Sejarah Andalusia
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebelum
kedatangan umat Islam, daerah Iberia merupakan kerajaan Hispania yang
dikuasai oleh orang Kristen Visigoth. Pada tahun
711 M, pasukan Umayyah yang sebagian besar merupakan bangsa Moor dari Afrika
Barat Laut, menyerbu Hispania dipimpin jenderal Tariq bin Ziyad, dan dibawah perintah dari Kekhalifahan Umayyah di Damaskus.
Pasukan ini
mendarat di Gibraltar pada 30 April, dan terus
menuju utara. Setelah mengalahkan Raja
Roderic dari
Visigoth dalam Pertempuran Guadalete ( 711 M ), kekuasaan Islam terus
berkembang hingga pada tahun 719 M. Hanya daerah Galicia, Basque dan Asturias yang tidak
tunduk kepada kekuasaan Islam. Setelah itu, pasukan Islam menyeberangi Pirenia untuk menaklukkan Perancis, namun
berhasil dihentikan oleh kaum Frank dalam pertempuran Tours (732 M). Daerah yang dikuasai
Muslim Umayyah ini disebut provinsi Al-Andalus,
terdiri dari Spanyol, Portugal dan
Perancis bagian selatan yang disebut sekarang.
B.
Rumusan
Masalah:
1.
Bagaimana proses masuknya islam di
Andalusia?
2. Bagaimana
perkembangan peradaban dan pemerintahan politik di Andalusia sebelum dan
sesudah masuknya islam?
3. Bagaimana
system pemerintahan masa-masa kekhalifaan di Andalusia?
4. Apa
faktor-faktor penyebab keruntuhan kekuasaan islam di Andalusia?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Proses
Masuknya Islam di Spanyol
Semenanjung Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah
Spanyol dan wilayah Portugal sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya
dipisahkan oleh sebuah selat sempit dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grit tua
menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan di seberang selat
sempit itu terletak di benua Eropa. Selat sempit itu sepanjang kenyataan
memisahkan lautan tengah dengan lautan atlantik.
Semenanjung Iberia, sebelum ditaklukkan bangsa
Visighots pada tahun 507 M, didiami oleh bangsa Vandals. Justru wilayah
kediaman mereka itu disebut dengan Vandalusia. Dengan mengubah ejaanya dan cara
membunyikannya, bangsa Arab pada masa belakangan menyebut semenanjung Iberia
itu dengan Andalusia.
Spanyol diduduki oleh umat Islam pada zaman khalifah
Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat islam telah menguasai Afrika Utara
dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti umayyah. Penguasaan
sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705
M). Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan bin Nu’man Al-Ghassani menjadi
Gubernur di daerah itu. Pada masa khalifah Al-Walid, Hasan bin Nu’man sudah
digantikan oleh Musa bin Nushair. Di zaman Al-walid itu, Musa bin Nushair
memperluas wilayah kekuasaanya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain
itu, ia menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa
Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji
akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.
Dalam proses penaklukan Spanyol ada 3 pahlawan Islam
yang memimpin pasukan kesana yakni Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa
ibn Nushair. Namun, yang sebagai perintis dan penyelidik kedatangan Islam ke
Andalusia adalah Tariq ibn Ziyad. Ia yang telah memimpin pasukan tentera
menyeberangi lautan Gibralta (Jabal Thariq) menuju ke semenanjung Iberia.
Musa ibn Nushair pada tahun 711 M, mengirim pasukan Islam dibawah pimpinan
Thariq bin Ziyad yang hanya berjumlah 7000 orang dan tambahan pasukan 5000
personel yang memang tak sebanding dengan tentera pasukan Gothik yang
berkekuatan 100.000 lengkap bersenjata. Namun, pada akhirnya, Thariq bin Ziyad
mencapai kemenangan, dengan mengalahkan Raja Foderick di Bakkah dan menaklukan
kota-kota penting seperti Cordova, Granada, Toledo dan hingga akhirnya
menguasai seluruh kota penting di Spanyol.
B. Perkembangan
Politik
Pada waktu Bani Umayyah (661-750 M) yang berpusat di
Damaskus jatuh pada tahun 132 H (750 M) dan digantikan oleh Bani
Abbasiyah yang berkedudukan di Baghdad. Pada saat itu terjadi pembunuhan massal
serta pengejaran terhadap sisa-sisa keluarga Umayyah, terdapat seorang amir
yang dapat meloloskan diri dan selamat dari pembantaian, ia bernama Amir
Abdurrahman bin Muawiyyah bin Hisyam bin Abdil Malik. Ia memasuki Mesir, Barca
(Libya), dan Afrika Utara. Selama berjuang selama tidak kurang dari enam tahun,
Abdurrahman berhasil memasuki Andalusia.
Pada awalnya, amir yang memegang kekuasaan terakhir di
Andalusia menjelang tahun 138 H (756 M) adalah seorang wali Yusuf ibnu
Abdirrahman Al-Fihri dari suku Mudhari yang ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus,
dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada tahun 740an M, terjadi perang
saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pada tahun 746 M,
Yusuf Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa
yang tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus. Namun pada tahun 756 M,
Abdurrahman melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba sehingga
ia dijuluki “Abdurrahman Addakhil” dengan gelar Amir Kordoba (Abdurrahman
I). Dapat dikatakan bahwa Abdurrahman I merupakan “founding father”
Daulah Umayyah di Andalusia dan sekaligus sebagai peletak dasar kebangkitan
kebudayaan Islam di Andalusia.
C. Periode
Kekuasaan/ Islam di Spanyol
Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di daerah
Spanyol hingga masa jatuhnya, Islam memiliki peranan yang sangat penting dan
besar dalam perkembangan umat Islam. Islam di Spanyol berjaya dan berkuasa
selama tujuh setengah abad dan itu merupakan waktu yang sangat lama untuk
mengembangkan Islam. Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah panjang Islam di Spanyol
dapat dibagi dalam beberapa periode:
1. Periode
pertama (711-755M)
Pada periode ini, Spanyol berada di
bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum
tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar
maupun dari dalam. Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan
diantara elit penguasa. Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar
khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan.
Adapun gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh
islam di Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan.
2. Periode
kedua (755-912 M)
Pada periode ini Spanyol di bawah
pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir yang pertama adalah Abdurrahman I yang
memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil.
Abdurrahman Ad-Dakhil adalah keturunan dari bani umayyah yang berhasil lolos
dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani
Umayyah di Spanyol. Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan,
baik dalam bidang politik atau pun peradaban. Islam pada saat itu mulai
mengalami perkembangan yang begitu dashyat dan mampu memperluas wilayah
kekuasaannya di daerah Spanyol. Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan mesjid cordova
dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol.
3. Periode
ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini berlangsung mulai
dari pemerintahan abdurrahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya
raja-raja kelompok (Muluk al-thawaif). Pada periode ini spanyol
diperintah oleh penguasa dengan khalifah. Pada periode ini umat Islam di
Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejaaan yang menyaingi daulah
Abbasiyah di baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas Cordoba. Perpustakaannya
memiliki ratusan ribu buku. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati
kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
4. Periode
keempat (1013-1086 M)
Pada masa ini Spanyol sudah
terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang berpusat di kota-kota
tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara
kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukuth Thawaif yang
berpusat di suatu kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.
Pada periode ini umat islam di
Spanyol kembali memasuki pertikaian intern. Ironisnya jika itu terjadi perang
saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu meminta bantuan kepada
raja-raja Kristen. Namun, walau pun demikian, kehidupan intelektual terus
berkembang pada periode ini.
5. Periode
kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Islam di Spanyol
meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan
yang dominan yakni kekuasaan dinasti marurabithun (1086-1143 M) dan dinasti
muwahhidin (1146-1235 M):
a.
Dinasti Murabitun
Dinasti murabitun pada mulanya
adalah sebuah gerakan agama yang kuat dan besar yang didirikan oleh Yusuf bin
Tasyfim di Marocco, Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan
kerajaan yang berpusat di marakesy. Dan akhirnya, islam dapat memasuki Spanyol
dan dapat menguasainya. Dalam perkembangannya selanjutnya, pada dinasti
ini dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan wilayah
Saragossa dapat dikuasai oleh kaum Kristen pada tahun 1118 M. Pada tahun 1143
M, kekuasaan dinasti ini digantikan oleh dinasti Muwahhidun.
b.
Dinasti Muwahhidun
Dinasti ini berpusat di Afrika Utara
yang didirikan oleh Muhammad ibn Tumart. Pada masa ini telah berdiri dua
kerajaan kecil-kecil yang kuat yaitu di Negeri Balansia (Valencia) dan Marsiah
(Marcia). Dinasti ini datang ke Spanyol dibawah pimpinan Abd-Al-Mun’im. Dinasti
ini mengalami banyak kemajuan dimana kota-kota muslim penting yakni Cordova,
Almeria, dan Granada jatuh dibawah kekuasaannya. Akan tetapi dinasti Muwahhidun
mengalami kemunduran dimana pada tahun 1212 M, tentara Kristen berhasil
memperoleh kemenangan di Las Navas de Tolesa. Dalam kondisi demikian umat
muslim tidak mampu bertahan dari serangan-serangan kristen yang besar.
Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh
pada tahun 1248 M. Hampir seluruh wilayah Spanyol islam lepas dari tangan
penguasa islam.
c.
Periode keenam (1248-1492 M)
Pada peride ini hanya berkuasa di
granada di bawah Dinasti Ahmar atau daulat Nasriyah (1232-1492 M). Dinasti
ini yang mendirikan istana Alhambara di kota Granada tu. Peradaban
kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi,
secara politik dinasti merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir
karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abbdullah
Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain
sebagai penggantinya menjadi raja. Ia memberontak dan berusaha merampas
kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh
muhammad bin sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan
Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa ini Kristen ini dapat mengalahkan
penguasa yang sah, dan Abu Abdullah naik tahta.
Ferdinand dan Isabella akhirnya
mempersatukan dua kerajaan besar Kristen yaitu negeri Aragon dan Castillia
melalui perkawinan. Setelah bersatu, mereka mempersatukan kekuatan memerangi
kerajaan Granada pada tahun 1492 M. Namun, pada akhirnya mereka menyerang balik
terhadap kekuatan Abu Abdullah. Abu Abdullah tidak kuasa menahan
serangan-serangan penguasa Kristen tersebut sehingga pada akhirnya Abu Abdullah
kalah dalam peperangan tersebut. Abu Abdullah akhirnya menyerahkan kekuasaan
kepada Ferdinand dan Isabella, sedangkan Abu Abdullah hijrah ke Afrika Utara.
D.
Perkembangan Peradaban Islam di
Andalusia
1. Perkembangan
Pembangunan
Kemajuan Bani Umayyah di Andalusia diraih pada masa
pengganti Abd al-Rahman al-Dakhil. Kemajuan Kordova ditandai dengan pembangunan
yang megah diantaranya:
a.
al-Qashr al-Kabir , kota
satelit yang didalamnya terdapat gedung-gedung istana megah.
b.
Rushafat, istana yang dikelilingi
oleh taman yang di sebelah barat laut Cordova.
c.
Masjid jami’ Cordova, dibangun tahun
170 H/786 M yang hingga kini masih tegak.
d.
Al-Zahra, kota satelit di bukit
pegunungan Sierra Monera pada tahun 325 H/936 M. Kota ini dilengkapi dengan
masjid tanpa atap (kecuali mihrabnya) dan air mengalir ditengah masjid, danau
kecil yang berisi ikan-ikan yang indah, taman hewan (margasatwa), pabrik
senjata, dan pabrik perhiasan.
2. Perkembangan
Ekonomi
Perkembangan baru spanyol juga didukung oleh
kemakmuran ekonomi pada abad ke-9 dan abad ke-10. Perkenalan dengan pertanian
irigasi yang didasarkan pada pola-pola negeri Timur mengantarkan pada
pembudidayaan sejumlah tanaman pertanian yang dapat diperjual-belikan ,
meliputi buah ceri, apel, buah delima, pohon ara, buah kurma, tebu, pisang,
kapas, rami dan sutera. Pada saat yang sama, Spanyol memasuki fase perdagangan
yang cerah lantaran hancurnya penguasaan armada Bizantium terhadap wilayah
barat laut Tengah. Beberapa kota seperti seville dan Cordova mengalami
kemakmuran lantaran melimpahnya produksi pertanian dan perdagangan internasional.
3. Perkembangan
Intelektual
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasan Islam di
Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak sekali
kontribusi bagi kebangunan budaya Barat. Kebangkitan intelektual dan kebangunan
kultural Barat terjadi setelah sarjana-sarjana Eropa mempelajari, mendalami dan
menimba begitu banyak ilmu-ilmu Islam dengan cara menerjemahkan buku-buku ilmu
pengetahuan Islam ke dalam bahasa Eropa. Berikut dibawah ini uraian mengenai
perkembangan intelektual di masing-masing bidang:
a. Astronomi
Di bidang astronomi, sarjana Islam al-Khawarizmi
banyak sekali memberikan sumbangannya dengan karya-karyanya dan mempunyai
pengaruh terbesar terhadap kontribusi ilmu pasti diantara semua penulis di abad
pertengahan. Ia menulis buku al Jabr wa al-Muqabalah, yang memuat daftar
astronomi yang tertua dan al-Khwarizmi merupakan orang pertama yang menyusun
buku ilmu berhitung dan aljabar.
b. Matematika
Ilmu eksakta
yakni matematika mulai berkembang karena didorong dengan adanya perkembangan filsafat.
Ilmu pasti dikembangkan orang Arab berasal dari buku India yaitu Sinbad, yang
diterjemahkan dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-fazari (154 H/ 771 M). Dengan
perantara buku ini, kemudian Nasawi seorang pakar matematika memperkenalkan
angka-angka India seperti 0,1, 2, hingga 9), sehingga angka-angka India di
Eropa lebih dikenal dengan angka Arab.
c. Filsafat
Sumbangan Islam dalam filsafat tak kurang pula
terhadap dunia Barat. Minat filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan
pada abad ke-9 M di masa Khilafah Bani Umayyah, Muhammad ibn Abd al-Rahman
(832-886 M). Karya-karya ilmiah dan filosofis dalam jumlah besar diimpor dari
Timur, sehingga Cordova menjadi perpustakaan dan universitas besar yang dapat
menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan didunia Islam. Dalam
keadaan ini, maka Spanyol banyak melahirkan filosof-filosof besar.
d. Kedokteran
Ada banyak sumbangan Islam yang sangat menonjol dan
telah menjadi dasar kemajuan Barat dalam ilmu kedokteran. Dokter Islam,
al-Kindi (809-873 M), telah menulis buku Ilmu Mata yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin menjadi Optics. Selain itu, terkenal pula ar-Razi (865-925 M) yang
oleh orang Barat-Latin disebut Rhazez. Ia mengarang sebuah buku kedokteran
berjudul al-Hawi. Buku tersebut telah diterjemahkan oleh Faraj bin Salim
(seorang tabib Yahudi dari Sicilia) ke dalam bahasa Latin dengan judul Continens
atas perintah Raja Farel dari Anyou.
e. Sastra
Lahirnya karya-karya sastra di dorong oleh kemajuan
bahasa pada waktu itu. Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam
pemerintahan Islam di Spanyol baik oleh orang-orang Islam maupun non-islam.
Bahkan, penduduk asli Spanyol menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga
banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara
maupun tata bahasa. Karya-karya sastra yang banyak bermunculan, seperti al-‘Iqd
al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah
oleh Ibn Bassam, kitab al-Qalaid karya al-Fath Ibn Khaqan, dan banyak
lagi yang lain.
f. Sejarah
Dalam bidang ilmu sejarah ternyata karya-karya ilmu
sejarah ternyata juga memberikan sumbangan dan pengaruh dalam pemikiran-pemikiran
sarjana Barat. Ibnu Khaldun, melalui karya Muqaddimah-nya, dialah yang
pertama kali mengemukakan teori perkembangan sejarah, baik berdasarkan
penyelidikan faktor jasmani dan iklim, maupun kekuatan moral dan ruhani.
Sebagai orang yang mencari dan merumuskan hukum kemajuan dan keruntuhan bangsa,
maka Ibnu Khaldun dapat dianggap sebagai pencipta ilmu baru, karena tak ada
penulis Arab maupun Eropa yang mempunyai pandangan sejarah yang sejelas itu dan
mengulasnya secara filsafat. Buku Muqaddimah Ibnu Khaldun menjadi
tumpuan studi para ahli Barat dan ahli-ahli lainnya, dan kebebasan Ibnu Khaldun
diakui oleh sejarawan Toynbee.
E.
Keruntuhan Kekuasaan Islam di
Andalusia
Dalam masa
kekuasaan Islam di Spanyol yang begitu lama tentu memberikan catatan besar dalam
mengembangkan dan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi peradaban
dunia. Namun, sejarah panjang yang telah diukir kaum muslim menuai kemunduran
dan kehancuran. Kemunduran dan kehancuran disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain:
1. Konflik Islam
dengan Kristen
Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para
penguasa muslim di Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai
terlihat ketika masa kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap
dari khalifah sebelumnya. Bagi para penguasa, dengan ketundukan
kerajaan-kerajaan kristen dibawah kekuasaan kristen hanya dengan membayar upeti
saja, sudah cukup puas bagi mereka. Mereka membiarkan umat Kristen menganut
agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi kristen, termasuk hirarki
tradisional, asal tidak ada perlawanan senjata.
2. Tidak Adanya
Ideologi Pemersatu
Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para
penguasa muslim sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para
mu’allaf yang berasal dari umat setempat. Mereka diperlakukan tidak sama
seperti tempat-tempat daerah taklukan Islam lainnya. Kenyataan ini ditandai
dengan masih diberlakukannya istilah ibad dan muwalladun, suatu
ungkapan yang dinilai merendahkan. Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab
terutama etnis Salvia dan Barbar, sering menggerogoti dan merusak perdamaian.
Hal ini menimbulkan dampak besar bagi perkembangan sosio-ekonomi di Andalusia.
3. Kesulitan
Ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di
Andalusia, para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan
peradaban Islam, sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian. Akibatnya
timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan
politik dan militer. Kenyataan ini diperparah lagi dengan datangnya musim
paceklik dan membuat para petani tidak mampu membayar pajak. Selain itu,
penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh para penguasa muslim.
4. Tidak
jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan
Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan
diantara ahli waris. Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk
al-Thawaif muncul. Maka, Granada yang awalnya menjadi pusat kekuasaan Islam
terakhir di Spanyol akhirnya jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella.
5. Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan negeri terpencil dari dunia
Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali
dari Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu
membendung kebangkitan Kristen disana.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Andalusia,
sebuah negeri yang meninggalkan jejak begitu besar di sepanjang sejarah umat
Islam pada awal perkembangan Islam di dunia Eropa. Tentu hal ini menyita banyak
perhatian besar dari berbagai khalayak umat Islam. Dikatakan demikian, karena
penguasaan Islam terhadap semenanjung Iberia lebih khusus Andalusia, telah
menunjukkan bahwa Islam telah tersebar ke negara Eropa.
Mulai dari
tahapan awal proses masuknya Islam, dimana wilayah Spanyol diduduki oleh
khalifah-khalifah dalam setiap dinasti-dinasti yang didirikan dalam setiap
periodenya. Tentu, hal ini banyak memiliki peranan yang sangat penting dan
besar dalam perkembangan umat Islam. Dimana pada akhirnya Islam pernah
berjaya di Spanyol dan berkuasa selama tujuh setengah abad. Suatu masa
kekuasaan dalam waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam.
Demikianlah
Islam di Andalusia, walaupun pada akhirnya berakhir dengan kekalahan, namun
islam muncul sebagai suatu kekuatan budaya dan sekaligus menghasilkan
cabang-cabang kebudayaan dalam segala ragam dan jenisnya. Banyak sekali
kontribusi Islam bagi kebangunan peradaban dan kebudayaan baru Barat. Sumbangan
Islam itu telah menjadi dasar kemajuan Barat terutama dalam bidang-bidang
politik, ekonomi, sains dan teknologi, astronomi, filsafat, kedokteran, sastra,
sejarah dan hukum.
B. Saran
Belajar dari
masa lalu merupakan sesuatu yang perlu kita lakukan. Dari uraian di atas kita
dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus berusaha dengan maksimal agar bisa
membuat perubahan seperti kisah berdirinya Islam Di
Andalusia. Di samping itu kita sebagai umat Islam juga harus
bisa menjaga persatuan dan kesatuan agar musuh-musuh Islam tidak bisa
menghancurkan kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
Rajawali Pers, 2008.
Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta: Amzah, 2009.
Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam, Yogyakarta:
Titian Ilahi Press,1996.
Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam,
Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Lapidus, Ira. M.. Sejarah Sosial Ummat Islam,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,1999.
Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka
Nasional PTE LTD, 2005.
Post a Comment for "Sejarah Andalusia"