Makalah Trend dan Isu Keperawatan Keluarga
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting
dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan.
Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga
yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika
tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan
atau signifikan.
Keluarga menempati posisi
diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan
kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus.
Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang
kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam
pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan
budaya keluarga sehingga dapat menerima.
Seiring dengan era reformasi
dan era globalisasi di Indonesia saat ini, juga
diikuti dengan perubahan pemahaman terhadap konsep sehat-sakit, kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta penyebaran informasi tentang determinan
kesehatan yang bersifat multifaktorial. Kondisi ini mendorong pembangunan
kesehatan nasional ke arah paradigma baru yaitu paradigma sehat. Dalam
perkembangannya keperawatan mengalami pasang surut sekaligus babak baru bagi
kehidupan profesi keperawatan di Indonesia.
Perawat
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Jadi
dari pengertian perawat tersebut dapat artikan bahwa seorang dapat dikatakan
sebagai perawat dan mempunyai tanggungjawab sebagai perawat manakalah yang
bersangkutan dapat membuktikan bahwa dirinya telah menyelesaikan pendidikan
perawat baik diluar maupun didalam negeri yang biasanya dibuktikan dengan
ijazah atau surat tanda tamat belajar. Dengan kata lain orang disebut perawat bukan
dari keahlian turun temurun, malainkan dengan memalui jenjang pendidikan
perawat.
Proses
keperawatan adalah suatu metode sistematis dan
ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai
atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual yang optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis
keperawatan, penentuan rencana keperawatan, melaksananakan tindakan
keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan.
B.
Tujuan Penulis
1.
Tujuan khusus
a.
Mahasiswa mampu memahami trend
dan isu keperawatan.
b.
Mahasiswa mampu memahami
bentuk keluarga.
c.
Mahasiswa mampu memahami model konseptual keperawatan keluarga.
d.
Mahasiswa mampu memahami peran
perawatan profesional.
e.
Mahasiswa mampu memahami
struktur dan fungsi keluarga.
f.
Mahasiswa mampu memahami
fungsi keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Tren dan Isu Keperawatan Keluarga Di Indonesia
Trend adalah sesuatu
yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan
fakta.
Issue adalah sesuatu
yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya
Kerawatan keluarga
adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek keperawatan kepada keluarga
untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Keperawatan
keluarga dapat difokuskan pada anggota keluarga individu, dalam konteks
keluarga, atau unit keluarga. Terlepas dari identifikasi klien, perawat
menetapkan hubungan dengan masing-masing anggota keluarga dalam unit dan
memahami pengaruh unit pada individu dan masyarakat.
Keberhasilan keperawatan di R.S dapat menjadi sia –
sia jika dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Keluarga sebagai titik sentral
pelayanan kesehatan. Keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan
mewujudkan masyarakat yang sehat. Askep yang diberikan berdasarkan pada masalah
kesehatan dari setiap anggota keluarga.
Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga yang
muncul di indonesia :
·
Sumber daya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing
secara global serta belum adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita
·
Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang
bagi para tenaga kesehatan.
·
Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar
masih bersifat pasif.
·
Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di
sarana-sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
·
Pengetahuan dan ketrampilan perawat yang masih perlu
ditingkatka.
·
Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga
akibat system yang belum berkembang.
·
Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang
meskipun telah disusun telh disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum
disosialisaikan secara umum.
·
Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di
tunjang dengan fasilitas transfortasi yang cukup.
·
Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
·
Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua
profesi.
·
Lahan praktek yang terbatas.
·
Sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas.
·
Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
·
Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani
pendidikan juga kurang
B.
Bentuk Keluarga
Beberapa bentuk keluarga menurut aziz alim
hidayat (2004), adalah sebagai berikut :
1.
Keluarga inti (nuclear family), adalah
keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri
dari suami,istri dan anak - anak, baik
karena kelahiran (natural) maupun
adopsi. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit
keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
2.
Keluarga besar ( extenden family ), keluarga
inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek,
nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal,
keluarga tanpa anak, serta keluarga pasang sejenis.
3.
Keluarga berantai ( social family ), keluarga
yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan suatu keluarga inti.
4.
Keluarga duda atau janda, keluarga
yang terbentuk karena perceraian atau kematian pasangan yang dicintai.
5.
Keluarga komposit ( composite family ),
keluarga dari perkawinan poligami dan hidup bersama.
6.
Keluarga kohabitasi (cohabitation), dua orang
menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memilih anak atau tidak.
7.
Keluarga inses ( incest family ), seiring
dengan masuknya nilai-nilai global dan pengaruh informasi yang dahsyat,
dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim.
8.
Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan
berdasarkan ikatan perkawinan.keluarga tradisional diikat oleh perkawinan,
sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan.
C.
Model konseptual keperawatan
keluarga
Menurut Potter & Perry (2005), Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan
dalam praktik keperawatan professional menggambarkan empat jenis konsep yang
sama, yaitu :
1.
Orang yang menerima asuhan
keperawatan.
2.
Lingkungan ( masyarakat ).
3.
Kesehatan ( sehat/sakit,
kesehatan dan penyakit ).
4.
Keperawatan dan peran perawat
( tujuan/sasaran, peran dan fungsi ).
Model keperawatan dapat diaplikasikan dalam
dalam kegiatan praktik, penelitian dan pengajaran, oleh karena itu model harus
diperkenalkan kepada perawat atau calon perawat guna memperkuat profesi
keperawatan khususnya dalam mengkoreksi pemikiran yang salah tentang profesi
keperawatan seperti : perawat sebagai pembantu dokter, oleh karena itu model
harus diperkenalkan kepada perawat atau calon perawat guna memperkuat profesi
keperawatan khususnya dalam mengkoreksi pemikiran yang salah tentang profesi
keperawatan seperti : perawat sebagai pembantu dokter (Aziz Alimul Hidayat, 2007 ).
Dalam keperawatan
terdapat beberapa model keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang
keperawatan, yang memiliki keyakinan dan nilai yang mendasarinya, tujuan yang
hendak dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada. Menurut Aziz Alimul
Hidayat, ( 2007 ) Beberapa model keperawatan
tersebut antara lain :
a. Model keperawatan menurut Dorothea Orem ( model self care )
Self-cave (perawatan
diri) merupakan suatu konstribusi berkelanjutan orang dewasa bagi
eksistensinya, kesehatannya, dan kesejahteraannya. Bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipadang dari suatu pelaksanaan
kegiatan dapat dilakukan indivu dalam memenuhi
kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan, kesehatan,
kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan pada
kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.
b. Model konsep dan teori keperawatan menurut Sister Calisa Roy
Merupakan model dalam
keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya
dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif serta mampu merubah perilaku
yang mal adaptif. Sebagai individu dan makhluk holistik memilih system adaptif yang selalu beradaptasi secara keseluruhan.
c. Model konsep dan teori keperawatan Virginia Handerson
Merupakan model konsep
aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji
individu baik yang sakit atau sehat dengan memberikan dukungan kepada
kesehatan, penyembuhan, serta agar meninggal dengan damai.
d. Model konsep dan teori keperawatan Betty Neumen
Merupakan model konsep
health care system yaitu model konsep yang mengambarkan aktivitas keperawatan
yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis
pertahan diri secara fleksibel atau normal maupun resisten dengan sasaran
pelayanan adalah komunitas.
e. Model konsep dan teori keperawatan Jea Waston
Model Waston ini
terkenal dengan teori pengetahuian manusia dan merawat manusia. Waston memahami
bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam
perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam
keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual. Model ini manisia memiliki
empat cabang yaitu kebutuhan biophysical, kebutuhan psikofisikal, kebutuhan
psikososial, dan kebutuhan intrapersonal-interpersonal.
f. Model konsep dan teori keperawatan King
King memahami konsep
dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan system terbuka dalam
hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga king memgemukakan
dalam model konsep interaksi.
g. Model konsep dan teori keperawatan Peplau
Pada model ini
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal,
perawat-klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit.
h. Model konsep dan teori keperawatan Johnson
Sebagai pendekat
system perilaku, dimana individu dipandang sebagai system perilaku yang selalu
ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik dilingkungan internal maupun
dilingkungan eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan
menyelesaikan diri pengaruh yang ditimbulkannya.
i.
Model konsep dan teori
keperawatan Martha E Roger
Satu kesatuan yang
utuh, yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Dalam proses
kehidupan manusia yang dinamis, manusia selalu berintraksi dengan lingkungan
yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, serta dalam proses kehidupan manusia
setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan
dengan karekteristik dan keunikan tersendiri.
j.
Model konsep dan teori
keperawatan Florence Nightingale
Sebagai fokus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model
konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.
k. Model konsep dan teori keperawatan Faye Abdellah
Memberbaiki kebutuhan
secara fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual bagi para pasien maupun
keluarga.
l.
Model konsep dan teori
keperawatan Ida Orlando
Dalam rangka mengatasi
masalah sters, meningkatan kepuasan atau mendorong pencapaian kesehatan
optimal.
m. Model konsep
dan teori keperawatan Myra Levine
Memandang klien
sebagai makhluk hidup integrasi yang saling berintraksi dan beradaptasi
terhadap lingkungan. Dan intervensi keperawatan adalah suatu beraktivitas
konservasi, dan konservasi energy adalah bagian yang menjadi pertimbangan.
D.
Peran Perawat Profesional
Merupakan
tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengetahui oleh keadaan sosial baik dari profesi maupun diluar
profesi keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat menurut konsirsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri
dari :
1.
Peran Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran ini
dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhann dasar manusia
yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan
agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan
tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan kllien
secara holistik, meliputi upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan
sosial.
2.
Peran Perawat sebagai advokat klien
Peran ini
dilakukan oleh perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi
lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas
informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya
sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. Sebagai contoh,
perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk
memutuskan tindakan yang terbaik baginya (Potter & Perry, 2005).
3. Peran
Perawat sebagai Edukator
Peran ini
dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi
perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan (A. Aziz
Alimul,2007).
4.
Peran Perawat sebagai koordinator (Menejer Kasus)
Peran ini
dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan
kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat
terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. Selain itu Adanya berbagai tempat
kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai menejer asuhan
keperawatan atau sebagai perawat asosiat
yang melaksanakan keputusan menejer (Manthey, 1990). Sebagai menejer, perawat
mengoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga
kesehatan lainnya (Potter & Perry, 2005).
5.
Peran Perawat sebagai kolaborator (Pembuat
Keputusan Klinis)
Untuk
memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahlian berfikir kritis
melalui proses keperawatan. Sebelum menngambil tindakan keperawatan, baik dalam
pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat
menyusun rencana tindakan denngan menetapkan pendekatan terbaik bagi tiap
klien. Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya (A. Aziz Alimul
hidayat, 2007).
6.
Peran Perawat sebagai Konsultan
Peran ini
sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat
untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi
tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan (A. Aziz Alimul hidayat, 2007).
7.
Peran Perawat sebagai Pembaharuan
Peran ini
dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis
dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.Selain peran
perawat berdasarkan konsirsium ilmu kesehatan, terdapat pembagian peran perawat
menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983, yang membagi empat peran
perawat: Peran Perawat sebagai
Pelaksana Pelayanan Keperawatan, Peran
Perawat sebagai Pendidik dalam Keperawatan, Peran Perawat sebagai Pengelola pelayanan Keperawatan, Peran Perawat sebagai Peneliti dan Pengembang
pelayanan Keperawatan.
8. Peran Perawat Sebagai Penyuluh
Sebagai
penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang
kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai
apakah klien memahami hal-hal yang yanng dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan
dalam pembelajaran. Misalnya, ketika perawat mengajarkan cara menyuntikkan
insulin secara mandiri pada klien yanng diabetes (Potter & Perry, 2005).
9.
Peran Karier
Berkarier merupakan dimana perawat di tempatkan di posisi jabatan tertentu.
Contohnya seperti peran mendidik dan perawat ahli, seperti perawat spesialis
klinis, perawat pelaksana, perawat maternitas, anestesi, pengelola dan peneliti
(Potter & Perry, 2005).
10. Rehabilitator
Rehabilitasi merupakan proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi
maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidak berdayaan lainnya. Rentang aktifitas rehabilitatif dan resoratif mulai dari
mengajar klien berjalan dengan menggunakan kruk sampai membantu klien mengatasi
perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit kronis (Potter & Perry,
2005).
11. Pemberi Kenyamanan
Peran sebagai pemberi kenyamanan, merupakan merawat
klien sebagai seorang manusia, merupakan peran tradisional dan historis dalam keperawatan dan telah berkembang sebagai sesuatu peran yang penting dimana perawat melakukan peran baru. Sebagai pemberi kenyamanan, perawat sebaiknya
membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi
ketergantungan emosi dan fisiknya (Potter & Perry, 2005).
12. Peran Komunikator
Peran sebagai komunikator yaitu mencakup komunikasi
dengan klien dan keluarga, antar sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya,
sumber informasi dan komunitas. Kuallitas komunikasi merupakan faktor yang
menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas (Potter
& Perry, 2005).
E.
Struktur dan Fungsi Keluarga
Setiap anggota keluarga
mempunyai struktur peran formal dan informal. struktur
kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi,kemampuan keluarga untuk
saling berbagi,kemampuan sistem pendukung diantara anggota keluarga,kemampuan
perawatan diri dan kemampuan menyelesaikan masalah (Sudirharto. 2007)
Menurut frideman (1999), lima
fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut :
1.
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga pemenuhan kebutuhan psikososoial, saling mengasuh dan memberikan
cinta kasih serta saling menerima dan mendukung.
2.
Fungsi social proses perkembangan dan perubahan individu keluarga,tempat
anggota keluarga berinteraksi social dan belajar berperan dilingkungan social.
3.
Fungsi refroduksi adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4.
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, separti sandang,pangan dan papan.
5.
Fungsi keperawatan kesehatan adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
F.
Fungsi Perawat
Menurut (A. Aziz Alimul hidayat, 2007). fungsi perawat :
1.
Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung
pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara
sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2.
Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.
3.
Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok
tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya.
Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan
adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien
keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam
menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak
dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan
atau signifikan.
Beberapa model keperawatan tersebut antara lain
: Dorothea Orem ( model self care ), Sister Calisa Roy, Virginia Handerson, Betty Neumen, Jea Waston, King,
Peplau, Johnson, Martha E Roger, Florence Nightingale, Faye Abdellah, Ida
Orlando, dan Myra Levine. Peran perawat menurut konsirsium ilmu kesehatan tahun 1989
terdiri dari : Peran Perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan, advokat klien, Edukator, koordinator (Menejer Kasus), kolaborator (Pembuat Keputusan Klinis), Konsultan, Pembaharuan,
Penyuluh, Karier, Rehabilitator, Pemberi Kenyamanan, dan Peran Komunikator.
B. Saran
Mahasiswa mampu untuk
memahami, menjelaskan tentang tentang trend an isu keperawatan keluarga,
konseptual model keperawatan keluarga serta peran dan fungsi keperawatan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Andaners.
2009. Konsep keperawatn keluarga. diakses dari
: http://andaners.wordpress.com/2009/04/27/konsep-keperawatan-keluarga/. diambil tanggal 14 febuari 2012
Hidayat, A.Aziz Alimul (2007). Pengatar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Perry, dan Potter (2005). Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC
Sudirharto.
SKP,M Kes . 2007 . Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural . Jakarta : EGC.
Post a Comment for "Makalah Trend dan Isu Keperawatan Keluarga"