Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Persamaan antara akhlak, etika, moral dan budi pekerti


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Islam merupakan agama yang santun karena dalam Islam sangat menjunjung tinggi pentingnya akhlak, etika dan moral. Ketiganya adalah hal yang sangat penting karena telah mencakup segala pengertian tingkahlaku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Allah Swt atau dengan sesama makhluk.
Timbulnya kesadaran serta pendirian Akhlak, etika dan moral merupakan pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup yang selalu berpegang teguh pada akhlak, etika dan moral adalah tindakan yang tepat dalam mewujudkan terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak sesuai dengan akhlak, etika dan moral yang baik merupakan tindakan yang menentang kesadaran tersebut. Sebagai generasi penerus kita harus selalu berakhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari demi terciptanya kehidupan yang rukun dan damai.




BAB II
PEMBAHASAN

B.     PERSAMAAN ANTARA AKHLAK, ETIKA, MORAL DAN BUDI PEKERTI
Etika berasal dari bahasa Yunani ethicos, atau ethicos artinya karakter, kebiasaan, kebiasaan, watak, sifat. Sedang secara istilah etika ialah ilmu pengetahuan yang menetapkan ukuran-ukuran atau kaidah-kaidah yang mendasari pemberian tanggapan atau penilaian terhadap perbuatan-perbuatan. Sedangkan moral berasal dari bahasa latin mores artinya mengenai kesusilaan. Secara istilah moral adalah ajaran tentang baik dan buruk yang diterima secara umum. Sedangkan budi pekerti berarti tabiat, akhlak dan watak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara akhlak, etika, moral dan budi pekerti memiliki persamaan yaitu berbentuk perilaku yang sifatnya netral. Misalnya ada orang yang berbuat buruk, maka tidak tepat jika dikatakan bahwa orang tersebut tidak mempunyai akhlak. Sebab akhlak itu sendiri adalah perilaku. Orang itu sudah berperilaku, namun berprilaku yang buruk. Akan lebih tepat kalau dikatakan bahwa orang tersebut berakhlak tecela.
Oleh karena itu semuanya tergantung kepada setiap orang/ individu. Jika watak, karakter, kebiasaan dan tabiat itu mengarah dan diarahkan kepada hal-hal yang baik, maka ia akan menjadi akhlak terpuji. Sebaliknya, jika semua itu diarahkan kepada hal-hal yang jelek, maka ia akan menjadi akhlak tercela. Karena itu, pembinaan akhlak itu sama dengan pembinaan perilaku.

C.    CARA MENINGKATKAN KUALITAS AKHLAK
Peningkatan kualitas akhlak penting dilakukan mencapai kemuliaan hidup. kualitas akhlak (kemuliaan) sudah menjadi tujuan dari utusnya Nabi Muhammad saw, sesuai dengan sabdanya “Sesungguhnya aku utus untuk menyempurkan akhlak yang mulia”. Rasulullah Saw sendiri merupakan figur ideal dan contoh kepribadian utama yang bisa dijadikan teladan.
Allah SWT berfirman :


33:21
Artinya:
“sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasululla itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al-Ahzab (33): 21)
Jika kita melihat kondisi seperti sekarang ini, masyarakat sedang mengalami dekadensi moral. Lingkungan yang buruk, pergaulan negatif perkembangan teknologi dan pergaulan yang cenderung bebas, semakin menguatkan pandangan bahwa pembinaan kualitas akhlak dan peningkatan kualitas pendidikan islam it penting dilakukan agar terbentuk akhlak mulia dan terpuji.
Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan cara atau metode yang tepat dalam usaha meningkatkan kualitas akhlak masyarakat. Etode-metode antara lain sebagai berikut:
a.       Melalui perumpamaan (tamtsil)
Kualitas akhlak bisa ditingkatkan melalui metode perumpamaan. Perumpamaan ini bisa diambil dari kandungan ayat0ayat al-Qur’an. Tujuannya adalah agar menjadikan perumpamaan itu sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 26:
02:26
Artinya:
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka. Tetapi mereka yang kafir mengtaakan: “Apakah perumpmaan itu banyak oyang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (Q.S. Al-Baqarah (2): 26)

Begitu pula pada QS. Al-Hajj: 73 yang didalmnya Tuhan menerangkan bahwa berhala-bethala yang mereka sembah itu tidak dapat membuat lalat, sekalipun mereka kerjakan bersama-sama, dan surah al-Ankabut ayat 41 yang didalamnya Tuhanmenggambarkan kelemahan berhala-berhla yang dijadikan oleh orang-orang musyrik itu sebagai pelindung sama dengan lemhnya sarang laba-laba.
Disesatkan Allah berarti bahwa orang itu sesat karena keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-pentujnju Allah dalam ayat ini, ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka merka itu menjadi sesat.
Usaha peningkatan kualitas akhlak bisa dilakukan dengan mempelajari perumpamaan di dalam al-Qur’an, selanjutnya menjadikan perumpamaan itu sebagai sarana mendidik akhlak pribadi dan masyarakat. Selain itu bisa menguatkan kesan dalam perumpaam terebut yang menghadirkan perasaan religius.
Rasa keberagaman yang tertanam di dalam hati akan menguatkan keimanan seseorang. Dengan keimanan yang baik dan kuat, maka diharapkan akan terbentuk perilaku dan akhlak yang baik.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
etika dan moral merupakan pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup yang selalu berpegang teguh pada akhlak, etika dan moral adalah tindakan yang tepat dalam mewujudkan terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak sesuai dengan akhlak, etika dan moral yang baik merupakan tindakan yang menentang kesadaran tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara akhlak, etika, moral dan budi pekerti memiliki persamaan yaitu berbentuk perilaku yang sifatnya netral. Misalnya ada orang yang berbuat buruk, maka tidak tepat jika dikatakan bahwa orang tersebut tidak mempunyai akhlak. Sebab akhlak itu sendiri adalah perilaku. Orang itu sudah berperilaku, namun berprilaku yang buruk. Akan lebih tepat kalau dikatakan bahwa orang tersebut berakhlak tecela.

B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis mencoba semaksimal mungkin dalam penyusunannya. Namun tidak ada gading yang tak retak,begitupun dengan makalah ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan sarandari pembaca guna memperbaiki makalah sederhana ini.





DAFTAR PUSTAKA
http://kosimprasetyo.blogspot.com/2011/05/upaya-meningkatkan-akhlah.html


Post a Comment for "Persamaan antara akhlak, etika, moral dan budi pekerti"