Tanaman Cengkeh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Cengkeh merupakan tanaman yang cukup banyak manfaatnya . di
kalangan masyarakat tanaman cengkeh adalah tanaman yang berguna yaitu sebagai
bahan pembuatan obat reumason, rokok, dan selain itu masih banyak lagi manfaat dari
tanaman cengkeh yang dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan. Gambaran kita
akan lebih jelas jika kita mengamati berbagai jenis tanaman cengkeh yang dapat
diambil manfaatnya. Di daerah kabupaten nganjuk tanaman cengkeh tidak dapat
tumbuh merata, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan suhu antara tempat
satu dengan tempat yang lainya. Tanaman cengkeh banyak tumbuh didaerah pegununganyang
mempunyai suhu udara yang sejuk. Dalam kesempatan pembuatan karya tulis ilmiah
ini penulis akan meneliti terhadap tanaman cengkeh pada suatu daerah
yaitu desa Klodan. Kecamatan Ngetos, Nganjuk. Karena tanaman cengkeh cukup
banyak manfaatnya, kita harus mengetahui cara perawatan tanaman cengkeh,
mengetahui cara agar tanaman cengkeh dapat meningkatkan hasil panenya.
Kita tahu bahwa tanaman cengkeh adalah tanaman yang cukup penting,
karena tanaman ini banyak diambil manfaatnya sebagai bahan pembuatan
obat-obatan. Oleh karena itu masyarakat perlu membudidayakan ataupun
meningkatkan kuantitas hasil hasil panen cengkeh. Selain mempunyai banyak
manfaat yang berguna, tanaman cengkeh juga memiliki nilai jual atau harga jual
dengan harga yang cukup memuaskan.
Kondisi tanah desa Klodan, kecamatan Ngetos,Nganjuk sangat
cocok dan sangat berpotensi tinggi untuk ditanami tanaman cengkeh. Mereka ingin
meningkatkan hasil panen tanaman cengkeh dan meningkatkan kuantitas dan
kualitasnya dengan perawatan yang intensif, karena tanaman
ini adalah tanaman yang cukup penting yang mempunyai banyak manfaatnya. Tanaman
ini juga mempunyai harga jual yang cukup memuaskan, oleh sebab itu mereka
meningkatkan hasil panen tanaman tersebut dan meningkatkan kuantitas tanaman
tersebut sebagai acuan yang digunakan untuk menunjang perekonomian mereka.
Namun
diakhir - akhir ini banyak sekali tanaman cengkeh yang memiliki kualitas yang
sangat megkhawatirkan. Akhirnya hal itu akan berdampak negatif terhadap hasil
panen tanaman cengkeh .Banyak masyarakat yang mengalami kerugian karena
berkurangnya produksi panen tanaman cengkeh. Khusunya masyarakat pedesaan yang
mempunyai kebun cengkeh atau masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari hasil
panen tanaman cengkeh. Kurangnya produksi tanaman cengkeh sangat dirasakan oleh
masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya dari hasil tanaman cengkeh.
Dengan pemilihan judul ini diharapkan para petani cengkeh dapat menghasilkan
produksi panen cengkeh yang baik, yang mana pada akhirnya dapat digunakan untuk
dapat menunjang perekonomian mereka.
B.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui morfologi cengkeh
2. Untuk
mengetahui taksonomi cengkeh
3. Untuk
mengetahui syarat tumbuh cengkeh
4. Untuk
mengetahui bagaimana perbanyakan tanamana secara vegetatif dan generatif
5. Untuk
mengetahui pemeliharaan cengkeh
6. Untuk
mengetahui pengendalian hama dan penyakit tanaman cengkeh
7.
Untuk mengetahui cara
panen dan pengolahan pascapanen cengkeh
BAB II
PEMBAHASAN
A. SYARAT TUMBUH
1.
Iklim
Tanaman cengkeh adalah
tanaman tropis. Unsur iklim yang cukup menentukan terhadap tingginya
produktivitas tanaman cengkeh adalah curah hujan. Curah hujan yang optimal
untuk perkembangan tanaman cengkeh adalah 1500 - 2500 mm/tahun atau 2500 - 3500
mm/tahun. Iklim dan pembungaan tanaman mempunyai hubungan yang saling berkaitan
karena untuk keluranya bunga diperlukan suatu hormon yang pembentukannya dirangsang
oleh factor iklim. Untuk keluarnya bunga pada tanaman cengkeh diperlukan musim
yang agak kering tanpa hujan sama sekali dan penyinaran matahari yang agak
terik. Bila keadaan iklim ini tidak mendukung, maka bunga baru akan keluar pada
ranting-ranting yang sekurang-kurangnya telah mengalami dua masa pertumbuhan
vegetative setelah pembungaan yang terakhir.
2.
Ketinggian Tempat
Tanaman cengkeh dapat
dibudidayakan di dataran rendah sampai dataran tinggi, namun akan lebih
produktif apabila di tanam di dataran rendah. Tanaman ini masih dapat
berproduksi pada ketinggian tempat 0-900 m di atas permukaan laut (dpl). Namun
demikian makin tinggi tempat maka produksi bunga makin rendah, tetapi
pertumbuhan makin subur. Ketinggian tempat yang optimal untuk pembungaan tanaman
cengkeh berkisar 200-600 m dpl.
3.
Tanah
Tanah yang sesuai
adalah tanah yang gembur, lapisan olah minimal 1,5 m dan kedalaman air tanah
lebih dari 3 m dari permukaan tanah serta tidak ada lapisan kedap air. Jenis
tanah yang cocok antara lain andosol, latosol, regosol dan podsolik merah.
Selain jenis tanah, kemasaman tanah (pH) ikut berperan dalam hal memacu
pertumbuhan tanaman. Kemasaman tanah yang optimum berkisar antara 5,5 - 6,5.
Apabila pH tanah lebih rendah atau lebih tinggi maka pertumbuhan tanaman
cengkeh akan terganggu karena penyerapan unsure hara oleh akar menjadi
terhambat.
B. TAKSONOMI
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Bangsa :
Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Jenis : Syzygium
aromaticum (L.) Merr. & Perry
Cengkih memiliki nama lain seperti clove tree (Inggris) dan ting
hsiang (Tiongkok). Selain Syzygium
aromaticum cengkih juga sering disebut Eugenia
aromatica L.
C.
MORFOLOGI
1. DAUN
(folium)
Daun
cengkih tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun (petiolus),
helaian daun (lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun (vagina). Daunnya
berbentuk lonjong dan berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun majemuk
karena dalam satu ibu tangkai ada lebih dari satu daun.
Bangun
daunnya (circumscriptio) adalah lanset (lanceolatus), ujungnya (apex) adalah
runcing (acustus) pangkalnya (basis folii) adalah meruncing (acuminatus),
susunan tulang daunnya (nervatio) adalah menyirip penninervis), tepi daunnya
(margo) adalah rata (integer), dan daging daunnya (intervenium) adalah seperti
kertas, tipis tetapi cukup tegar (papyraceus). Daun ini berwarna hijau. Ukuran
daun cengkeh :
·
Lebarnya berkisar 2-3 cm
·
Panjang daun kira-kira 7,5 -12,5 cm.
Daun,
bunga, dan tangkainya mengandung minyak cengkeh yang banyak disenangi orang
karena baunya yang khas. Selain itu minyak tersebut mempunyai sifat stimulan,
anestetik, karminatif, antiemetik, antiseptik dan antispasmodik. Bunga dan
buahnya muncul pada ujung rantingnya. Warna dari bunganya
·
Keungu-unguan lalu menjadi kuning kehijau-hijauan (muda)
·
Merah muda (tua)
2. BATANG
(Caulis)
Batang
dari pohon cengkeh biasanya memiliki panjang 10-15 m. Batang berbentuk bulat
(teres), permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang-cabang yang
dipenuhi banyak ranting atau dapat dikatakan lebat rantingnya. Arah tumbuh
batangnya tegak lurus (erectus) dan cara percabangan dari rantingnya dapat
dikatakan monopodial karena masih dapat dibedakan antara batang pokok dan
cabangnya. Lalu arah tumbuh cabangnya adalah condong ke atas (patens). Selain
itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun. Tangkainya
kira-kira1-2,5 cm (Steenis 1975).
3. AKAR
(Radix)
Sistem
akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar lembaga)
yang kemudian bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya termasuk berbentuk
tombak (fusiformis) pada akar tumbuh cabang yang kecil-kecil. Akar kuat
sehingga bisa bertahan sampai puluhan bahkan ratusan tahun. Akarnya biasanya
mampu masuk cukup dalam ke tanah.
4. BIJI
(Semen)
Pohon
cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya terdiri dari
kulit (spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis).
Walaupun dalam jangka 20 tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat
dikatakan sudah tidak menguntungkan. Hal ini dikarenakan kualitasnya telah
menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk industri, misal rokok.
5. BUNGA
(Flos)
Bunga
cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai pendek
dan bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga
cengkeh termasuk bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya
selalu ditutup bunga. Bunga terdiri dari tangkai (pedicellus), ibu tangkai
(pedunculus), dan dasar bunga (repectaculum). Bunga cengkeh adalah bunga
tunggal (unisexualis) jadi masih dapat dibedakan menjadi bunga jantan (flos
masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya (repectaculum) menjadi
pendukung benang sari dan putik (andoginofor).
Bunga
cengkeh ini termasuk dalam setangkup tunggal maksudnya hanya bisa dibagi oleh
satu bidang simetri menjadi 2 bagian. Warna bunganya akan berubah-ubah sesuai
umur pohonnya. Saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan, kemudian
berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan jika sudah tua menjadi merah muda.
6. BUAH
(Fructus)
Cengkeh
memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar
berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga yang ikut
ambil bagian dalam pembentukan buah.
D. PERBANYAKAN TANAMAN SECARA
GENERATIF
Secara kawin (sexual/ generatif)
yaitu yang dikenal dengan perbanyakan menggunakan biji. Kelebihan dari
perbanyakan secara generatif / menggunakan biji adalah :
·
Dapat
dikerjakan dengan mudah
·
Biasanya
lebih sehat dan hidup lebih lama
·
Memungkinkan
diadakan perbaikan –perbaikan sifat tanaman lewat persilangan baru.
·
Benih
lebih mudah disimpan dan dan dikirimkan.
·
Tanaman
mempunyai perakaran tunggang yang dalam sehingga tahan kekeringan pada musim
kemarau dan tahan rebah.
E.
PERBANYAKAN
TANAMAN SECARA VEGETATIF
Perbanyakan tanaman secara vegetatif
yaitu perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian dari tanaman, baik cabang,
ranting, daun, batang, tunas, akar maupun daun. Cara perbanyakan ini dapat
dilakukan dengan cara mencangkok, menyetek, okulasi, merunduk, dan sambung
seperti tanaman cengkeh. Keuntungan dari perbanyakan tanaman sistem ini adalah
sifat induknya sama dengan hasil turunannya. Sedangkan alasan lain dari
perbanyakan secara vegetatif adalah :
-
Tanaman
tidak menghasilkan atau sedikit menghasilkan biji.
-
Biji
yang dihasilkan oleh tanaman sukar berkecambah.
-
Tanaman
yang diperbanyak secara vegetatif akan lebih cepat berbuah dibandingkan dengan
tanaman yang berasal dari biji .
-
Tanaman
akan lebih kuat bila disambungkan pada batang jenis lain.
-
Tanaman
lebih ekonomis bila diperbanyak dengan vegetatif.
-
Tanaman
lebih tahan suhu dingin bila disambungkan pada batang jenis tanaman lain.
Perbanyakan vegetatif tidak hanya
menyetek, mencangkok dan menyambung saja tetapi masih ada cara-cara lainnya.
Secara garis besar perbanyakan vegetatif dibagi :
·
Perbanyakan
vegetatif dengan menggunakan bagian-bagian khusus tanaman ( tidak terjadi
perbaikan sifat tanaman )
·
Perbanyakan
vegetatif secara buatan ( tidak perbaikan sifat tanaman ,contoh dengan stek,dan
mencangkok )
·
Perbanyakan
vegetatif secara buatan ( dapat memperbaiki sifat tanaman contoh dengan
menyambung ).
F. PEMELIHARAAN TANAMAN CENGKEH
Setelah bibit cengkeh ditanam
ke lapangan tahap selanjutnya adalah pemeliharaan. Pada tanaman cengkeh,
pemeliharaan merupakan periode yang panjang, yaitu selama tanaman yang
diusahakan tersebut dianggap masih menguntungkan secara ekonomis.
1. Pengaturan Naungan
·
Pada
stadia awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan naungan yang cukup, berupa
naungan buatan/sementara.
·
Naungan
buatan diadakan maksimal untuk dua periode musim kemarau setelah penanaman.
2. Penyulaman.
·
Waktu
penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan, yaitu untuk menghindari
kematian tanaman karena kekurangan air.
·
Bibit
sulaman yang dignakan berasal dari sumber benih dan umur yang tidak jauh
berbeda dengan tanaman yang telah ditanam.
3. Penyiraman
·
Pada
awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan kondisi tanah yang lembab,
sehingga pada musim kemarau perlu adnya penyiraman.
·
Pada tanaman dewasa penyiraman kurang diperlukan lagi, kecuali
pada kondisi iklim ekstrim kering.
4. Pemasangan mulsa
·
Untuk
menjaga kelembaban tanah disekitar tanaman dan memberikan kondisi lebih baik
bagi pertumbuhan akar.
·
Dilakukan
menjelang musim kemarau.
5. Pemupukan.
·
Tujuan
pemupukan adalah untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman dan meningkatnya
produksi cengkeh setelah panen.
·
Berdasarkan
pola penyebaran akarnya, penempatan pupuk pada tanaman cengkeh dilakukan
dibawah proyeksi tajuk dan bagian dalam tajuk.
·
Jenis
pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan
pupuk anorganik, baik tunggal maupun berupa pupuk majemuk dalam bentuk butiran
maupun tablet.
·
Pupuk
anorganik berbentuk butiran (Urea, TSP/SP-36, KCI, Kieserit) diberikan pada
proyeksi tajuk 2/3 bagian dan 1/3 bagian dibawah bagian dalam tajuk yang
dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal dan akhir menjelang musim hujan.
·
Pupuk
anorganik berbentuk tablet, diberikan dalam 8 lubang tugal (4 lubang dibawah
proyeksi tajuk dan 4 lubang tual dibawah tajuk bagi andalam) sedalam 10 – 15
cm. Pupuk tablet hanya diberikan setahun sekali, yaitu pada awal musim hujan.
G.
PENGENDALIAN
HAMA dan PENYAKIT
1.
Kutu
daun ( Coccus viridis )
Bagian yang diserang : ranting muda, daun muda. Gejala :
Pertumbuhan yang dihisapnya akan terhenti misal ranting mengering, daun dan
bunga kering dan rontok. Pencegahan gunakan PENTANA + AERO 810 atau Natural
BVR.
2.
Penggerek
ranting/batang (Xyleborus sp )
Bagian yang diserang : ranting/batang. Gejala : Liang
gerekan berupa lubang kecil, serangan hebat menyebabkan ranting / batang
menjadi rapuh dan mudah patah.Pengendalian : Pangkas ranting/batang yang
terserang, pencegahan gunakan PESTONA atau Natural
BVR.
3.
Kepik
Helopeltis ( Helopeltis sp )
Bagian yang diserang : pucuk atau daun muda. Gejala :
Biasanya pucuk akan mati dan daun muda berguguran.Pencegahan : Semprotkan Natural
BVR atau PESTONA.
4.
Penyakit
mati bujang ( bakteri Xylemlimited bacterium ).
Bagian yang terserang : perakaran, ranting-ranting muda.
Gejala : matinya ranting pada ujung-ujung tanaman.Gugurnya daun diikuti dengan
matinya ranting secara bersamaan. Pengendalian : pengaturan drainase yang baik,
penggemburan tanah, pencegahan kocorkan POC NASA + HORMONIK + NATURAL GLIO.
5.
Penyakit
busuk akar (Pytium rhizoctonia dan Phytopthora ).
Bagian yang diserang : perakaran. Gejala : pada pembibitan
tanaman mati secara tiba-tiba, pada tanaman dewasa daun mengering mulai dari
ranting bagian bawah. Pengendalian : bila serangan telah ganas maka tanaman
yang terserang dibongkar dan dimusnahkan, lubang bekas tanaman berikan tepung
belerang 200 gr secara merata, isolasi tanaman atau daerah yang terserang
dengan membuat saluran isolasi, perbaiki drainase, gunakan Natural GLIO pada awal penanaman untuk pencegahan.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit
dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa
digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan
tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki
H.
PANEN DAN
PASCAPANEN CENGKEH
PANEN
Masing-masing daerah waktunya
tanaman berbunga itu tidaklah sama. Hal ini sangat tergantung pada keadaan
iklim setempat, tinggi tempat dan faktor-faktor lain yang sangat bersar
pengaruhnya. Maka mulai berbunga dan waktu pemungutannya pun tidak sama.
·
Di
Sumatera : tumbuh kuncup bunga antara bulan Oktober – November maka musim
panennya sekitar bulan April – Juni
·
Di
Jawa : Tumbuh kuncup bunga antara bulan November – Januari maka panennya jatuh
pada bulan Mei-Juli
·
Di
Maluku : Tumbuh kuncup bunga antara bulan Mei-Juli dan waktu panennya pada
bulan Oktober _ Januari
Waktu Pemetikan
Di atas telah dijelaskan bahwa waktu
cengkeh berbunga itu di setiap daerah tidak sama. Maka sebagai gambaran, di
bawah ini diketengahkan masa-masa berbunga atau panen yang berbeda.
·
Pada
umumnya cengkeh berbunga itu di Indonesia itu satu tahun sekali, demikian pula
waktu panennya. Walaupun waktu panen itu makan waktu minimal tiga bulan,
lebih-lebih bila luas arealnya luas, panennya tidak cukup 3-4 bulan. Tanaman
yang normal setelah umur 15-20 tahun bisa menghasilkan sekitar 3 kg per pohon.
Ini adalah merupakan suatu perhitungan yang normal. Memang sering dialami ada
pohon yang menhasilkan lebih dari 5 kg cengkeh kering tiap pohon, tetapi pada
suatu ketika ada pohon yang sama sekali tidak berbuah sesuai dengan siklusnya.
Jadi perhitungan secara normal adalah diambil rata-ratanya saja.
·
Di
Malagasi juga hanya ada satu musim panen yang pendek saja yakni musim kemarau
mulai pertengahan Oktober hingga Desember yang berarti satu tahun hanya satu
musim berbunga.
·
Di
Zanzibar, terdapat dua musim berbunga yang berarti dua musim panen yaitu, panen
besar mulai Juli-September dan panen kecil musim November-Januari. Produksi
pertahun rata-rata 3 kg tiap pohonnya.
Perbedaan
tingkat pemasakan bunga, waktu panen, tepatnya waktu pemetikan dan teknik
pengolahan hasil akan menyebabkan kualitas hasik yang berbeda pula. Sedang di
daehah penghasil cengkeh yang musim kemaraunya bersamaan, tetapi berlainan
lokasinya, maka musim panennya juga berbeda. Juga pengaruh pola hujan,
temperature dan tinggi tempat pertanaman akan membawa pengaruh yang berbeda
pula.
Oleh
karena itu, pemetikan harus dilakukan pada tingkat kemasakan yang tepat yakni
pada waktu bunga berwarna pucat yang sebelumnya itu berwarna hijau, kemudian
menguning akhirnya keunguan muda dan merah tua. Saat yang paling bagus adalah
pada saat kepala buah yang terdiri dari mahkota bunga masih tertutup dan bundar
bentuknya, berisi dan mengkilat. Apabila bunga itu warnanya menjadi merah muda
berarti sebentar lagi akan membuka.
Jika
pemetikan dilakukan terlalu awal, maka akan menghasilkan cengkeh kering yang
keriput, berat rendemennya sangat kurang, kadar minyak kurang sehingga harganya
pun rendah. Sedangkan jika pemetikannya terlambat misalnya bunga banyak yang
mekar akan meghasilkan cengkeh kering yang tidak berkepala sehingga ruas dan
aromanya sangat berkurang. Itulah sebabnya, maka pemetikan cengkeh harus
dilakukan pada waktu yang tepat . pemetikan biasanya dilakukan setelah ada
beberapa bunga yang membuka dalam pohon itu, misalnya ada 2-3 yang sudah
membuka.
Cara pemetikan
Bunga
cengkeh yang sudah tua atau masak untuk dipungut jangan dibiarkan sampai mekar.
Sebelum dilakukan pemetikan, dibawah tajuk pohon harus dibersihkan terlebih
dahulu, maksudnya bila ada bebrapa bunga yang jatuh diwaktu pemetikan mudah
dipungut. Adapun cara pemetikannya tergantung keadaan tanaman itu sendiri
·
Apabila
tanaman itu belum tinggi, pemetikan dapat dilakukan cukup dengan berdiri
mengelilingi pohon yang paling bawah. Selanjutnya kalau pohon agak tinggi dapat
menggunakan kait supaya lebih mudah.
·
Kalau
tanaman sudah cukup besar dan tinggi, lebih baik menggunakan tangga yang
berkaki tiga, tangga itu mudah dipindah-pindahkan.
·
Pada
pohon yang sangat besar, yang umumnya lebih dari 25 tahun pemetikannya bisa
dilakukan dengan memanjat pohon dengan menggunakan kait sebab rantingnya dapat
ditarik dengan kait itu sehingga memudahkan pemetikannya. Tapi pekerjaan ini
hanya dapat dilakukan pada ranting-ranting yang dekat dengan btang pokok. Yang
lebih sulit batang sudah tinggi dan besar. Maka untuk keperluan ini, pada
sekitar pohon itu harus diberi tiang dari bambu, diberi palang-palang dan
diikat kuat-kuat sehingga bisa dipergunakan untuk memnjat dengan demikian
pemungutan dapat dilakukan lebih mudah. Sebagaimana diketahui bunga cengkeh itu
terdapat pula pucuk-pucuk ranting yang jauh dari batang atau cabang, maka
pemungutannya harus pandai jangan sampai merusaknya.
Alat yang diperlukan untuk panen
cengkeh antara lain karung berukuran kecil atau keranjang bambu dan karung
besar. Apabila sudah tinggi dan kita tidak dapat menjangkau dengan tangan, maka
diperlukan tangga segitiga berkaki empat. Pemetikan yang lazim dilakukan yaitu
dengan jalan mematahkan rumpun bunga pada bukunya sehingga sepasang daun akan
ikut terpetik. Tetapi cara demikian sebenarnya kurang baik, sebaiknya yang
dipetik hanya tandannya saja, sepasang daun pada tandan tidak usah diikut
sertakan. Maksudnya untuk memperbanyak jumlah sirung baru yang keluar dari
pemetikan kelak. Bunga cengkeh dipetik pertandan tepat di atas buku daun
berakhir dengan menggunakan kuku jari atau pisau yang kecil dan tajam. Daun
termuda yang berdekatan dengan bunga tidak boleh ikut dipetik agar tidak
menggangu pertumbuhan tunas berikutnya. Apabila daun ikut terpetik, dapat
mengurangi jumlah tunas hingga 1/3 -1/2 bagian.
Bunga yang sudah dipetik dimasukkan
kedalam keranjang atau karung kecil yang sudah disediakan dan dibawa mengikuti
geraknya arah pemetikan. Setelah penuh, cengkeh dipindahkan karung besar
kemudian dibawa kesuatu tempat pemroses selanjutnya. Rata-rata satu hari kerja
seseorang dapat memperoleh 20-30 kg cengkeh segar. Hal ini sangat tergantung
pada banyaknya cengkeh yang bisa dipetik dan juga keterampilan mereka
(pekerja). Satu pohon cengkeh biasanya dipetik 3-4 kali bahkan ada yang sampai
6 kali dengan jarak 5-7 hari. Hal ini tergantung pada umur dan besarnya pohon.
Untuk suatu kebun luas yang terdapat ribuan pohon dengan jenis yang berlainan,
pemetikannya bisa makan waktu 3-4 bulan.
PASCA PANEN
Untuk mendapatkan hasil yang bermutu
baik, masalah pengolahan juga perlu untuk diperhatikan dengan seksama. Pengolahan
cengkeh dilakukan dengan melalui beberapa tahap yaitu sortasi basah, pemeraman,
pengeringan, sortasi kering dan penyimpanan.
1. Sortasi basah
Sortasi
basah dilakukan segera setelah cengkeh tiba di tempat pengolahan. Sortasi ini
dilakukan dengan memisahkan bunga dari tangkainya dan menempatkannya pada
tempat yang berbeda. Bunga dan tangkai cengkeh perlu dipisahkan karena
mempunyai harga da mutu yang berbeda. Sortasi ini sangatlah penting untuk
diperhatikan karena jika tangkai dan bunga tercampur maka akan menurunkan mutu.
2. Pemeraman
Bunga
dan tangkai yang telah dipisahkan, masing-masing dimasukkan kedalam karung atau
peti untuk selanjutnya diperam selama 24 jam. Selain untuk mempersingkat waktu
pengeringan, pemeraman juga dapat memperbaiki warna cengkeh menjadi cokelat
mengkilap.
3. Pengeringan
Setelah
pemeraman, proses selanjutnya yaitu pengeringan dengan harapan kadar air
cengkeh turun hingga 12 %-14%. Bila kadar air lebih dari 14% cengkeh mudah
terserang jamur sehingga tidak tahan disimpan. Sedangkan jika kadar air di
bawah 12 % cengkeh akan mudah hancur sehingga mutunya rendah.
Pengeringan dapat dilakukan secara
alami atau kombinasi cara buatan dan cara alami. Pengeringan dengan cara alami
dapat dilakukan dengan menjemur cengkeh di bawah terik matahari dengan
menggunakan lantai beton atau anyaman bambu. Pengeringan secara alami umumnya
tidak mengalami banyak hambatan karena pada umumnya cengkeh dipanen pada musim
kemarau. Apabila tidak ada mendung, cengkeh sudah dapat kering dalam waktu 5-6
hari. Tanda bahwa cengkeh sudah kering dengan kadar air sekitar 12 %-14 %
adalah mudah patah bila ditekan.
Di perkebunan pesar, kadar air
diukur dengan alat pengukur kadar air. Pengeringan dengan cara buatan dilakukan
dengan mesin pengering dengan menggunakan bahaan bakar minyak atau kayu. Namun
mesin hanya boleh digunakan untuk mengeringkan cengkeh hingga kadar air 22-25
%. Dengan demikian perlu dilakukan pengeringan dengan cara alami dibawah terik
matahari hingga kadar air mencapai 12-14 %. Pengeringan dengan mesin tidak
boleh mencapai kadar air 14% dan suhu lebih dari 56 derajat Celcius karena
dapat menyebabkan rusaknya senyawa-senyawa cengkeh atau hancurnya cengkeh.
Kombinasi pengeringan dengan cara alami dan buatan memiliki beberapa keuntungan
yaitu waktu pengeringan lebih pendek (2-3 hari), aroma cengkeh lebih tajam
serta warna lebih seragam dan mengkilap.
4. Sortasi kering dan Pengemasan
Pada tahap sortasi, cengkeh
dipisahkan dari kotoran-kotoran dengan cara ditampi menggunakan tampah. Cengkeh
yang sudah bersih dimasukkan ke dalam karung kecil berkapasitas 30-40 kg atau
karung berkapasitas 50-60 kg kemudian dijahit zig zag. Cengkeh yang telah
dikemas dalam karung siap untuk dipasarkan atau disimpan untuk bebrapa waktu.
Penyimpanan dilakukan di gudang yang tidak lembab, mempunyai banyak ventilasi
dan berlantai semen. Di atas lantai dibuat para-para dari balok kayu yang kuat
setinggi 25-30 cm kemudian karung berikut cengkehnya disusun di atasnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Cengkeh merupakan tanaman yang cukup banyak manfaatnya . di
kalangan masyarakat tanaman cengkeh adalah tanaman yang berguna yaitu sebagai
bahan pembuatan obat reumason, rokok, dan selain itu masih banyak lagi manfaat
dari tanaman cengkeh yang dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan. Gambaran
kita akan lebih jelas jika kita mengamati berbagai jenis tanaman cengkeh yang
dapat diambil manfaatnya. Di daerah kabupaten nganjuk tanaman cengkeh tidak
dapat tumbuh merata, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan suhu antara
tempat satu dengan tempat yang lainya. Tanaman cengkeh banyak tumbuh didaerah
pegununganyang mempunyai suhu udara yang sejuk. Dalam kesempatan
pembuatan karya tulis ilmiah ini penulis akan meneliti terhadap tanaman cengkeh
pada suatu daerah yaitu desa Klodan. Kecamatan Ngetos, Nganjuk. Karena
tanaman cengkeh cukup banyak manfaatnya, kita harus mengetahui cara perawatan
tanaman cengkeh, mengetahui cara agar tanaman cengkeh dapat meningkatkan hasil
panenya.
Tanaman cengkeh adalah tanaman yang cukup penting, karena tanaman
ini banyak diambil manfaatnya sebagai bahan pembuatan obat-obatan. Oleh karena
itu masyarakat perlu membudidayakan ataupun meningkatkan kuantitas hasil hasil
panen cengkeh. Selain mempunyai banyak manfaat yang berguna, tanaman cengkeh
juga memiliki nilai jual atau harga jual dengan harga yang cukup memuaskan.
B. SARAN
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik
dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.naturalnusantara.co.id/index.php?mod=produkliflet&act=view&id=61
Post a Comment for "Tanaman Cengkeh"