Teknologi yang tepat untuk mengatasi sampah di Paris
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fenomena sampah di negeri ini sukar
untuk di hilangkan. Namun hal ini tidaklah akan terjadi lama kalau saja setiap
orang sadar akan masalah sampah dan setiap orang mengerti akan dampak yang
ditimbulkan dari sampah ini. Perlu diketahui juga bahwa sampah ini ada dua
jenis yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah
anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk
hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat
terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering,
seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi
secara alami.
Sampah merupakan konsekuensi dari
adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah.
Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap
barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis
sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena
itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’ gaya hidup
masyrakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada bangsa kita.
Mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang besar. Banyak hal
yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun yang pasti faktor
individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sampah?
2. Apakah itu
teknologi tepat guna (TTG)?
3. Bagaimana manfaat
teknologi tepat guna (TTG)
4. Bagaimana teknologi
tepat guna (TTG) untuk mengatasi sampah di Paris?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sampah
Sampah
adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan,
industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga
dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang
tidak berbahaya (non hazardous). Soewedo (1983)
menyatakan bahwa sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan
yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang
biologis.
Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang
mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya.
Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang
tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik
mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat
dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk
lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah
pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas,
baik kertas koran, HVS, maupun karton;
Di
negara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah sampah organik,
sebesar 60 – 70%, dan sampah anorganik sebesar ± 30%.
B. Pengertian TTG
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi
suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan,
keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang
bersangkutan. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan
metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis
dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak
limbah dan mencemari lingkungan.
Istilah ini
biasanya diterapkan untuk menjelaskan teknologi sederhana yang dianggap cocok
bagi negara-negara berkembang atau kawasan perdesaan yang kurang berkembang
di negara-negara industri maju. Bentuk
dari "teknologi tepat guna" ini biasanya lebih bercirikan solusi
"padat
karya" daripada "padat
modal". Kendati perangkat hemat pekerja juga digunakan, ia bukan berarti
berbiaya tinggi atau mahal ongkos perawatan. Pada pelaksanaannya, teknologi
tepat guna seringkali dijelaskan sebagai penggunaan teknologi paling sederhana
yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif di suatu tempat
tertentu. Di negara maju, istilah teknologi tepat guna memiliki arti yang berlainan, seringkali merujuk pada
teknik atau rekayasa yang berpandangan istimewa terhadap ranting-ranting sosial
dan lingkungan.
C. Manfaat dari TTG
1. Teknologi tepat
guna mampu meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat.
2. Teknologi tepat
guna dapat mempermudah dan mempersingkat waktu pekerjaan tenaga kesehatan dan
klien
3. Masyarakat mampu
mempelajari, menerapkan, memelihara teknologi tepat guna tersebut
4. Masyarakat / klien
bisa lebih cepat ditangani oleh tenaga kesehatan
5. Hasil diagnosa akan
lebih akurat, cepat, dan tepat
D. Teknologi Tepat Guna (TTG) Untuk Mengatasi Sampah Di Paris
Semua
negara di dunia mengalami masalah sampah ini, mari kita lihat bagaimana
pengelolaan sampah di negara-negara maju ? contohnya: negara Paris yang kita
kenal dengan budaya tachiyomi (membaca sambil berdiri di toko buku tanpa
membeli). Selain itu, Paris sangat disiplin dalam mengelola sampah sangat jauh
berbeda dengan negara kita (Indonesia).
Gambar 1. Wheelie Bin: Kotak sampah beroda
berbagai ukuran
Ukuran kotak sampah ini bermacam-macam, dari kecil untuk
perumahan-perumahan yang agak padat agar menghemat tempat, sampai ukuran
raksasa untuk sampah industri. Warnanyapun beragam, tergantung aturan tiap
daerah atau kota yang memakainya.
Mereka (Paris) telah membuat peraturan tentang
pengelolaan sampah ini, yang diatur oleh pemerintah kota. Mereka telah
menyiapkan dua buah kantong plastik besar dengan warna berbeda, hijau dan
merah.
Namun selain
itu ada beberapa kategori lainnya, yaitu: botol PET, botol beling, kaleng, batu
betere, barang pecah belah, sampah besar dan elektronik yang masing-masing
memiliki cara pengelolaan dan jadwal pembuangan berbeda.
Bagaimana kalau kotak
sampah kita sudah penuh? Ke mana sampah-sampah rumah tangga tadi dibawa pergi?
Siapa yang mengambilnya? Di sini lagi-lagi peran Council sangat dibutuhkan. Dari uang pajak rumah
yang kita bayarkan tiap bulan tadi, masing-masing Council di tiap wilayah
masing-masing akan menyediakan mobil-mobil sampah yang berkeliling dari rumah
ke rumah setiap satu minggu sekali untuk mengumpulkan sampah-sampah kita.
Sampah dari kotak warna
coklat dan biru akan dikirimkan ke perusahaan daur ulang. Sampah organik dari
kotak coklat akan diproses menjadi kompos, produk untuk berkebun dan
semacamnya, sedangkan sampah dari kotak biru yang berisi kertas dan plastik
akan diolah lagi menjadi produk-produk daur ulang yang berbahan kertas dan
plastik.
Pasukan pengelola
sampah
Nah! Karena isinya tidak
memenuhi persyaratan daur ulang, sampah dari kotak yang berwarna hijau akan
dikirimkan ke tempat pembuangan sampah atau disebut landfill setempat yang dikelola dengan cukup baik
agar proses pembusukan sampahnya tidak mencemari air tanah dan udara sekitar.
Sebagian lagi dikirimkan ke sebuah tempat bernama incineratoratau
tempat pembakaran sampah untuk dimusnahkan dengan cara dibakar.
Incinerator ini diperlukan untuk membantu mengurangi volume sampah yang terus
menggunung di landfill. Karena proses pembusukan
sampah juga memerlukan waktu cukup lama, kadang-kadang keterbatasan lahan landfill mengharuskan sebagian volume sampah
harus dibakar.
Incinerator dikelola sedemikian rupa agar panas dari pembakaran bisa dimanfaatkan
dan didaur ulang untuk sumber energi atau pemanas, sedangkan gas buang dari
cerobongnya diolah terlebih dahulu agar kandungan bahan-bahan berbahaya yang
bisa mencemari udara bisa ditekan sekecil-kecilnya atau dihilangkan sama
sekali. Hal ini juga sudah diatur dengan ketat oleh Uni Eropa dan semua
negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa wajib mematuhinya.
Incinerator atau tempat pembakaran sampah
Oh ya, bagaimana kalau
kita harus membersihkan rumah dan ingin membuang beberapa perkakas rumah tangga
seperti meja, kursi, sepeda atau daun pintu? (ada lho yang membuang daun pintu,
jadi jangan heran ya hehe). Bagaimana kalau kita membersihkan kebun dan
menebang pohon? Ke mana sampah-sampah yang ukurannya besar ini harus
dibuang karena tentu saja tidak akan muat dimasukkan ke dalam kotak sampah
yang kita punya di rumah?
Jawabannya, sampah-sampah
berukuran besar tersebut harus dibuang ke tempat pembuangan sampah terdekat.
Kalau bayangan kalian tempat pembuangan sampah (TPS) ini adalah tanah luas
seperti di daerah Bekasi yang baunya bisa tercium dari jarak puluhan kilometer
itu, dan di mana kehidupan para pemulung barang bekas terpusatkan, kalian salah
besar.
Tempat pembuangan sampah
di sini (atau biasa disebut recycling centre atau the tip), ukurannya tidak terlalu besar. Biasanya
tempat ini punya gerbang yang bisa dibuka tutup dan dikunci di malam hari, dan
jalan masuknya teraspal rapi supaya bisa diakses oleh mobil yang keluar masuk
membawa barang-barang buangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampah adalah semua material yang
dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan
pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan tempat
perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang tidak
berbahaya (non hazardous). Soewedo (1983) menyatakan
bahwa sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi
atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang biologis.
Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang
mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya.
Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang
tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik
mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat
dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk
lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah
pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas,
baik kertas koran, HVS, maupun karton;
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk
masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2011. Pengelolaan sampah. http://www4.justnet.ne.ip/offifour/smoky.htm
Anonim.
2011. Peran Serta Masyarakat Dalam Penanganan.
http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/02/tgl/14/time/065945/idnews/538401/idkanal/131.
Anonim.
2009. Sampah dan Pengelolaannya. http://www.dephut.go.id/INFORMASI
/SETJEN/PUSSTAN/info_5_1_0604/isi_4.htm. Di akses tanggal 13 oktober 2014
Post a Comment for "Teknologi yang tepat untuk mengatasi sampah di Paris"