Tanaman Mawar
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Bunga mawar merupakan
bunga yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang. Bunga ini
merupakan lambang kehidupan religi dan cinta dalam kehidupan manusia, sehingga
sangat banyak digunakan dalam hiasan pernikahan dan dalam acara romantis
bersama pasangan. Bunga mawar memiliki banyak varietas dan
aneka warna yang menarik. Seiring meningkatnya akan permintaan bunga ini maka
banyak budidaya bunga mawar dilakukan. Budidaya bunga mawar dapat dilakukan
oleh siapa saja yang penting rajin dan menyayangi tumbuhan bunga ini.
Dalam
kebudayaan Barat, mawar adalah bunga lambang cinta dankecantikan.
Bunga mawar dianggap suci untuk beberapa dewa dalammitologi Yunani
seperti Isis dan Aprodite.
Bunga mawar adalah bunga nasional Inggris dan
digunakan sebagai lambang tim nasional rugby Inggris dan Rugby Football Union
di Inggris. Di Kanada, bunga mawar liar merupakan bunga provinsi Alberta.
Di Amerika Serikat, bunga mawar merupakan bunga negara bagian Iowa, North Dakota, Georgia,
dan New York.
Kota Portland di
negara bagian Oregon yang
setiap tahunnya mengadakan festival bunga mawar sering disebut “Kota Bunga
mawar.” Bunga mawar merupakan simbol anti-kekerasan di Georgia sewaktu
terjadi Revolusi Mawar di
tahun 2003.
Selain itu, bunga mawar sering dijadikan objek lukisan oleh banyak pelukis. Pelukis Perancis bernama
Pierre-Joseph Redouté terkenal
dengan lukisan berbagai spesies bunga mawar yang digambar dengan sangat teliti.
B. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Dalam
penulisan makalah ini memiliki tujuan yaitu untuk kompetensi kejuruan
penyuluhan pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SYARAT
TUMBUH
·
Iklim
1.
Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar.
2.
Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik
adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di
daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta
berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore,
yang menyebabkan pengeringan tanaman.
3.
Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas
terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis
maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban
70-80 %.
·
Media Tanam
1.
Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara
permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat
berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi
dan drainase baik.
2.
Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik
dan kesuburan tanah yang cukup baik.
3.
Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0.
Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro
dosis 4-5 ton/hektar. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah
unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki
bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah
ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh
akar mawar.
·
Ketinggian Tempat
Mawar tumbuh baik pada:
1.
Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18
derajat C dan maksimum 28-30 derajat C.
2.
Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat
C, maksimum 24-27 derajat C.
3.
Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat
C dan maksimum 19,5-22,6 derajat C. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman
mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi
(pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.
B. TAKSONOMI
Kingdom :Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas :
Dycotiledonae
Ordo : Rosanales
Famili :
Rosaceae
Genus : Rosa
C. MORFOLOGI MAWAR
1.
Akar (Radix)
Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga (di sampingbatang
dan daun) bagi tumbuhan yang telah merupakan kormus. Pada umumnya akar
adalah salah satu alat yang terdapat pada tumbuhan yang tergolong Cormophyta. Akar
tampak lebih jelas pada tumbuhan yang hidup di daratan/tanah dan telah
terbentuk sejak tumbuhan itu masih berupa embrio, yang disebut akar
lembaga (Radikula). Mawar memiliki system akar serabut, yaitu akar lembaga yang
mati, disusul dengan tumbuhnya akar-akar liar yang ukuranya sama besar
dari pangkal batang. Bentuknya yang seperti serabut maka dinamakan akar
serabut (radix adventicia). Fungsi utama akar serabut adalah untuk
memperkokohberdirinya tumbuhan.
2. Batang(Caulis)
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting,dan
mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya mawar memiliki duri
berbentuk seperti pengait pada batang yang berfungsi sebagai pegangan sewaktumemanjat
tumbuhan lain. Beberapa spesies yang tumbuh liar ditanah berpasir di
daerah pantai seperti Rosa rugosa dan Rosa
pimpinellifolia beradaptasi dengan duri lurus seperti jarum yang
mungkin berfungsi untuk mengurangi kerusakan akibat dimakan binatang,
menahan pasir yang diterbangkan angin dan melindungi akar dari erosi. Beberapa spesies mawar
mempunyai duri yang tidak berkembang dan tidak tajam.
3. Daun (Folium)
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan
terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahar
imelalui fotosintesis. Daun merupakan organ
terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah
organism autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan
energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupah elaian,
bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi
bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari
atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing
panjang.Sebagian besar spesies mawar mempunyai daun yang panjangnya antara
5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate).
Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5
hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan
menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing padaujung daun dan berduri pada batang
yang dekat ke tanah. Sebetulnya mawar bukan tanaman tropis, sebagian besar
spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia
Tenggara yang
selalu berdaun hijau sepanjang tahun.
4. Bunga
Bunga adalah struktur reproduksi
seksual pada tumbuhan
berbunga (division Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup").
Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang
sari danputik). Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul
dalam satu karangan. Dalam konteksini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk
disebut floret. Bunga berfungsi menghasilkanbiji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga.
Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang
membawa biji. Bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan perkecualian Rosa sericea yang
hanya memiliki 4 helai daun mahkota. Warna bunga biasanya putih dan merah jambu
atau kuning dan merah pada beberapa spesies. Ovari berada di bagian bawah
daun mahkota dan daun kelopak.
5. Buah (Fructus)
Buah adalah organ pada tumbuhan
berbunga yang
merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan
melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas
kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Bunga mawar menghasilkan buah agregat (berkembang dari satu bunga dengan banyak
putik) yang disebut rose hips. Masing-masing putik berkembang menjadi satu buah
tunggal (achene), sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus daging
buah pada bagian luar. Spesies
dengan bunga yang terbuka lebar lebih mengundang kedatangan lebah atau serangga lain yang membantu penyerbukan sehingga cenderung menghasilkan
lebih banyak buah. Mawar hasil pemuliaan menghasilkan bunga yang daun
mahkotanya menutup rapat sehingga menyulitkan penyerbukan.
Sebagian buah mawar berwarna merah dengan beberapa perkecualian
sepertiRosa pimpinellifolia yang menghasilkan buah berwarna
ungu gelap hingga hitam. Pada beberapa spesies seperti Rosa canina dan Rosa
rugosa menghasilkan buah rose hips yang sangat kaya dengan vitamin
Cbahkan termasuk di antara sumber
vitamin C alami yang paling kaya. Buah rose hips disukai burung pemakan
buah yang membantu penyebaran biji mawar bersama kotoran yang dikeluarkan.
D. PERBANYAKAN TANAMAN SECARA
GENERATIF
Secara kawin (sexual/ generatif)
yaitu yang dikenal dengan perbanyakan menggunakan biji. Kelebihan dari
perbanyakan secara generatif / menggunakan biji adalah :
·
Dapat
dikerjakan dengan mudah
·
Biasanya
lebih sehat dan hidup lebih lama
·
Memungkinkan
diadakan perbaikan –perbaikan sifat tanaman lewat persilangan baru.
·
Benih
lebih mudah disimpan dan dan dikirimkan.
·
Tanaman
mempunyai perakaran tunggang yang dalam sehingga tahan kekeringan pada musim
kemarau dan tahan rebah.
Perbanyakan generative adalah dengan
melakukan pembibitan. Supaya tumbuh dengan baik. Pilih biji bibit yang bagus
(jika ditaruh di air maka akan tenggelam). Selanjutnya dengan melakukan
penyiapan benih dengan memilih buah mawar yang produktif berbunga atau sudah
unggul dan sudah matang kemudian dipetik. Siapkan lahan berupa tanah yang
berhumus dan juga berpasir dengan perbandingan 1:1. Lalu masukkan biji mawar
tadi ke dalam tanah tersebut dan disiram dengan air bersih hingga cukup lembab. Kemudian
tanamkan buah mawar kedalam tanah tersebut hingga terkubur. Biarkan buah mawar
membusuk pada kondisi media yang lembab. Waktu yang diperlukan berkisar antara
2 hingga 9 bulan.
Setelah kurun
waktu pembusukan buah mawar selesai, angkat biji-biji mawar dari buah yang
telah membusuk dan jangan lupa pilih biji mawar yang
paling baik, yaitu jika ditaruh di air maka ia akan tenggelam. Kemudian cuci
biji mawar dengan air lalu dikeringkan di tempat teduh. Semaikan biji mawarsecara merata
menurut barisan pada jarak antar-baris 5- 10 cm di dalam bak atau baskom. Biji
akan berkecambah pada saat empat minggu setelah disemaikan.
Pemeliharaan
pembibitan dilakukan dengan menyiram tempat penyemaian secara rutin satu hingga
dua kali dalam sehari. Lalu masukkan bibit mawar yang sudah cukup besar ke
dalam polybag kecil yang telah diisi dengan campuran tanah, pasir, dan pupuk
organik. Kemudian lakukan pemindahan bibit dengan cara memindahkan tanam bibit
mawar yang telah berumur 22 bulan ke lahan berupa tanah di kebun atau tempat
yang diajdikan sebagai tempat penanaman tetap atau permanen, seperti misalnya
pot.
Tahap
selanjutnya yaitu dengan melakukan tahapan penanaman bunga mawar seperti yang
telah dijelaskan di atas yaitu dengan menggunakan tanah yang subur dan gembur
serta mendapat sinar matahari agar memperkuat tanaman mawar tersebut,
baik untuk yang ditanam di kebun maupun di pot. Jangan lupa memberikan pupuk
kandang atau pupuk buatan yang memang khusus disediakan untuk penanaman bunga mawar. Pemberian pupuk
dilakukan dengan cara disebar hingga merata dengan tanah agar terserap hingga
ke akarnya.
Untuk penanaman
di kebun jangan lupa membuat bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30
cm, jarak antar bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan lahan.
Kita juga bisa membuat bentuk taman mawar sesuai dengan selera kita yang
tentunya serasi dengan pekarangan sekitar agar terlihat lebih indah.
E.
PERBANYAKAN
TANAMAN SECARA VEGETATIF
Cara membudidayakan atau
memperbanyak tanaman mawar ini cukup banyak
antara lain melalui biji, setek, okulasi, cangkokan dan membelah anakan. Namun
untuk lebih praktis sebaiknya digunakan cara setek. Cara ini dianggap ampuh
karena dapat membuat bunga
mawar menjadi
tumbuh banyak. Perbanyakan
tanaman secara vegetatif yaitu perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian
dari tanaman, baik cabang, ranting, daun, batang, tunas, akar maupun daun. Cara
perbanyakan ini dapat dilakukan dengan cara mencangkok, menyetek, okulasi,
merunduk, dan sambung seperti tanaman tebu. Keuntungan dari perbanyakan tanaman
sistem ini adalah sifat induknya sama dengan hasil turunannya. Sedangkan alasan
lain dari perbanyakan secara vegetatif adalah:
-
Tanaman
tidak menghasilkan atau sedikit menghasilkan biji.
-
Biji
yang dihasilkan oleh tanaman sukar berkecambah.
-
Tanaman
yang diperbanyak secara vegetatif akan lebih cepat berbuah dibandingkan dengan
tanaman yang berasal dari biji .
-
Tanaman
akan lebih kuat bila disambungkan pada batang jenis lain.
-
Tanaman
lebih ekonomis bila diperbanyak dengan vegetatif.
-
Tanaman
lebih tahan suhu dingin bila disambungkan pada batang jenis tanaman lain.
Perbanyakan vegetatif tidak hanya
menyetek, mencangkok dan menyambung saja tetapi masih ada cara-cara lainnya.
Secara garis besar perbanyakan vegetatif dibagi :
·
Perbanyakan
vegetatif dengan menggunakan bagian-bagian khusus tanaman ( tidak terjadi
perbaikan sifat tanaman )
·
Perbanyakan
vegetatif secara buatan ( tidak perbaikan sifat tanaman ,contoh dengan stek,dan
mencangkok )
·
Perbanyakan
vegetatif secara buatan ( dapat memperbaiki sifat tanaman contoh dengan
menyambung ).
F. PEMELIHARAAN TANAMAN
1.
Penyiangan
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.
2.
Pemupukan
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5. Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang terdiri atas: 90-135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan 200-300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tanaman mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram/pohon pada saat tanam atau 7-15 hari setelah tanam.
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5. Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang terdiri atas: 90-135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan 200-300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tanaman mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram/pohon pada saat tanam atau 7-15 hari setelah tanam.
Pemupukan berikutnya secara kontinu tiap
3-4 bulan sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk
yang dianjurkan adalah campuran pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg
P2O5 ditambah Kalium 400 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg
ditambah TSP 2100 kg ditambah KCL 800 kg/ha/tahun. Tiap kali pemupukan diberikan
1/4 – 1/3 dosis pupuk 337,5-450 kg Urea ditambah 525-700 kg TSP ditambah 100-133
kg KCl per hektar. Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang
berbunga, dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur
dalam paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling
tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga
cukup basah.
3.
Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dan penyiraman dilakukan:
§
Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2
bulan setelah tanam), dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan
berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis
tanah (media).
§
Waktu pemberian air yang baik pada pagi dan sore
hari, saat suhu udara dan penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi.
§
Cara pengairan adalah dengan disiram secara
merata menggunakan alat bantu emrat (gembor).
G. PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT
·
Hama
1.
Kutu daun (Macrosiphum rosae Linn., Aphids)
Kutu daun, kecil, panjang ±0,6 mm,
berwarna hijau, kadang-kadang tidak bersayap. Menyerang pucuk, sering menempel
pada ranting dan kuncup bunga.
Gejala:: mengisap cairan (sel) tanaman,
sehingga menyebabkan gejala abnormal, pada daun atau pucuk jadi
keriting/mengkerut. Dapat berperan sebagai vektor virus dan sering meninggalkan
cairan madu manis yang menempel pada permukaan daun, sehingga menjadi penyebab
penyakit embun jelaga (Capnodium sp.).
Pengendalian: menjaga kebersihan
(sanitasi) kebun dan disemprot insektisida Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC,
Confidor 200 LC, Curacron 500 EC, Fastac 15 EC pada konsentrasi yang
dianjurkan.
2.
Kumbang
Tiga jenis kumbang penyerang tanaman
mawar: kumbang Chafer (Macrodactylis subspinosus), Fuller (Autoserica castanca)
dan Curculio (Rhyncite bicolor). Kumbang Chafer warna coklat kekuning-kuningan
panjang tubuh sekitar 12 mm, kumbang Fuller warna coklat keabu-abuan, panjang
10 mm. Kumbang Curculio berwarna merah bergaris hitam ± 5 mm.
Gejala:: memakan daun, tangkai dan
kuntum bunga, sehingga bolong-bolong/rusak pada bagian yang diserang. Larva sering
memakan perakaran tanaman.
Pengendalian: mengumpulkan dan
memusnahkan hama tersebut dan cara kimia disemprot dengan insektisida
Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Ambush 2 EC, Elsan 60 EC, dan lain-lain pada
konsentrasi yang dianjurkan.
3.
Siput berbulu
Tubuh berwarna putih kehijau-hijauan,
panjang ± 12 mm, ditutupi bulu-bulu kasar.
Gejala:: pada stadium larva, menyerang
tanaman dengan cara memakan daun sebelah bawah yang menyebabkan daun berlubang
tinggal tulang daun.
Pengendalian: merontokkan kepompong yang
menempel pada tanaman, dan disemprot dengan insektisida Brestan 60
(Moluskasida) pada konsentrasi yang dianjurkan.
4.
Tungau (Tetranychus telarius)
Tungau mirip laba-laba, sangat kecil ±
0,3 mm, berwarna merah/hijau/kuning. Berkembangbiak dengan cepat bila cuaca
lembab dan panas, serta sirkulasi udara kurang baik.
Gejala:: menyerang tanaman dengan cara mengisap
cairan sel tanaman, pada bagian daun/pucuk, sehingga menyebabkan titik-titik
merah berwarna kuning/abu-abu kecoklat-coklatan.
Pengendalian: disemprot
insektisida-akarisida seperti Omite 570 EC atau Kelthane 200 EC atau Mitac 200
EC Meothrin 50 EC, Nissuron 50 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang
dianjurkan.
5.
Thrips
Hama ini berukuran sangat kecil ± 1 mm, berwarna kuning-oranye/kuning kecoklat-coklatan.
Gejala:: merusak/mengisap cairan sel tanaman, terutama bunga, daun, dan cabang. Menyenangi mawar bunga berwarna kuning/terang lainnya.
Hama ini berukuran sangat kecil ± 1 mm, berwarna kuning-oranye/kuning kecoklat-coklatan.
Gejala:: merusak/mengisap cairan sel tanaman, terutama bunga, daun, dan cabang. Menyenangi mawar bunga berwarna kuning/terang lainnya.
Pengendalian: pemangkasan bagian tanaman
yang terserang berat dan disemprot dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion
500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang
dianjurkan.
6.
Nematoda akar (Meloidgyne sp.)
Nematoda akar ukurannya sangat kecil
(hanya dapat dilihat dengan mikroskop).
Gejala:: menyerang akar tanaman mawar, dapat menembus ke bagian batang sehingga menyebabkan gejala pertumbuhan kerdil, kadang layu (kehilangan kekuatan tumbuh) dan terdapat bintil-bintil pada akar.
Gejala:: menyerang akar tanaman mawar, dapat menembus ke bagian batang sehingga menyebabkan gejala pertumbuhan kerdil, kadang layu (kehilangan kekuatan tumbuh) dan terdapat bintil-bintil pada akar.
Pengendalian: pergiliran tanaman,
sterilisasi media tanam, dan menggunakan bahan kimiawi (nematisida) : Furadan 3
G, Rugby 10 G atau Indofuran pendidikan G pada saat tanam.
Hama-hama lain:
1)
Ulat daun (Udea rubigalis), menyerang daun dan kuncup
bunga sehingga menjadi rusak/bolong-bolong.
Pengendalian: disemprot insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Dekasulfan 350 EC, Nomolt 50 EC atau Confidor 70 WS pada konsentrasi yang dianjurkan.
Pengendalian: disemprot insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Dekasulfan 350 EC, Nomolt 50 EC atau Confidor 70 WS pada konsentrasi yang dianjurkan.
2)
Serangga malam (Night feeding insect), menyerang daun
dan bunga.
Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.
Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.
3)
Serangga pengisap sel tanaman (Leaf hoppers), menyerang
daun hingga bintik-bintik putih membentuk lingkaran. Pengendalian: disemprot dengan
insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.
4)
Lalat (Dasyncura rhodophaga), ukuran tubuh kecil 1,2
mm, warna coklat kemerah-merahan/kekuning-kuningan. Telur diletakkan pada tunas
baru, setelah menjadi larva akan merusak/memakan tunas. Larva menjatuhkan diri
ke tanah, kemudian dalam waktu satu minggu berubah menjadi lalat. Pengendalian:
memusnahkan tanaman yang terserang berat dengan dibakar, menjaga kebersihan
kebun, dan penyemprotan insektisida Agrohion 50 EC, Meothrin 50 EC atau Ofunack
40 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
5)
Kutu batang (Aulacaspis rosae) dari famili Coccidae,
berukuran kecil 3 mm,
Gejala: mengisap cairan sel tanaman, bagian daun dan batang. Bagian yang terserang akan layu, lambat laun mengering (mati). Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang terserang untuk dimusnahkan/dibakar dan disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC, Mitac 200 EC, Monitor 200 LC atau Orthene 75 SP pada konsentrasi yang dianjurkan.
Gejala: mengisap cairan sel tanaman, bagian daun dan batang. Bagian yang terserang akan layu, lambat laun mengering (mati). Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang terserang untuk dimusnahkan/dibakar dan disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC, Mitac 200 EC, Monitor 200 LC atau Orthene 75 SP pada konsentrasi yang dianjurkan.
6)
Kumbang kecil (Small carpenter bees), ukuran tubuh
kecil panjang 8 mm, warna hitam-metalik, Gejala: melubangi sekaligus merusak
batang bagian dalam. Tanaman yang diserang menjadi layu. Pengendalian:
memangkas bagian tanaman yang diserang untuk dibakar atau disemprot dengan
insektisida : Decis 2,5 EC, Atabron 50 EC, Buldok 25 EC atau Bassa 50 EC pada
konsentrasi yang dianjurkan.
·
Penyakit
1)
Bercak hitam
Penyebab: cendawan (jamur) Marsonina
rosae (Lib.) Lind. (Black spot).
Gejala: daun bercak hitam-pekat yang tepinya bergerigi. Lambat laun bercak-bercak berdiameter ± 1 cm menyatu, sehingga jaringan daun di sekitarnya menjadi kuning. Dapat pula terjadi pada tangkai daun, batang, dasar bunga, kelopak dan tajuk bunga. Daun yang terserang akan mudah berguguran. Pengendalian non kimiawi: memangkas bagian tanaman yang sakit dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi). Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Propineb dan Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan.
Gejala: daun bercak hitam-pekat yang tepinya bergerigi. Lambat laun bercak-bercak berdiameter ± 1 cm menyatu, sehingga jaringan daun di sekitarnya menjadi kuning. Dapat pula terjadi pada tangkai daun, batang, dasar bunga, kelopak dan tajuk bunga. Daun yang terserang akan mudah berguguran. Pengendalian non kimiawi: memangkas bagian tanaman yang sakit dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi). Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Propineb dan Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan.
2)
Karat daun
Penyebab: cendawan (jamur) Phragmidium
mucronatum (Pers. ex Pr.) Schlecht.
Gejala: bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, pada sisi daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah-merahan. Daun yang terserang berat akan mudah gugur (rontok). Pengendalian non kimiawi: pemotongan/pemangkasan daun sakit kemudian dimusnahkan.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Zineb atau Maneb pada konsentrasi yang dianjurkan.
Gejala: bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, pada sisi daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah-merahan. Daun yang terserang berat akan mudah gugur (rontok). Pengendalian non kimiawi: pemotongan/pemangkasan daun sakit kemudian dimusnahkan.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Zineb atau Maneb pada konsentrasi yang dianjurkan.
3)
Tepung mildew
Penyebab: cendawan Oidium sp. Gejala:
terdapat tepung/lapisan putih pada permukaan daun sebelah bawah dan atas.
Daun/bagian tanaman yang terserang akan berubah warna dari hijau menjadi
kemerah-merahan, lambat laun kekuningkuningan dan akhirnya daun-daun cepat
rontok (gugur). Pengendalian non kimiawi: memetik daun yang terserang untuk
dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi). Pengendalian kimiawi:
disemprot fungisida Belerang, atau mengandung bahan aktif Pirazifos.
4)
Bengkak pangkal batang
Penyebab: bakteri Agrobacterium tumefacien
(E.F Sm et Town.) Conn. Gejala: terjadi pembengkakan pada pangkal batang dekat
permukaan tanah, sehingga tanaman menjadi kerdil dan akhirnya mati. Pengendalian
non kimiawi: mencabut tanaman yang sakit untuk dimusnahkan dan sewaktu
pemeliharaan tanaman (pemangkasan) menggunakan gunting pangkas yang bersih dan
steril. Pengendalian kimiawi: disemprot oleh bakterisida yang berbahan aktif
Streptomisin atau Oksitetrasikin.
5)
Mosaik (belang-belang)
Penyebab: virus (Virus Mosaik Mawar)
(Rose mosaic Virus). Gejala: daun menguning dan belang-belang, tulang-tulang
daunnya seperti jala. Pengendalian: penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan
tanaman secara intensif, penyemprotan insektisida untuk pengendalian serangga
vektor, dan membongkar (eradikasi) tanaman yang sakit untuk dimusnahkan agar
tidak menular kepada tanaman yang lainnya.
6)
Bercak daun
Penyebab: dua patogen, yaitu cendawan
Cercospora rosicola Pass. dan Alternaria sp. Gejala: serangan cercospora
bercak-bercak coklat pada daun-daun tua, sedangkan bercak alternaria berwarna
kehitam-hitaman. Pengendalian nonkimiawi: memotong/memetik daun yang sakit
untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi). Pengendalian
kimiawi: disemprot fungisida yang mengandung bahan aktif Tembaga (Cu).
7)
Jamur upas
Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor
(Berk. et Br.) Tjokr. Gejala: terdapat lapisan kerak berwarna merah pada
batang, dan lambat laun batang akan membusuk serta mati. Pengendalian
nonkimiawi: mengelupaskan kulit dan mengerok bagian tanaman yang sakit,
kemudian diolesi cat/ter, dapat pula sekaligus memotong bagian batang yang
terinfeksi berat. Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif
Tridemorf.
8)
Busuk bunga
Penyebab: cendawan Botrytis cinerea
Pers. Fr. Gejala: kuntum bunga yang telah membuka membusuk berwarna coklat, dan
berbintil-bintil hitam. Pengendalian nonkimiawi: membungkus bunga yang mulai
mekar dengan kantong kertas minyak/plastik dan penanganan pasca panen bunga
sebaik mungkin. Pengendalian kimiawi: penyemprotan fungisida yang berbahan
aktif Benomil.
9)
Penyakit Fisiologis
Penyebab: kekurangan unsur hara
(defisiensi), kurang Nitrogen, Phosfor, dan Kalium. Gejala: kekurangan nitrogen
menyebabkan warna daun hujau-muda (pucat) kekuning-kuningan dan pertumbuhan
tanaman menjadi lambat (kerdil). Kekurangan phosfor menyebabkan tanaman menjadi
kurus dan kerdil, sedangkan kurang kalium daun-daun menjadi mengering di
sepanjang tepi/pinggirannya.
Pengendalian: pemberian pupuk berimbang, terutama unsur N, P2O5, dan K2O ataupun disemprot pupuk daun yang kandungan unsur haranya tinggi sesuai dengan gejala defisiensi
Pengendalian: pemberian pupuk berimbang, terutama unsur N, P2O5, dan K2O ataupun disemprot pupuk daun yang kandungan unsur haranya tinggi sesuai dengan gejala defisiensi
H.
PANEN DAN PASCA PANEN
·
Panen
1) Ciri
dan Umur Tanaman Berbunga
Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik
(dipanen) untuk tujuan sebagai bunga potong : kuntum bunganya belum mekar penuh
dan berukuran normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium
setelah mekar penuh. Waktu panen yang ideal adalah pagi atau sore hari (saat
suhu udara dan penguapan air tidak terlalu tinggi). Di beberapa sentra produsen
bunga potong melakukan pemetikan bunga mawar pada malam hari.
2) Cara
Pemetikan Bunga
Cara panen bunga mawar adalah dengan
memotong tangkai bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan
beberapa tangkai daun. Alat pemotong bunga mawar dapat berupa pisau ataupun
gunting pangkas yang tajam, bersih dan steril.
3) Periode
Panen
Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari
stek ataupun okulasi dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau
tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif
bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun.
4) Prakiraan
Produksi
Tanaman mawar yang dipelihara secara
intensif dari jenis/varietas unggul dapat menghasilkan 120.000-280.000
kuntum/hektar/tahun. Tingkat produksi ini tergantung pada varietas mawar,
kesuburan tanah, jarak dan tingkat perawatan tanaman selama di kebun.
·
PASCA PANEN
1)
Pengumpulan
a.
Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar:
a)
Kumpulkan bunga segera seusai panen dan masukkan ke
dalam wadah (ember) yang berisi air bersih. Posisi tangkai bunga diatur sebelah
bawah terendam air.
b)
Angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan hasil
untuk memudahkan penanganan berikutnya.
b.
Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur:
Kumpulkan kuntum bunga mawar yang baru
dipetik ke dalam suatu wadah (keranjang plastik, tampah/ember berisi air
bersih).
1)
Penyortiran dan Penggolongan
a.
Sortir bunga yang rusak, layu dan busuk pisahkan secara
tersendiri.
b.
Klasifikasikan bunga berdasarkan jenis, ukuran bunga,
panjang tangkai bunga dan warna bunga yang seragam. Pengklasifikasian
berdasarkan panjang tangkai bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga
dengan panjang tangkai lebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai kurang dari 60
cm.
2)
Penyimpanan
a.
Untuk bunga potong mawar, simpan bunga yang telah
dikemas ke dalam ruang penyimpanan bersuhu dingin (cold storage) dengan kelembaban
relatif stabil 90 %.
b.
Untuk bunga mawar tabur, simpan di tempat/ruangan
teduh, dingin, lembab, dan sirkulasi udara baik.
3)
Pengemasan dan Pengangkutan
a.
Ikat bunga yang telah diklasifikasikan dan disatukan
menjadi suatu ikatan-ikatan. Tiap ikatan berisi 20 tangkai bunga.
b.
Kemas ikatan-ikatan bunga tadi ke dalam keranjang/dos
karton dan sirkulasi udara baik.
c.
Angkut bunga mawar ke tempat sasaran pasar.
d.
Alasi pangkai tangkai bunga dengan kapas basah atau
masukkan ke dalam botol plastik berisi air, terutama untuk tujuan pengiriman
jarak jauh.
e.
Tambahkan remukan es di sekitar wadah (kontainer) bunga
mawar agar kondisi ruangan alat angkut cukup dingin dan lembab.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bunga mawar merupakan
bunga yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang. Bunga ini
merupakan lambang kehidupan religi dan cinta dalam kehidupan manusia, sehingga
sangat banyak digunakan dalam hiasan pernikahan dan dalam acara romantis
bersama pasangan. Bunga mawar memiliki banyak varietas dan
aneka warna yang menarik. Seiring meningkatnya akan permintaan bunga ini maka
banyak budidaya bunga mawar dilakukan. Budidaya bunga mawar dapat dilakukan
oleh siapa saja yang penting rajin dan menyayangi tumbuhan bunga ini.
Dalam
kebudayaan Barat, mawar adalah bunga lambang cinta dankecantikan.
Bunga mawar dianggap suci untuk beberapa dewa dalammitologi Yunani
seperti Isis dan Aprodite.
Bunga mawar adalah bunga nasional Inggris dan
digunakan sebagai lambang tim nasional rugby Inggris dan Rugby Football Union
di Inggris. Di Kanada, bunga mawar liar merupakan bunga provinsi Alberta.
Di Amerika Serikat, bunga mawar merupakan bunga negara bagian Iowa, North Dakota, Georgia,
dan New York.
Kota Portland di
negara bagian Oregon yang
setiap tahunnya mengadakan festival bunga mawar sering disebut “Kota Bunga
mawar.” Bunga mawar merupakan simbol anti-kekerasan di Georgia sewaktu
terjadi Revolusi Mawar di
tahun 2003.
Selain itu, bunga mawar sering dijadikan objek lukisan oleh banyak pelukis. Pelukis Perancis bernama
Pierre-Joseph Redouté terkenal
dengan lukisan berbagai spesies bunga mawar yang digambar dengan sangat teliti.
B.
SARAN
Dalam
penyelesaian makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan jadi penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan di masa akan
datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Platt. 1991. Morfologi Pada Bunga Mawar. diakses pada http:file:///F:/MORFOLOGI MAWAR2.htm. Tanggal 2 Novembar 2014
Novita
L. 2008. Induksi perakaran pada tanaman mawar (Rosa hybrida) secara in vitro.
Post a Comment for "Tanaman Mawar"