maret
1942, pasukan-pasukan Sekutu di Jawa diberitahukan oleh mata-mata bahwa suatu
kekuatan Jepang sejumlah 250.000 sedang mendekati Bandung, sementara
kenyataannya kekuatannya hanya sepersepuluh jumlah itu. Informasi yang keliru
itu mungkin merupakan bagian dari alasan mengapa Sekutu menyerah di Jawa.
Pada 9 Maret
1942, Gubernur Jenderal Jonkheer Tjarda van Starkenborgh Stachouwer bersama
Letnan Jenderal Hein ter Poorten, Panglima Tertinggi Tentara India-Belanda
datang ke Kalijati dan dimulai perundingan antara Pemerintah Hindia Belanda
dengan pihak Tentara Jepang yang dipimpin langsung oleh Letnan Jenderal
Imamura.
B.
Saran
Melalui penulisan
karya tulis ini,
penulis berharap agar dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran Sejarah
Indonesia bagi siswa. Sekaligus sebagai
bahan
referensi dan
arsip sekolah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Maka penulis mohon
kritik dan saran guna penyempurnaan karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://jiwapraja.blogspot.com/2011/06/jepang-saudara-tua-yg-menjajah-part-1.html, diakses pada tanggal
22 Januari 2015
http://mahsnem.blogspot.com/2014/01/isu-pemberian-hadiah-kemerdekaan.html,diakses pada
tanggal 22 Januari 2015
http://oxaviia.blogspot.com/2012/01/kedatangann-jepang-ke-indonesia.html, diakses pada tanggal 22 Januari 2015
https://serbasejarah.wordpress.com/2009/06/06/jepang-saudara-tua-datang-ke-indonesia-film- dokumenter/, diakses pada tanggal 22 Januari
2015
id.wikipedia.org, diakses
pada tanggal
22 Januari 2015
Post a Comment for "Saudara Tua Jepang"