Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tidur teratur berkaitan dengan sistem imun


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh merupakan semua mekanisme tubuh untuk mempertahankan diri dari serangan benda asing yang masuk kedalam tubuh. Keberadaan sistem imun dalam tubuh manusia sangat penting, hal itu dikarenakan sistem imun akan menyerang antigen yang masuk kedalam tubuh sehingga kita terhindar dari berbagai penyakit.
Selain sebagai benteng pertahanan dari berbagai antigen, sistem imun juga berperan dalam peremajaan sel-sel yang telah mengalami kerusakan dan kematian serta berperan dalam membersihkan sisa-sisa sel buangan. Bagi orang-orang yang mempunyai kelainan terhadap sistem imun, mereka akan memiliki gangguan- gangguan yang disebabkan oleh sistem imun mereka sendiri.
Dalam  menghadapi berbagai antigen yang masuk kedalam tubuh, ada sebagian sistem imun yang tidak akan langsung merespon terhadapa antigen tersebut. Hal itu dikarenakan sistem imun harus terlebih dahulu adaptasi dan mengenali jenis antigen tersebut.
Pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya sisem imun bagi tubuh masih sangat rendah, baik itu dikalangan mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya. Sehingga perlu adanya suatu referensi yang dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang pentingnya sistem imun sebagai pertahanan bagi tubuh. Oleh karena itu, penulis menulis sebuah makalah yang bertajuk “Tidur Teratur berkaitan dengan Sistem Imun”.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian tidur?
2.      Bagaimanakah jenis-jenis tidur?
3.      Apa itu sistem imun?
4.      Bagaimana kaitan tidur teratur dengan sistem imun?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu  terhadap  lingkungan  menurun  atau  hilang,  dan  dapat  dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Asmadi, 2008). Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa kesadaran yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwanto &Wartonah, 2006).
Tidur terjadi  secara  alamia,  dengan  fungsi  fisiologis  dan  psikologis  yang melekat merupakan suatu proses perbaikan tubuh. Secara fisiologis, jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk mempertahankan kesehatan tubuh, dapat terjadi efek-efek sepertipelupa, konfusi, dan disorientasi. Secara psikologis, tidur memungkinkan seseorang utnuk mengalami perasaan sejahtera serta energi psikis dan kewaspadaan untuk menyelesaikan tugas-tugas.

B.     Fungsi Tidur
1.      Memperbaiki keadaan fisiologis dan psikologis.
2.      Melepaskan stress dan ketegangan.
3.      Memulihkan keseimbangan alami di antara pusat-pusat neuron.
4.      Secara tradisional, dipandang sebagai waktu untuk memperbaiki dan menyiapkan diri pada waktu periode bangun.
5.      Memperbaiki proses biologis dan memelihara fungsi jantung.
6.      Berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.
7.      Mengembalikan konsentrasi dan aktivitas sehari-hari.
8.      Menghasilkn hormon pertumbuhan utk memperbaiki serta memperbaharui epitel dan sel otak.
9.      Menghemat dan menyediakan energi bagi tubuh.
10.  Memelihara kesehatan optimal dan mengembalikan kondisi fisik.





C.    Jenis-Jenis Tidur
Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tidur dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement-REM), dan tidur dengan gerakan bola mata lambat (Non-Rapid Eye Movement-NREM)
1.      Tidur REM
Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau paradoksial. Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyeyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif. Tidur REM ini ditandai dengan mimpi, otot- otot kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata cepat, sekresi lambung meningkat, ereksi penis, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung, dan pernafasan tidak teratur. Gejala-gejala yang terlihat ketika mengalami kehilangan tidur  REM  yaitu  cenderung  hiperaktif,  kurang  dapat  mengendalikan  diri  dan emosi, nafsu makan bertambah, bingung, dan curiga (Asmadi, 2008)

2.      Tidur NREM
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain: mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernapasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat. Tidur NREM memiliki empat tahap sebagai berikut :
a.      Tahap 1
Tahap I ini merupakan tahap transisi di mana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Pada tahap ini ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola mata  bergerak  ke  kri  dan  ke  kanan,  kecepatan  jantung  dan  voluntasi gelombang-gelombang alfa. Seseorang yang tidur pada tahap I ini dapat dibangunkan dengan mudah (Asmadi, 2008)

b.      Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap II ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot perlahan-lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan pernapasan turun dengan jelas. Pada EEG timbul gelombang beta yang berfrekuensi 14-18 siklus/detik.  Gelombang-gelombang  ini  disebut  dengan  gelombang  tidur. Tahap II ini berlangsung sekitar 10-15 menit (Asmadi, 2008)

c.       Tahap III
Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan, dan proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatik. Pada EEG memperlihatkan perubahan gelombang beta menjadi sirklus/detik. Seseorang yang tidur pada tahap III ini sulit untuk dibangunkan (Asmadi, 2008).

d.      Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap tidur di mana seseorang berada dalam keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai, dan sulit dibangunkan. Pada EEG, tampak hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekuensi 1-2 siklus/detk. Denyut jantung dan  pernapasan menurun sekitar 20-30%. Pada tahap ini dapat terjadi mimpi. Selain itu, tahap IV ini dapat memulihkan keadaan tubuh

C.    Definisi Sistem Imun
Imunitas merupakan jawaban reaksi tubuh terhadap bahan asing secara molekuler maupun seluler. Immunitas berasal dari kata latin yaitu immunitas. Secara umum sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit.
Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus dapat berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker. Sebagai bahan pemicu respon imun tersebut dikenal dengan antigen dan sebagai jawaban reaksi imun dikenal dengan anribodi.
Respon imun merupakan respon tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap antigen yang bertujuan mengeliminasi antigen tersebut. Respon imun melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks.

D.    Fungsi Sistem Imun
·         Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:
Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika  sel-sel imun yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkan gangguan atau tidak bekerja dengan baik, maka oranmg akan mudah terkena sakit
·         Keseimbangan, atau fungsi homeostatik artinya menjaga keseimbangan dari komponen tubuh.
·         Perondaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuna untuk memantau ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel peronda tersebut akan membinasakannya.
E.     Tidur Teratur Berkaitan Dengan Sistem Imun
Sebuah studi mengungkapkan bahwa selain lamanya waktu tidur, membiasakan diri untuk tidur di jam yang sama setiap malam juga memiliki manfaat bagi tubuh. Salah satunya adalah mengoptimalkan kerja sistem imun. Hal ini disampaikan oleh para peneliti dari Washington State University. Salah seorang peneliti yang terlibat, Ilia Karatsoreos, melakukan studi terkait jam tidur pada beberapa ekor tikus.
Ia mendapati bahwa kelompok tikus yang jam tidurnya tak teratur memiliki respons imun yang terganggu, sehingga mereka akan lebih mudah untuk terserang penyakit.
“Ini merupakan hal yang sangat penting. Seiring waktu, pola tidur tak teratur bisa memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan organisme. Studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Brain, Behavior and Immunity, ini secara spesifik mengamati proses sirkadian. Nah, organisme yang siklus sirkadiannya mengalami gangguan, diketahui membuat sistem imunnya berpotensi kurang mampu melawan penyakit dan lebih mudah terserang penyakit.
“Bahkan tak cuma jam tidur. Saat ini siklus sirkadian bisa dibilang banyak memiliki gangguan, termasuk pencahayaan di malam hari, sistem kerja shift, jet lag dan bahkan cahaya biru-biruan yang dipancarkan oleh ponsel dan tablet.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu  terhadap  lingkungan  menurun  atau  hilang,  dan  dapat  dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Asmadi, 2008). Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa kesadaran yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwanto &Wartonah, 2006).
Tidur terjadi  secara  alamia,  dengan  fungsi  fisiologis  dan  psikologis  yang melekat merupakan suatu proses perbaikan tubuh. Secara fisiologis, jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk mempertahankan kesehatan tubuh, dapat terjadi efek-efek sepertipelupa, konfusi, dan disorientasi. Secara psikologis, tidur memungkinkan seseorang utnuk mengalami perasaan sejahtera serta energi psikis dan kewaspadaan untuk menyelesaikan tugas-tugas.

B.     Saran
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, dapat menjadi suatu bahan pembelajaran bagi pembaca. Serta untuk selanjutnya makalah yang dibuat penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang membangun. Dikarenakan penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunannya.


DAFTAR PUSTAKA
Perry & Potter.2005.Fundamental of Nursing, Edisi 2 Volume 2.Jakarta:EGC
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Guide,Suide,MD,(1990).Mikrobiologi Dasar Ed.3.Jakarta: Binarupa Aksara
Tambayong,Jan,dr,(2000).Mikrobiologi Untuk Keperawatan.Jakarta: Widya Medika
M.J.Parka, V.A. Stucke.Microbiology for Nursing.(1982).Bailliere Tindall.


Post a Comment for "Tidur teratur berkaitan dengan sistem imun"