Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tanaman Mawar


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Bunga mawar merupakan bunga yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang. Bunga ini merupakan lambang kehidupan religi dan cinta dalam kehidupan manusia, sehingga sangat banyak digunakan dalam hiasan pernikahan dan dalam acara romantis bersama pasangan. Bunga mawar memiliki banyak varietas dan aneka warna yang menarik. Seiring meningkatnya akan permintaan bunga ini maka banyak budidaya bunga mawar dilakukan. Budidaya bunga mawar dapat dilakukan oleh siapa saja yang penting rajin dan menyayangi tumbuhan bunga ini.
Dalam kebudayaan Barat, mawar adalah bunga lambang cinta dankecantikan. Bunga mawar dianggap suci untuk beberapa dewa dalammitologi Yunani seperti Isis dan Aprodite. Bunga mawar adalah bunga nasional Inggris dan digunakan sebagai lambang tim nasional rugby Inggris dan Rugby Football Union di Inggris. Di Kanada, bunga mawar liar merupakan bunga provinsi Alberta. Di Amerika Serikat, bunga mawar merupakan bunga negara bagian Iowa, North Dakota, Georgia, dan New York. Kota Portland di negara bagian Oregon yang setiap tahunnya mengadakan festival bunga mawar sering disebut “Kota Bunga mawar.” Bunga mawar merupakan simbol anti-kekerasan di Georgia sewaktu terjadi Revolusi Mawar di tahun 2003. Selain itu, bunga mawar sering dijadikan objek lukisan oleh banyak pelukis. Pelukis Perancis bernama Pierre-Joseph Redouté terkenal dengan lukisan berbagai spesies bunga mawar yang digambar dengan sangat teliti.

B.     TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Dalam penulisan makalah ini memiliki tujuan yaitu untuk kompetensi kejuruan penyuluhan pertanian.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    SYARAT TUMBUH
·         Iklim
1.      Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar.
2.      Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman.
3.      Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.
·         Media Tanam
1.      Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik.
2.      Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik.
3.      Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.
·         Ketinggian Tempat
Mawar tumbuh baik pada:
1.      Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 derajat C dan maksimum 28-30 derajat C.
2.      Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat C, maksimum 24-27 derajat C.
3.      Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat C dan maksimum 19,5-22,6 derajat C. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.

B.     TAKSONOMI
Kingdom     :Plantae 
Divisi        : Spermatophyta
Sub-divisi  : Angiospermae
Kelas         : Dycotiledonae
Ordo         : Rosanales
Famili        : Rosaceae 
Genus        : Rosa

C.    MORFOLOGI MAWAR
1.      Akar (Radix)
Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga (di sampingbatang dan daun) bagi tumbuhan yang telah merupakan kormus. Pada umumnya akar adalah salah satu alat yang terdapat pada tumbuhan yang tergolong Cormophyta. Akar tampak lebih jelas pada tumbuhan yang hidup di daratan/tanah dan telah terbentuk sejak tumbuhan itu masih berupa embrio, yang disebut akar lembaga (Radikula). Mawar memiliki system akar serabut, yaitu akar lembaga yang mati, disusul dengan tumbuhnya akar-akar liar yang ukuranya sama besar dari pangkal batang. Bentuknya yang seperti serabut maka dinamakan akar serabut (radix adventicia). Fungsi utama akar serabut adalah untuk memperkokohberdirinya tumbuhan.

2.      Batang(Caulis) 
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting,dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya mawar memiliki duri berbentuk seperti pengait pada batang yang berfungsi sebagai pegangan sewaktumemanjat tumbuhan lain. Beberapa spesies yang tumbuh liar ditanah berpasir di daerah pantai seperti Rosa rugosa dan Rosa pimpinellifolia beradaptasi dengan duri lurus seperti jarum yang mungkin berfungsi untuk mengurangi kerusakan akibat dimakan binatang, menahan pasir yang diterbangkan angin dan melindungi akar dari erosi. Beberapa spesies mawar mempunyai duri yang tidak berkembang dan tidak tajam.

3.      Daun (Folium)
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahar imelalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organism autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupah elaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.Sebagian besar spesies mawar mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate).
Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing padaujung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah. Sebetulnya mawar bukan tanaman tropis, sebagian besar spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun.

4.      Bunga
Bunga adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (division Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari danputik). Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteksini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret. Bunga berfungsi menghasilkanbiji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji. Bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan perkecualian Rosa sericea yang hanya memiliki 4 helai daun mahkota. Warna bunga biasanya putih dan merah jambu atau kuning dan merah pada beberapa spesies. Ovari berada di bagian bawah daun mahkota dan daun kelopak.

5.      Buah (Fructus)
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Bunga mawar menghasilkan buah agregat (berkembang dari satu bunga dengan banyak putik) yang disebut rose hips. Masing-masing putik berkembang menjadi satu buah tunggal (achene), sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar. Spesies dengan bunga yang terbuka lebar lebih mengundang kedatangan lebah atau serangga lain yang membantu penyerbukan sehingga cenderung menghasilkan lebih banyak buah. Mawar hasil pemuliaan menghasilkan bunga yang daun mahkotanya menutup rapat sehingga menyulitkan penyerbukan.
Sebagian buah mawar berwarna merah dengan beberapa perkecualian sepertiRosa pimpinellifolia yang menghasilkan buah berwarna ungu gelap hingga hitam. Pada beberapa spesies seperti Rosa canina dan Rosa rugosa menghasilkan buah rose hips yang sangat kaya dengan vitamin Cbahkan termasuk di antara sumber vitamin C alami yang paling kaya. Buah rose hips disukai burung pemakan buah yang membantu penyebaran biji mawar bersama kotoran yang dikeluarkan.


D.    PERBANYAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
Secara kawin (sexual/ generatif) yaitu yang dikenal dengan perbanyakan menggunakan biji. Kelebihan dari perbanyakan secara generatif / menggunakan biji adalah :
·         Dapat dikerjakan dengan mudah
·         Biasanya lebih sehat dan hidup lebih lama
·         Memungkinkan diadakan perbaikan –perbaikan sifat tanaman lewat persilangan baru.
·         Benih lebih mudah disimpan dan dan dikirimkan.
·         Tanaman mempunyai perakaran tunggang yang dalam sehingga tahan kekeringan pada musim kemarau dan tahan rebah.
Perbanyakan generative adalah dengan melakukan pembibitan. Supaya tumbuh dengan baik. Pilih biji bibit yang bagus (jika ditaruh di air maka akan tenggelam). Selanjutnya dengan melakukan penyiapan benih dengan memilih buah mawar yang produktif berbunga atau sudah unggul dan sudah matang kemudian dipetik. Siapkan lahan berupa tanah yang berhumus dan juga berpasir dengan perbandingan 1:1. Lalu masukkan biji mawar tadi ke dalam tanah tersebut dan disiram dengan air bersih hingga cukup lembab. Kemudian tanamkan buah mawar kedalam tanah tersebut hingga terkubur. Biarkan buah mawar membusuk pada kondisi media yang lembab. Waktu yang diperlukan berkisar antara 2 hingga 9 bulan.
Setelah kurun waktu pembusukan buah mawar selesai, angkat biji-biji mawar dari buah yang telah membusuk dan jangan lupa pilih biji mawar yang paling baik, yaitu jika ditaruh di air maka ia akan tenggelam. Kemudian cuci biji mawar dengan air lalu dikeringkan di tempat teduh. Semaikan biji mawarsecara merata menurut barisan pada jarak antar-baris 5- 10 cm di dalam bak atau baskom. Biji akan berkecambah pada saat empat minggu setelah disemaikan.
Pemeliharaan pembibitan dilakukan dengan menyiram tempat penyemaian secara rutin satu hingga dua kali dalam sehari. Lalu masukkan bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil yang telah diisi dengan campuran tanah, pasir, dan pupuk organik. Kemudian lakukan pemindahan bibit dengan cara memindahkan tanam bibit mawar yang telah berumur 22 bulan ke lahan berupa tanah di kebun atau tempat yang diajdikan sebagai tempat penanaman tetap atau permanen, seperti misalnya pot.
Tahap selanjutnya yaitu dengan melakukan tahapan penanaman bunga mawar seperti yang telah dijelaskan di atas yaitu dengan menggunakan tanah yang subur dan gembur serta mendapat sinar matahari agar memperkuat tanaman mawar tersebut, baik untuk yang ditanam di kebun maupun di pot. Jangan lupa memberikan pupuk kandang atau pupuk buatan yang memang khusus disediakan untuk penanaman bunga mawar. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara disebar hingga merata dengan tanah agar terserap hingga ke akarnya. Untuk penanaman di kebun jangan lupa membuat bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Kita juga bisa membuat bentuk taman mawar sesuai dengan selera kita yang tentunya serasi dengan pekarangan sekitar agar terlihat lebih indah.

E.     PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF
Cara membudidayakan atau memperbanyak tanaman mawar ini cukup banyak antara lain melalui biji, setek, okulasi, cangkokan dan membelah anakan. Namun untuk lebih praktis sebaiknya digunakan cara setek. Cara ini dianggap ampuh karena dapat membuat bunga mawar menjadi tumbuh banyak. Perbanyakan tanaman secara vegetatif yaitu perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian dari tanaman, baik cabang, ranting, daun, batang, tunas, akar maupun daun. Cara perbanyakan ini dapat dilakukan dengan cara mencangkok, menyetek, okulasi, merunduk, dan sambung seperti tanaman tebu. Keuntungan dari perbanyakan tanaman sistem ini adalah sifat induknya sama dengan hasil turunannya. Sedangkan alasan lain dari perbanyakan secara vegetatif adalah:
-          Tanaman tidak menghasilkan atau sedikit menghasilkan biji.
-          Biji yang dihasilkan oleh tanaman sukar berkecambah.
-          Tanaman yang diperbanyak secara vegetatif akan lebih cepat berbuah dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji .
-          Tanaman akan lebih kuat bila disambungkan pada batang jenis lain.
-          Tanaman lebih ekonomis bila diperbanyak dengan vegetatif.
-          Tanaman lebih tahan suhu dingin bila disambungkan pada batang jenis tanaman lain.

Perbanyakan vegetatif tidak hanya menyetek, mencangkok dan menyambung saja tetapi masih ada cara-cara lainnya. Secara garis besar perbanyakan vegetatif dibagi :
·         Perbanyakan vegetatif dengan menggunakan bagian-bagian khusus tanaman ( tidak terjadi perbaikan sifat tanaman )
·         Perbanyakan vegetatif secara buatan ( tidak perbaikan sifat tanaman ,contoh dengan stek,dan mencangkok )
·         Perbanyakan vegetatif secara buatan ( dapat memperbaiki sifat tanaman contoh dengan menyambung ).
F.     PEMELIHARAAN TANAMAN
1.      Penyiangan
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.
2.      Pemupukan
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5. Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang terdiri atas: 90-135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan 200-300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tanaman mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram/pohon pada saat tanam atau 7-15 hari setelah tanam.
Pemupukan berikutnya secara kontinu tiap 3-4 bulan sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan adalah campuran pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5 ditambah Kalium 400 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg ditambah TSP 2100 kg ditambah KCL 800 kg/ha/tahun. Tiap kali pemupukan diberikan 1/4 – 1/3 dosis pupuk 337,5-450 kg Urea ditambah 525-700 kg TSP ditambah 100-133 kg KCl per hektar. Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.

3.      Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dan penyiraman dilakukan:
§  Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media).
§  Waktu pemberian air yang baik pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi.
§  Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata menggunakan alat bantu emrat (gembor).

G.    PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
·         Hama
1.      Kutu daun (Macrosiphum rosae Linn., Aphids)
Kutu daun, kecil, panjang ±0,6 mm, berwarna hijau, kadang-kadang tidak bersayap. Menyerang pucuk, sering menempel pada ranting dan kuncup bunga.
Gejala:: mengisap cairan (sel) tanaman, sehingga menyebabkan gejala abnormal, pada daun atau pucuk jadi keriting/mengkerut. Dapat berperan sebagai vektor virus dan sering meninggalkan cairan madu manis yang menempel pada permukaan daun, sehingga menjadi penyebab penyakit embun jelaga (Capnodium sp.).
Pengendalian: menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan disemprot insektisida Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC, Confidor 200 LC, Curacron 500 EC, Fastac 15 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.


2.      Kumbang
Tiga jenis kumbang penyerang tanaman mawar: kumbang Chafer (Macrodactylis subspinosus), Fuller (Autoserica castanca) dan Curculio (Rhyncite bicolor). Kumbang Chafer warna coklat kekuning-kuningan panjang tubuh sekitar 12 mm, kumbang Fuller warna coklat keabu-abuan, panjang 10 mm. Kumbang Curculio berwarna merah bergaris hitam ± 5 mm.
Gejala:: memakan daun, tangkai dan kuntum bunga, sehingga bolong-bolong/rusak pada bagian yang diserang. Larva sering memakan perakaran tanaman.
Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan hama tersebut dan cara kimia disemprot dengan insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Ambush 2 EC, Elsan 60 EC, dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.

3.      Siput berbulu
Tubuh berwarna putih kehijau-hijauan, panjang ± 12 mm, ditutupi bulu-bulu kasar.
Gejala:: pada stadium larva, menyerang tanaman dengan cara memakan daun sebelah bawah yang menyebabkan daun berlubang tinggal tulang daun.
Pengendalian: merontokkan kepompong yang menempel pada tanaman, dan disemprot dengan insektisida Brestan 60 (Moluskasida) pada konsentrasi yang dianjurkan.

4.      Tungau (Tetranychus telarius)
Tungau mirip laba-laba, sangat kecil ± 0,3 mm, berwarna merah/hijau/kuning. Berkembangbiak dengan cepat bila cuaca lembab dan panas, serta sirkulasi udara kurang baik.
Gejala:: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman, pada bagian daun/pucuk, sehingga menyebabkan titik-titik merah berwarna kuning/abu-abu kecoklat-coklatan.
Pengendalian: disemprot insektisida-akarisida seperti Omite 570 EC atau Kelthane 200 EC atau Mitac 200 EC Meothrin 50 EC, Nissuron 50 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
5.      Thrips
Hama ini berukuran sangat kecil ± 1 mm, berwarna kuning-oranye/kuning kecoklat-coklatan.
Gejala:: merusak/mengisap cairan sel tanaman, terutama bunga, daun, dan cabang. Menyenangi mawar bunga berwarna kuning/terang lainnya.
Pengendalian: pemangkasan bagian tanaman yang terserang berat dan disemprot dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.

6.      Nematoda akar (Meloidgyne sp.)
Nematoda akar ukurannya sangat kecil (hanya dapat dilihat dengan mikroskop).
Gejala:: menyerang akar tanaman mawar, dapat menembus ke bagian batang sehingga menyebabkan gejala pertumbuhan kerdil, kadang layu (kehilangan kekuatan tumbuh) dan terdapat bintil-bintil pada akar.
Pengendalian: pergiliran tanaman, sterilisasi media tanam, dan menggunakan bahan kimiawi (nematisida) : Furadan 3 G, Rugby 10 G atau Indofuran pendidikan G pada saat tanam.

Hama-hama lain:
1)      Ulat daun (Udea rubigalis), menyerang daun dan kuncup bunga sehingga menjadi rusak/bolong-bolong.
Pengendalian: disemprot insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Dekasulfan 350 EC, Nomolt 50 EC atau Confidor 70 WS pada konsentrasi yang dianjurkan.
2)      Serangga malam (Night feeding insect), menyerang daun dan bunga.
Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.
3)      Serangga pengisap sel tanaman (Leaf hoppers), menyerang daun hingga bintik-bintik putih membentuk lingkaran. Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.
4)      Lalat (Dasyncura rhodophaga), ukuran tubuh kecil 1,2 mm, warna coklat kemerah-merahan/kekuning-kuningan. Telur diletakkan pada tunas baru, setelah menjadi larva akan merusak/memakan tunas. Larva menjatuhkan diri ke tanah, kemudian dalam waktu satu minggu berubah menjadi lalat. Pengendalian: memusnahkan tanaman yang terserang berat dengan dibakar, menjaga kebersihan kebun, dan penyemprotan insektisida Agrohion 50 EC, Meothrin 50 EC atau Ofunack 40 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
5)      Kutu batang (Aulacaspis rosae) dari famili Coccidae, berukuran kecil 3 mm,
Gejala: mengisap cairan sel tanaman, bagian daun dan batang. Bagian yang terserang akan layu, lambat laun mengering (mati). Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang terserang untuk dimusnahkan/dibakar dan disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC, Mitac 200 EC, Monitor 200 LC atau Orthene 75 SP pada konsentrasi yang dianjurkan.
6)      Kumbang kecil (Small carpenter bees), ukuran tubuh kecil panjang 8 mm, warna hitam-metalik, Gejala: melubangi sekaligus merusak batang bagian dalam. Tanaman yang diserang menjadi layu. Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang diserang untuk dibakar atau disemprot dengan insektisida : Decis 2,5 EC, Atabron 50 EC, Buldok 25 EC atau Bassa 50 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.

·         Penyakit
1)      Bercak hitam
Penyebab: cendawan (jamur) Marsonina rosae (Lib.) Lind. (Black spot).
Gejala: daun bercak hitam-pekat yang tepinya bergerigi. Lambat laun bercak-bercak berdiameter ± 1 cm menyatu, sehingga jaringan daun di sekitarnya menjadi kuning. Dapat pula terjadi pada tangkai daun, batang, dasar bunga, kelopak dan tajuk bunga. Daun yang terserang akan mudah berguguran. Pengendalian non kimiawi: memangkas bagian tanaman yang sakit dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi). Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Propineb dan Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan.



2)      Karat daun
Penyebab: cendawan (jamur) Phragmidium mucronatum (Pers. ex Pr.) Schlecht.
Gejala: bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, pada sisi daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah-merahan. Daun yang terserang berat akan mudah gugur (rontok). Pengendalian non kimiawi: pemotongan/pemangkasan daun sakit kemudian dimusnahkan.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Zineb atau Maneb pada konsentrasi yang dianjurkan.

3)      Tepung mildew
Penyebab: cendawan Oidium sp. Gejala: terdapat tepung/lapisan putih pada permukaan daun sebelah bawah dan atas. Daun/bagian tanaman yang terserang akan berubah warna dari hijau menjadi kemerah-merahan, lambat laun kekuningkuningan dan akhirnya daun-daun cepat rontok (gugur). Pengendalian non kimiawi: memetik daun yang terserang untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi). Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida Belerang, atau mengandung bahan aktif Pirazifos.

4)      Bengkak pangkal batang
Penyebab: bakteri Agrobacterium tumefacien (E.F Sm et Town.) Conn. Gejala: terjadi pembengkakan pada pangkal batang dekat permukaan tanah, sehingga tanaman menjadi kerdil dan akhirnya mati. Pengendalian non kimiawi: mencabut tanaman yang sakit untuk dimusnahkan dan sewaktu pemeliharaan tanaman (pemangkasan) menggunakan gunting pangkas yang bersih dan steril. Pengendalian kimiawi: disemprot oleh bakterisida yang berbahan aktif Streptomisin atau Oksitetrasikin.

5)      Mosaik (belang-belang)
Penyebab: virus (Virus Mosaik Mawar) (Rose mosaic Virus). Gejala: daun menguning dan belang-belang, tulang-tulang daunnya seperti jala. Pengendalian: penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan tanaman secara intensif, penyemprotan insektisida untuk pengendalian serangga vektor, dan membongkar (eradikasi) tanaman yang sakit untuk dimusnahkan agar tidak menular kepada tanaman yang lainnya.

6)      Bercak daun
Penyebab: dua patogen, yaitu cendawan Cercospora rosicola Pass. dan Alternaria sp. Gejala: serangan cercospora bercak-bercak coklat pada daun-daun tua, sedangkan bercak alternaria berwarna kehitam-hitaman. Pengendalian nonkimiawi: memotong/memetik daun yang sakit untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi). Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang mengandung bahan aktif Tembaga (Cu).

7)      Jamur upas
Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor (Berk. et Br.) Tjokr. Gejala: terdapat lapisan kerak berwarna merah pada batang, dan lambat laun batang akan membusuk serta mati. Pengendalian nonkimiawi: mengelupaskan kulit dan mengerok bagian tanaman yang sakit, kemudian diolesi cat/ter, dapat pula sekaligus memotong bagian batang yang terinfeksi berat. Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Tridemorf.

8)      Busuk bunga
Penyebab: cendawan Botrytis cinerea Pers. Fr. Gejala: kuntum bunga yang telah membuka membusuk berwarna coklat, dan berbintil-bintil hitam. Pengendalian nonkimiawi: membungkus bunga yang mulai mekar dengan kantong kertas minyak/plastik dan penanganan pasca panen bunga sebaik mungkin. Pengendalian kimiawi: penyemprotan fungisida yang berbahan aktif Benomil.

9)      Penyakit Fisiologis
Penyebab: kekurangan unsur hara (defisiensi), kurang Nitrogen, Phosfor, dan Kalium. Gejala: kekurangan nitrogen menyebabkan warna daun hujau-muda (pucat) kekuning-kuningan dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat (kerdil). Kekurangan phosfor menyebabkan tanaman menjadi kurus dan kerdil, sedangkan kurang kalium daun-daun menjadi mengering di sepanjang tepi/pinggirannya.
Pengendalian: pemberian pupuk berimbang, terutama unsur N, P2O5, dan K2O ataupun disemprot pupuk daun yang kandungan unsur haranya tinggi sesuai dengan gejala defisiensi

H.    PANEN DAN PASCA PANEN
·         Panen
1)      Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk tujuan sebagai bunga potong : kuntum bunganya belum mekar penuh dan berukuran normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium setelah mekar penuh. Waktu panen yang ideal adalah pagi atau sore hari (saat suhu udara dan penguapan air tidak terlalu tinggi). Di beberapa sentra produsen bunga potong melakukan pemetikan bunga mawar pada malam hari.
2)      Cara Pemetikan Bunga
Cara panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun. Alat pemotong bunga mawar dapat berupa pisau ataupun gunting pangkas yang tajam, bersih dan steril.
3)      Periode Panen
Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun.
4)      Prakiraan Produksi
Tanaman mawar yang dipelihara secara intensif dari jenis/varietas unggul dapat menghasilkan 120.000-280.000 kuntum/hektar/tahun. Tingkat produksi ini tergantung pada varietas mawar, kesuburan tanah, jarak dan tingkat perawatan tanaman selama di kebun.
·         PASCA PANEN
1)      Pengumpulan
a.       Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar:
a)      Kumpulkan bunga segera seusai panen dan masukkan ke dalam wadah (ember) yang berisi air bersih. Posisi tangkai bunga diatur sebelah bawah terendam air.
b)      Angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan hasil untuk memudahkan penanganan berikutnya.
b.      Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur:
Kumpulkan kuntum bunga mawar yang baru dipetik ke dalam suatu wadah (keranjang plastik, tampah/ember berisi air bersih).

1)      Penyortiran dan Penggolongan
a.       Sortir bunga yang rusak, layu dan busuk pisahkan secara tersendiri.
b.      Klasifikasikan bunga berdasarkan jenis, ukuran bunga, panjang tangkai bunga dan warna bunga yang seragam. Pengklasifikasian berdasarkan panjang tangkai bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan panjang tangkai lebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai kurang dari 60 cm.

2)      Penyimpanan
a.       Untuk bunga potong mawar, simpan bunga yang telah dikemas ke dalam ruang penyimpanan bersuhu dingin (cold storage) dengan kelembaban relatif stabil 90 %.
b.      Untuk bunga mawar tabur, simpan di tempat/ruangan teduh, dingin, lembab, dan sirkulasi udara baik.

3)      Pengemasan dan Pengangkutan
a.       Ikat bunga yang telah diklasifikasikan dan disatukan menjadi suatu ikatan-ikatan. Tiap ikatan berisi 20 tangkai bunga.
b.      Kemas ikatan-ikatan bunga tadi ke dalam keranjang/dos karton dan sirkulasi udara baik.
c.       Angkut bunga mawar ke tempat sasaran pasar.
d.      Alasi pangkai tangkai bunga dengan kapas basah atau masukkan ke dalam botol plastik berisi air, terutama untuk tujuan pengiriman jarak jauh.
e.       Tambahkan remukan es di sekitar wadah (kontainer) bunga mawar agar kondisi ruangan alat angkut cukup dingin dan lembab.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Bunga mawar merupakan bunga yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang. Bunga ini merupakan lambang kehidupan religi dan cinta dalam kehidupan manusia, sehingga sangat banyak digunakan dalam hiasan pernikahan dan dalam acara romantis bersama pasangan. Bunga mawar memiliki banyak varietas dan aneka warna yang menarik. Seiring meningkatnya akan permintaan bunga ini maka banyak budidaya bunga mawar dilakukan. Budidaya bunga mawar dapat dilakukan oleh siapa saja yang penting rajin dan menyayangi tumbuhan bunga ini.
Dalam kebudayaan Barat, mawar adalah bunga lambang cinta dankecantikan. Bunga mawar dianggap suci untuk beberapa dewa dalammitologi Yunani seperti Isis dan Aprodite. Bunga mawar adalah bunga nasional Inggris dan digunakan sebagai lambang tim nasional rugby Inggris dan Rugby Football Union di Inggris. Di Kanada, bunga mawar liar merupakan bunga provinsi Alberta. Di Amerika Serikat, bunga mawar merupakan bunga negara bagian Iowa, North Dakota, Georgia, dan New York. Kota Portland di negara bagian Oregon yang setiap tahunnya mengadakan festival bunga mawar sering disebut “Kota Bunga mawar.” Bunga mawar merupakan simbol anti-kekerasan di Georgia sewaktu terjadi Revolusi Mawar di tahun 2003. Selain itu, bunga mawar sering dijadikan objek lukisan oleh banyak pelukis. Pelukis Perancis bernama Pierre-Joseph Redouté terkenal dengan lukisan berbagai spesies bunga mawar yang digambar dengan sangat teliti.

B.     SARAN
Dalam penyelesaian makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan jadi penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan di masa akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Platt. 1991. Morfologi Pada Bunga Mawar. diakses pada http:file:///F:/MORFOLOGI MAWAR2.htm. Tanggal 2 Novembar 2014
Novita L. 2008. Induksi perakaran pada tanaman mawar (Rosa hybrida) secara in vitro.

Post a Comment for "Tanaman Mawar"