Kebudayaan islam di nusantara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kedatangan
Islam membawa perubahan besar dalam segala bidang terutama sekali di Jazirah
Arab. Selama masa Nabi dan Khulafaur Rasyidin pada umumnya mereka sibuk dengan
dakwah, jihad dan penaklukan. Islam datang dengan Qur’an dan Hadits, keduanya
menyelundup ke dalam lubuk hati mereka dan bersemi abadi dalam zihin mereka,
sehingga dengan sangat cepat merubah adat istiadat mereka, budi dan akhlak
mereka, bahkan merubah seluruh bidang kehidupan mereka dan berbekaslah perubahan
itu pada ilmu pengetahuan, tata cara hidup, tata cara berpikir atau dengan kata
lain berbekas pada kebudayaan mereka.
Revolusi
Islam yang bernapaskan Al-qur’an dan Sunnah, telah membangun suatu kebudayaan
baru di atas puing-puing kebudayaan Jahiliyyah yaitu kebudayaan Islam. Dari
latar belakang ini penulis akan membahas secara lebih luas lagi yang berkaitan
dengan kebudayaan Islam, seperti peninggalan-peninggalannya yang akan diuraikan
pada bab selanjutnya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan kebudayaan
Islam?
2.
Apa saja peninggalan-peninggalan
kebudayaan Islam?
3.
Apa saja peninggalan kebudayaan
Islam di Indonesia?
C. Tujuan
Dari rumusan
masalah di atas adapun tujuan dari pembuat makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.
Pengertian kebudayan Islam.
2.
Peninggalan-peninggalan kebudayaan
Islam.
3.
Peninggalan kebudayaan Islam di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kebudayaan Islam
Kebudayaan
Islam adalah penjelmaan iman dan al-a’malussalihat dari seorang muslim
atau segolongan kaum muslimin atau kebudayaan Islam ialah manifestasi keimanan
dan kebaktian dari penganut Islam sejati. Sedangkan menurut sarjana dan
pengarang Islam, Sidi Gazalba mendinisikan kebudayaan Islam ialah cara berpikir
dan cara merasa Islam yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari
segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan suatu
waktu. Dasar dari kebudayaan Islam adalah kitab Allah (Al-qur’an) dan Sunnah
Rasul-Nya. Apabila ada segala hasil, corak dan ragam kebudayaan yang
bertentangan dengan ajaran agama Allah dan ajaran Rasul-Nya, bukanlah
kebudayaan Islam namanya, sekalipun yang menciptakannya mereka-mereka yang
menamakan dirinya orang Islam.
B. Peninggalan-Peninggalan
Kebudayaan Islam
1.
Lukisan Kehidupan Islam
Pada waktu
Islam telah berkembang luas dan Arab muslim telah bercampur baur dengan
berbagai bangsa lain, terbukalah mata mereka melihat kea rah seni budaya lama
dan kemudian dikembangkan dengan jiwa agama. Demikian ufuk seni menjadi lebar
meluas dalam pandangan mereka dan akhirnya mereka pun berhasil menciptakan seni
budaya baru yang tidak menyimpang dari garis Islam. di mana menurut anggapan
mereka, bahwa yang demikian sama halnya dengan menyembah patung. Karena itu,
dasar atau motif dari seni rupa mereka yaitu annabatiyah (tumbuh-tumbuhan)
dan al-handasiyah (gambar berdasarkan ilmu ukur).
2.
Al-Khithabah
Al-khithabah (seni pidato) merupakan kepandaian khusus
dan menjadi syarat utama bagi seseorang pemimpin atau kepala kabilah. Karena
itu, khithabah telah menjadi suatu kalangan mereka para “khuthaba” yang mahir
berpidato dalam bahasa yang indah (bayan). Demikian pula, seni pidato
berkembang pesat lagi dalam kalangan orang Arab muslim di zaman permulaan
Islam, oleh karena Dakwah Islamiyah memerlukan para “khathib” yang petah
lidahnya dan memiliki teknik tinggi serta bahasa balaghah dalam berpidato.
Karena itu, kecuali Rasul sendiri yang memang seorang khathib ciptaan Allah,
juga para sahabat dan para panglima perang semuanya adalah “singa podium” yang
ulung.
3.
Seni Bahasa
Unsur yang
tidak baik yang terdapat dalam syair Jahiliyah, telah dibersihkan dari syair pada
permulaan Islam, seperti ashabiyah, caci maki, hasut fitnah, cabul, dan
sebagainya.
Para penyair di zaman ini mendapat bimbingan
Al-qur’an:
Yang menjadi pengikut para penyair, adalah kaum
petualang. Tidaklah engkau lihat, bahwa mereka bertualang di lembah-lembah?
Mereka berkata yang tidak dikerjakannya. Kecuali mereka yang beriman dan
beramal salih, senantiasa berzikir kepada Allah. Mereka itu mendapat kemenangan
setelah ditindas. Kaum penindas akan mengetahui ke tempat mana mereka akan di
halau. (QS. Asy-Syu’ara [26]: 224-227).
4.
Seni Bangunan
Seni bangunan Islam terbagi dalam
tiga bidang besar yaitu:
1)
‘Imarah Madaniyah (bangunan sipil)
yang menjelma dalam bentuk kota-kota dan gedung-gedung khusus.
2)
‘Imarah Diniyah (bangunan agama)
yang berwujud dalam mesjid-mesjid dan tempat-tempat ibadah lainnya.
3)
‘Imarah Harbiyah (bangunan militer)
yang bersemi dalam benteng-benteng dan menara-menara pertahanan.
Bangunan-bangunan Arab adalah sangat sederhana. Di
Mekkah hanya sedikit sekali bangunan dan yang terpenting bangunan Ka’bah. Rumah
orang-orang kaya terbikin dari batu, sementara rumah-rumah rakyat banyak
terbuat dari batu merah. Pada umumnya rumah-rumah terbikin satu tingkat dengan
pekarangan yang luas dan bersumur di dalamnya. Setelah Daulah Islamiyah meluas
di zaman Khalifah Umar dan tanah Hijaz menjadi makmur dan kaya, berdatanganlah
ke Madinah para ahli seni bangunan (arsitek) dari luar Jazirah Arab dan seni
bangunan memuncak kemajuannya. Waktu itu, para pembesar Arab muslim di Mekkah
dan Madinah membangun gedung-gedung batu yang lebar besar yang diperindah
dengan marmar. Kata orang, istana Saidina usman yang terbesar di antaranya.
5.
Pembangunan Mesjid
Selama masa permulaan Islam (masa Rasul dan Khulafaur
Rasyidin), sesuai dengan kebutuhan kaum muslimin telah banyak didirikan
mesjid-mesjid, baik dalam kota-kota ataupun dalam desa-desa, apalagi bila
disadari bahwa fungsi mesjid tidak saja sebagai tempat sembahyang, tapi mesjid
pada permulaan Islam adalah pusat kegiatan ibadat, politik, ekonomi dan
kebudayaan.
C.
Peninggalan Kebudayaan Islam di
Indonesia
Agama Islam
muncul pada Abad ke-6 M kemudian masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M dan mulai
berkembang pada abad ke-13 M. Perkembangan Islam di Indonesia hampir di seluruh
Kepulauan Indonesia. Bertolak dari kenyataan tersebut, Islam banyak
menghasilkan peninggalan sejarah yang bercorak Islam di Indonesia yang sangat
beraneka ragam.
Peninggalan-peninggalan
itu antara lain sebagai berikut:
1. Kaligrafi
Kaligrafi
adalah salah satu karya kesenian Islam yang paling penting. Kaligrafi Islam
yang muncul di dunia Arab merupakan perkembangan seni menulis indah dalam huruf
Arab yang disebut khat. Seni kaligrafi yang bernafaskan Islam merupakan
rangkaian dari ayat-ayat suci Al-qur’an. Tulisan tersebut dirangkai sedemikian
rupa sehingga membentuk gambar, misalnya binatang, daun-daunan, bunga atau
sulur, tokoh wayang dan sebagainya. Contoh kaligrafi antara lain yaitu
kaligrafi pada batu nisan, kaligrafi bentuk wayang dari Cirebon dan kaligrafi
bentuk hiasan.
2.
Kraton
Kraton atau
istana dan terkadang juga disebut puri, merupakan badari kota atau pusat kota
dalam pembangunan. Kraton berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan sebagai
tempat tinggal raja beserta keluarganya. Pada zaman kekuasaan Islam, didirikan
cukup banyak kraton sesuai dengan perkembangan kerajaan Islam. Beberapa contoh
kraton yaitu kraton Cirebon (didirikan oleh Fatahillah atau Syarif Hidayatullah
tahun 1636), Istana Raja Gowa (Sulawesi Selatan), Istana Kraton Surakarta,
Kraton Yogyakarta, dan Istana Mangkunegaran.
3.
Batu Nisan
Batu nisan
berfungsi sebagai tanda kubur. Tanda kubur yang terbuat dari batu bentuknya
bermacam-macam. Pada bangunan batu nisan biasanya dihiasi ukir-ukiran dan
kaligrafi. Kebudayaan batu nisan diduga berasal dari Perancis dan Gujarat. Di
Indonesia, kebudayaan tersebut berakulturasi dengan kebudayaan setempat
(India).
4.
Bentuk Mesjid
Sejak masuk
dan berkembangnya agama Islam di Indonesia banyak mesjid didirikan dan termasuk
mesjid kuno, di antaranya mesjid Demak, mesjid Kudus, mesjid Banten, mesjid
Cirebon, mesjid Ternate, mesjid Angke, dan sebagainya.
5.
Seni Pahat
Seni pahat seiring dengan kaligrafi.
Seni pahat atau seni ukir berasal dari Jepara, kota awal berkembangnya agama
Islam di Jawa yang sangat terkenal. Di dinding depan mesjid Mantingan (Jepara)
terdapat seni pahat yang sepintas lalu merupakan pahatan tanaman yang dalam
bahasa seninya disebut gaya arabesk, tetapi jika diteliiti dengan saksama di
dalamnya terdapat pahatan kera. Di Cirebon malahan ada pahatan harimau. Dengan
demikian, dapat dimengerti bahwa seni pahat di kedua daerah tersebut (Jepara
dan Cirebon), merupakan akulturasi antara budaya Hindu dengan budaya Islam.
6.
Seni Pertunjukan
Di antara seni pertunjukan yang
merupakan seni Islam adalah seni suara dan seni tari. Seni suara merupakan seni
pertunjukan yang berisi salawat Nabi dengan iringan rebana. Dalam pergelarannya
para peserta terdiri atas kaum pria duduk di lantai dengan membawakan lagu-lagu
berisi pujian untuk Nabi Muhammad Saw. yang dibawakan secara lunak, namun
iringan rebananya terasa dominan. Peserta mengenakan pakaian model Indonesia
yang sejalan dengan ajaran Islam, seperti peci, baju tutup, dan sarung.
7.
Tradisi atau Upacara
Tradisi atau upacara yang merupakan
peninggalan Islam di antaranya ialah Gerebeg Maulud. Perayaan Gerebeg, dilihat
dari tujuan dan waktunya merupakan budaya Islam. Akan tetapi, adanya gunungan (
tumpeng besar) dan iring-iringan gamelan menunjukkan budaya sebelumnya (Hindu
Buddha). Kenduri Sultan tersebut dikeramatkan oleh penduduk yang yakin bahwa
berkahnya sangat besar, yang menunjukkan bahwa animisme-dinamisme masih ada.
Hal ini dikuatkan lagi dengan adanya upacara pembersihan barang-barang pusaka
keraton seperti senjata (tombak dan keris) dan kereta. Upacara semacam ini
masih kita dapatkan di bekas-bekas kerajaan Islam, seperti di Keraton Cirebon
dan Keraton Surakarta.
8.
Karya Sastra
Pengaruh Islam dalam sastra Melayu
tidak langsung dari Arab, tetapi melalui Persia dan India yang dibawa oleh
orang-orang Gujarat. Dengan demikian, sastra Islam yang masuk ke Indonesia
sudah mendapat pangaruh dari Persia dan India.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebudayaan
Islam ialah cara berpikir dan cara merasa Islam yang menyatakan diri dalam
seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial
dalam suatu ruang dan suatu waktu. Dasar dari kebudayaan Islam adalah kitab
Allah (Al-qur’an) dan Sunnah Rasul-Nya. Adapun peninggalan-peninggalan
kebudayaan Islam yaitu seperti lukisan kehidupan Islam, Al-khithabah, seni
bahasa, seni bangunan, dan pembangunan mesjid. Sedangkan peninggalan kebudayaan
Islam di Indonesia ialah seperti kaligrafi, kraton, batu nisan, bentuk mesjid,
seni pahat, seni pertunjukan, tradisi atau Upacara dan karya sastra.
Kedatangan
Islam membawa perubahan besar dalam segala bidang terutama sekali di Jazirah
Arab. Selama masa Nabi dan Khulafaur Rasyidin pada umumnya mereka sibuk dengan
dakwah, jihad dan penaklukan. Islam datang dengan Qur’an dan Hadits, keduanya
menyelundup ke dalam lubuk hati mereka dan bersemi abadi dalam zihin mereka,
sehingga dengan sangat cepat merubah adat istiadat mereka, budi dan akhlak
mereka, bahkan merubah seluruh bidang kehidupan mereka dan berbekaslah
perubahan itu pada ilmu pengetahuan, tata cara hidup, tata cara berpikir atau
dengan kata lain berbekas pada kebudayaan mereka.
B.
Saran
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik
dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Ambary, Hasan Muarif, Menemukan Peradaban, Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 1998.
Hasjmy, A., Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta:
Bulan Bintang, 1973.
Pijper, G.F., Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950,
Jakarta: Universitas Indonesia, 1985.
Post a Comment for "Kebudayaan islam di nusantara"