Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tanaman Lada


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Lada merupakan salah satu pro-duk tertua dan terpenting dari produk rempah-rempah yang diperdagangkan di dunia. Theophratus yang hidup 372-287 SM (sebelum masehi), menyebutkan dua jenis lada yang telah digunakan oleh bangsa Mesir dan Romawi pada waktu itu yaitu lada hitam (Black pepper) dan lada panjang (Pepper longum). Purseglove (1968) menyebutkan bahwa lada merupakan produk pertama yang diperdagangkan antara Barat dan Timur. Pada abad per-tengahan tahun 1.100 – 1.500M, perdagangan lada memiliki kedudukan yang sangat penting. Pada waktu itu lada digunakan sebagai alat tukar dan mas kawin, selain untuk keperluan rempah-rempah. Tanaman lada (Piper nigrum. L) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peluang strategis dalam system usaha perkebunan, baik secara ekonomi maupun sosial. Secara ekonomi lada dapat menjadi salah satu sumber utama pendapatan petani dan devisa negara sektor non migas, sedangkan secara sosial merupakan komoditas tradisional yang telah dibudidayakan sejak lama dan keberadaannya merupakan penyedia lapangan kerja yang cukup luas terutama di daerah sentra produksi. Usaha tani lada di Indonesia umumnya diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat.
Pada dekade terakhir turunnya harga lada bukan hanya disebabkan persaingan antar negara-negara produsen, seperti Indonesia, Malaysia, India, dan Brazil, tetapi juga disebabkan oleh munculnya negara-negara baru penghasil lada seperti Thailand,Srilanka, dan Vietnam. Di sisi lain semakin kritisnya negara-negara konsumen terhadap mutu lada turut memperkuat terjadinya persaingan untuk merebut pangsa dipasaran internasional seperti kekhawatiran konsumen akan adanya residu pestisida dan kontaminasi mikroba seperti Escherichia coli, Salmonolla spp. dan jamur yang menghasilkan defatoksin. Untuk mempertahankan produk lada sebagai salah satu komoditas ekspor non migas andalan, upaya antisipatif yang dilakukan, tentunya tidak hanya pada peningkatan produktivitas, melainkan lebih difokuskan pada perbaikan teknologi budidaya dan mutu lada yang memiliki keunggulan dalam menekan biaya produksi dan meningkatkan kualitas hasil.

B.     TUJUAN
1)      Untuk mengetahui bagaimana syarat tumbuh tanaman lada
2)      Untuk mengetahui bagaimana taksonomi tanaman lada
3)      Untuk mengetahui bagaimana morfologi tanaman lada
4)      Untuk mengetahui perbanyakan secara generative
5)      Untuk mengetahui perbanyakan secara vegetative
6)      Untuk mengetahui pemeliharaan tanaman lada
7)      Untuk mengetahui pengendalian hama dan penyakit
8)      Untuk mengetahui panen dan pascapanen tanaman lada


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    SYARAT TUMBUH
1.      Iklim
·         Curah hujan 2.000-3.000 mm/th.
·         Cukup sinar matahari ( 10 jam sehari ).
·         Suhu udara 200c-340c.
·         Kelembaban udara 50% - 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% - 80% RH.
·         Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.

2.      Media Tanam
·         Tidak tergenang atau terlalu kering
·         pH tanah 5,5-7,0
·         Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol.
·         Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.
·         Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300.
·         Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.

B.     TAKSONOMI
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Piperales
Famili: Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus: Piper
Spesies: Piper nigrum L.
C.    MORFOLOGI
1.      Akar
Pada garis besarnya lada mempunyai 2 jenis akar, yakni:
a.       Akar yang terdapat di atas tanah, Akar yang terdapat di atas tanah juga disebut akar lekat atau akar panjat. Akar lekat ini berguna untuk melekat atau memanjat pada tajarnya, sehingga tanaman bisa tumbuh ke atas. Akar-akar lekat ini hanya tumbuh pada buku batang orthotrop, sedangkan pada cabang-cabang buah tidak akan tumbuh akar lekat.
b.      Akar yang terdapat di dalam tanah, akar yang terdapat di dalam tanah juga disebut akar utama. Akar-akar ini selain tumbuh pada bukunya yang merupakan perpanjangan dari akar lekat, juga tumbuh pada bekasbekaspotongan batang. Akar utama tumbuh pada pangkal batang, sehingga padasuatu batang bisa terdapat 10-20 akar utama. Pada akar utama itu akan tumbuh akar samping dengan bulu akar yang banyak sekali. Bulubuluakar tersebut bisa berkembang di permukaan tanah dan berguna untuk menghisap makanan yang diperlukan. Apabila keadaan tanah memungkinkan, maka akar itu akan dapat menembus tanah sedalam 12 m.Sedangkan panjangnya akar bisa mencapai 2-4 m. Tetapi pada umumnya sistem perakaran lada cukup dangkal, hanya mencapai kedalaman antara 30-60 cm saja.

2.      Batang
Bagian-bagian batang di atas tanah ada 3 jenis :
Stolon: tandas (batang primer). Stolon atau batang primer juga disebut batang dasar; istilah Lampung, stolon ini apa yang disebut tandas. Stolon merupakan batang pokok atau batang induk yamg tumbuh memanjat di mana batang-batang lain seperti cabang-cabang orthotrop dan pang plagiotrop akan tumbuh. Batang ini berbentuk agak pipih, dan setelah berdiameter 4-6 cm, berbenjol-benjol, berwarna abu-abu tua, beruas-ruas dan lekas berkayu serta berakar lekat. Sedangkan pada kuncupnya, batang tersebut membengkok. Setiap ruas panjangnya bisa mencapai 7- 12 cm; dan pada bukunya tumbuh sehelai daun dan satu kuncup yang berhadap-hadapan.
Tanaman lada masih muda, yakni umur 8 -12 bulan akan mencapai ketinggian 1 1,5 m dengan ruas yang jumlahnya ± 20 buah. Setelah itu, barulah pada tanaman tersebut akan tumbuh cabang-cabang itu juga disebut kayu primer, sekunder, tertier. Pada umumnya tunas atau kuncup tak akan tumbuh pada setiap ruas, melainkan setelah tumbuh cabang sekunder 3 -4 ruas lagi, barulah kuncup yang baru dan seterusnya. Kadangkadang dialami, setelah tumbuh 7 -10 ruas barulah tumbuh kuncup yang lain.

3.      Cabang-cabang orthotrop
Cabang-cabang ini tumbuh pada batang pokok. Cabang tersebut bentuknya bulat, berkuncup yang berjauhan dan tumbuhnya memanjat ke atas. Cabangcabang ini kedudukannya sama dengan batang primer. Sebab mereka juga berakar lekat, memanjat serta beruasruas. Pada setiap buku terdapat sehelai daun yang berhadap-hadapan dengan cabang plagiotrop dan segumpal akar lekat yang mengikat tanaman pada tajarnya. Semua cabang yang mengarah ke atas disebut cabang orthotrop. Apabila cabang-cabang itu tak melekat pada tajar, tetapi memanjang terus ke bawah atau menggantung, maka cabang itu disebut sulur gantung, sedang yang tumbuh pada pertumbuhan tanah disebut sulur tanah. Baik sulur tanah ataupun sulur gantung dapat dipergunakan sebagai bibit.

4.      Cabang plagiotrop: cabang buah
            Cabang plagiotrop ialah rantingranting yang tumbuh dari batang orthotrop, yang jumlahnya banyak sekali. Ranting-ranting ini pendek, agak kecil dan tak melekat pada tajar sebab masingmasing, bukunya tak berakar lekat. Pada setiap buku tumbuh sehelai daun yang berhadaphadapan, dan disinilah akan tumbuh malai bunga. Cabang plagiotrop ini tumbuhnya selalu ke samping (lateral), dan pada cabang plagiotrop ini masih bisa tumbuh ranting-ranting lagi. Inilah bagian-bagian yang selalu mengeluarkan malai bunga atau buah, maka ia juga disebut cabang-cabang buah.

5.      Daun
            Tanaman lada itu berdaun tunggal tidak berpasangan, keadaannya kenyal, serta bertangkai. Bentuknya bulat telur, tetapi pada pucuknya meruncing. Daun belahan atas berwarna hijau tua mengkilat, sedangkan pada belahan bawah berwarna hijau pucat dan tak mengkilat. Panjang tangkai 2- 4 cm, panjang daun 12- 18 cm, dan lebarnya 5-10 cm serta berurat daun 5 -9. Daun pada batang bagian atas tidak sama dengan daun pada bagian bawah, di bagian atas lebih panjang, sedang bagian bawah lebih bulat. Begitu pula bentuk daun dari batang atau cabang juga tidak sama dengan daun pada sulur dan cabang plagiotrop. Daun pada cabang bentuknya simetris dan berwarna tua, sedang daun dari cabang plagiotrop atau sulur asimetris dan berwarna muda
Daun-daun tersebut tumbuhnya berhadap-hadapan dengan tumbuhnya kuncup cabang, sedang daun pada cabang plagiotrop tumbuhnya berhadap-hadapan dengan tumbuhnya malai bunga. Kuncup daun itu dibungkus oleh kelopak. Apabila daun itu akan mengembang, maka gugurlah kelopak atau sisik tersebut.

6.      Bunga
            Bagian-bagian yang dapat berbunga hanyalah cabang-cabang plagiotrop atau cabangcabang buah. Bungabunga itu tumbuh pada malai bunga, sedang malai bunga itu sendiri tumbuh pada ruas-ruas cabang buah yang berhadap-hadapan dengan daun. Sebagaimana bunga yang lain, maka bunga lada juga mempunyai bagian, antara lain:
a.       Tajuk bunga atau dasar bunga. Tajuk bunga ini berwarna hijau atau melekat pada malai. Apabila sudah tumbuh buah, tajuk ini akan merupakan dasar buah atau tempat duduk buah, karena buahnya tidak bertangkai.
b.      Mahkota bunga. Ini berwarna kuning kehijau-hijauan dan tumbuh pada dasar bunga. Bentuknya sangat kecil dan halus, sedang beberapa hari setelah terjadi penyerbukan, maka daun bunga itu akan layu dan akhirnya mengering.
c.       Putik. Putik adalah alat betina, bagian ini merupakan terusan dari ovarium. Putik terdiri dari:
o   Ovarium: mengandung sebuah sel telur yang berdiri tegak dan bertangkai pendek.
o   Bakal buah yang dilengkapi dengan tangkai kepala putik dengan bentuk bintang yang terdapat 35 tangkai. Setiap tangkai panjangnya 1 mm serta terdapat kepala putik basah dengan garis tengah 10 mu (1 mu = 1/1000 mm).
d.      Benang sari. Benang sari adalah alat jantan, terdiri dari 2 atau 4 tangkai benangsari dan kepala benangsari. Di dalam kepala benangsari terdapat tepungsari yang berguna untuk menyerbuk putikputik. Tangkai benang sari panjangya 1 mm, sedang kepala benang sari besarnya 10 mu, dan bundar. Karena bunga lada itu memiliki putik dan benang sari, maka disebut bunga sempurna atau berumah satu. Malai yang tumbuh lebih dulu adalah malai yang dekat pucuk-pucuk cabang buah, kemudian disusul malaimalai dibawahnya. Selanjutnya apabila semua ruas cabang buah itu sudah tumbuh beberapa malai, maka malai itu akan mengarah ke bawah atau menggantung. Tiap malai bunga panjangnya 7-12 cm, dan tumbuh bunga maksimal 150.

7.      Buah dan Biji
Buah merupakan produksi pokok daripada hasil tanaman lada. Buah lada mempunyai ciriciri khas sebagai berikut:
Bentuk dan warna buah: buah lada berbentuk bulat, berbiji keras dan berkulit buah yang lunak. Kulit buah yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang tua berwarna kuning. Dan apabila buah sudah masak berwarna merah, berlendir dengan rasa manis. Maka buah lada disukai burung-burung berkicau. Sesudah dikeringkan lada itu berwarna hitam. Kedudukan buah: buah lada merupakan buah duduk, yang melekat pada malai. Besar kulit dan bijinya 4-6 mm. Sedangkan besarnya biji 3-4 mm. Berat 100 biji kurang lebih 38 gr atau rata-rata 4,5 gr. Keadaan kulit buah: kulit buah atau pericarp terdiri dari 3 bagian, ialah:
§  Epicarp = kulit luar
§  Mesocarp = kulit tengah
§  Endocarp = kulit dalam
Biji: di dalam kulit ini terdapat biji-biji yang merupakan produk dari lada, biji-biji ini juga mempunyai lapisan kulit yang keras.

D.    PERBANYAKAN TANAMAN SECARA GENERATIVE
Secara generatif/reproduktif (secara kawin) dengan menggunakan benih (biji yang memenuhi persyaratan sebagai bahan tanaman). Bibit lada yang  biasa digunakan diperoleh dari kebun sendiri atau dari petani lain sehingga belum terjamin keunggulannya. Kualitas bibit beragam, bergantung pada cara pemeliharaan kebun.
Di sentra produksi lada, belum ada kebun khusus yang menyediakan bahan tanaman unggul untuk bibit, baik yang dikelola Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) maupun Dinas Perkebunan (Sugiatno 2003). Pada umumnya perbanyakan lada  dilakukan secara vegetatif yaitu dengan cara sulur panjat, sulur gantung atau sulur cacing. Dari perbanyakan tersebut dapat diperoleh tanaman lada yang tumbuh menjalar dan bila ditegakkan tingginya biasa mencapai 6-7 meter sehingga tanaman harus menggunakan tiang panjat.

E.     PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF  
Secara vegetatif (secara tak kawin) dengan menggunakan organ vegetatif. Pembiakan generative yaitu pembentukan biji melalui proses penyerbukan (jatuhnya tepung sari pada kepala putik) kemudian dilanjutkan dengan pembuahan (peleburan antara gamet jantan dari tepung sari dan gamet betina dari putik). Pembiakan vegetatif yaitu menggunakan organ vegetatif: Secara alami dengan penggunaan biji apomiktik (terbentuk tanpa pembuahan dan merupakan bentuk vegetatif) dan penggunaan organ-organ khusus tanaman (hasil modifikasi batang atau akar, misalnya: bulb, tuber, rhizome, dll). Perbanyakan vegetatif dengan menggunakan cabang buah (cabang plagiotrop) dapat memberikan beberapa keuntungan karena sifat percabangannya simpodial maka bentuk tanamannya menjadi pendek namun rimbun. Pada umur 2 tahun, tanaman lada perdu dapat mencapai tinggi 1 m dengan lebar tajuk 2 m, dan dapat menghasilkan 0,3 - 0,5 kg lada putih kering per tanaman. Unang Mansyur dan Sarwanda (2008 ).
Cara perbanyakannya yaitu pilih tanaman induk yang sehat dan memiliki batang kokoh dan besar. Lebar daun sedang atau bisa lebih dan tebal. Potong bagian cabang produksi tersebut menjadi satu atau dua ruas dengan syarat masing-masing ruas masih memiliki daun. Jika bahan stek yang digunakan 2 ruas, minimal salah satu ruasnya memiliki daun tetapi lebih baik kedua ruas berdaun. Bahan stek dengan ruas tanpa daun, persentase tumbuh sangat kecil, atau bahkan tidak dapat tumbuh sama sekali. Karena proses fotosintesis yang terjadi tidak sempurna, sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan bibit stek. Rendam bahan stek tersebut ke dalam air bersih selama 15 – 30 menit.
Untuk hasil yang lebih baik dan mengurangi resiko kegagalan pertumbuhan bibit stek maka harus diberikan perlakuan khusus, air rendaman dapat ditambah hormon grow quick auksin yang mengandung NAA (Napthalen Acetic Acid ) dan IBA (Indole Butyric Acid) yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar dan mengandung vitamin B1 yang khusus untuk tanaman vitamin B1 mengandung tiamin yang berfungsi untuk mempercepat pembelahan sel pada meristem akar Ratna (2008).

F.     PEMELIHARAAN TANAMAN
1.      Pengikatan Sulur Panjat
Panjatkan pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan dengan dipilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah melekat pada tiang panjat.
2.      Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
3.      Perempalan
Perempalan atau pemangkasan dilakukan pada: Batang, dahan, ranting yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit. Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktif Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali.
4.      Pemupukan Susulan
Penyemprotan POC NASA (4-5 tutup) atau POC NASA (3- 4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 - 4 minggu sekali. Pupuk makro diberikan sebagai berikut :
Umur
(bln)
Pupuk makro (gram/pohon)
Urea
SP 36
KCl
3-4
35
15
20
4-5
35
20
25
5-6
35
25
30
6-17
35
30

5.      Pengairan dan Penyiraman
Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.
6.      Pemberian Mulsa
Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan ataupun alang-alang.
7.      Penggunaan Tajar ( Ajir)
Sebaiknya gunakan tajar mati dari bahan kayu. Pangkal tajar diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada yang panjangnya telah melebihi tinggi tajar. Panjang tajar 2,5-3 m.



G.    PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Hama
1.      Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis)
Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan PESTONA.

2.      Hama bunga
Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: penyemprotan PESTONA, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.

3.      Hama buah
Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah. Gunakan PESTONA.
Penyakit
1.      Penyakit busuk pangkal batang (BPP)
Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
2.      Penyakit kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
H.    PANEN DAN PASCA PANEN
PANEN
§  Ciri dan Umur Panen
Panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah).
§  Cara Panen
Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.
§  Periode Panen
Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada yang ditanam dan intensitas pemeliharaan.




PASCAPANEN
1.      Sortasi Buah
Lada yang sudah dipetik selanjutnya disortir. Buah lada yang busuk dan abnormal dipisahkan dan dibuang sedangkan buah yang baik dan mulus dikumpulkan dalam satu tempat.

2.      Pemisahan Buah Dari Tangkai (Perontokan)
Buah lada yang sudah dipanen ditumpuk selama 2 – 3 hari atau langsung dirontok untuk memisahkan buah dari tangkainya. Proses perontokan dapat dilakukan dengan cara diremas-remas atau menggunakan kaki (diinjak-injak /secara tradisional). Hal ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat perontok tipe pedal atau motor yang digerakkan oleh bensin/listrik. Buah lada yang sudah agak kering akan mudah terlepas dari tangkainya.

3.      Pengeringan
Pengeringan dilakukan selama 2 - 3 hari sampai kadar air mencapai 15% yaitu kadar air yang dikehendaki pasar.Pengeringan dengan penjemuran dilakukan dengan menggunakan alas (terpal/tikar) yang bersih, hindari kontak dengan tanah. Tumpukan lada dibolak-balik atau ditipiskan dengan ketebalan tumpukan 10 cm menggunakan garpu dari kayu.

4.      Penampian /Sortasi
Pemisahan atau sortasi bertujuan untuk memisahkan biji lada hitam yang sudah kering dari kotoran sepeti tanah, pasir, daun kering, gagang, serat-serat dan juga sebagian lada enteng. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tampah atau mesin (blower).

5.      Pengemasan Dan Penyimpanan
Buah lada hitam yang sudah kering dan terlepas dari tangkainya dikemas dengan menggunakan karung plastik. Ruang penyimpanan harus kering dan tidak lembab (± 70%) hal ini untuk menghindari lada berjamur. Ruang penyimpanan diberi alas dari bambu atau kayu setinggi lebih kurang 15 cm dari permukaan lantai sehingga bagian bawah karung tidak berhubungan langsung dengan lantai. Kualitas lada hitam dapat dipertahankan 3–4 tahun jika disimpan di ruangan bersuhu20- 28oC.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Lada merupakan salah satu pro-duk tertua dan terpenting dari produk rempah-rempah yang diperdagangkan di dunia. Theophratus yang hidup 372-287 SM (sebelum masehi), menyebutkan dua jenis lada yang telah digunakan oleh bangsa Mesir dan Romawi pada waktu itu yaitu lada hitam (Black pepper) dan lada panjang (Pepper longum). Purseglove (1968) menyebutkan bahwa lada merupakan produk pertama yang diperdagangkan antara Barat dan Timur. Pada abad per-tengahan tahun 1.100 – 1.500M, perdagangan lada memiliki kedudukan yang sangat penting. Pada waktu itu lada digunakan sebagai alat tukar dan mas kawin, selain untuk keperluan rempah-rempah.
Tanaman lada (Piper nigrum. L) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peluang strategis dalam system usaha perkebunan, baik secara ekonomi maupun sosial. Secara ekonomi lada dapat menjadi salah satu sumber utama pendapatan petani dan devisa negara sektor non migas, sedangkan secara sosial merupakan komoditas tradisional yang telah dibudidayakan sejak lama dan keberadaannya merupakan penyedia lapangan kerja yang cukup luas terutama di daerah sentra produksi. Usaha tani lada di Indonesia umumnya diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat.

B.      SARAN
Dalam penyelesaian makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan jadi penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan di masa akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
4.    http://informasi-budidaya.blogspot.com/2010/04/perkembangbiakan-tanaman-secara.html


Post a Comment for "Tanaman Lada"