Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Polihidramnion


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada kehamilan bayi dilindungi oleh air ketuban yang berfungsi untuk ruang gerak bayi dan melindungi janin terhadap trauma dari luar. Selain itu air ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi dan menstabilkan perubahan suhu. Dengan pertambahan usia kehamilan banyaknya air ketuban tidak terus sama dari minggu ke minggu usia kehamilan. Saat usia kehamilan mulai memasuki usia 25 minggu rata-rata air ketuban sekitar 239 ml, yang  kemudian meningkat menjadi 984 ml pada usia kehamilan 32 minggu.
Apabila air ketuban melebihi 2000 ml maka disebut dengan polyhidramnion atau dengan singkat hydramnion. Hidramnion juga dapat menimbulkan gejala pada ibu hamil yang meliputi dispnea (sesak nafas), kaki tungkai bawah membengkak, perut membesar, dan tampak mengkilat. Penyebab terjadinya hidramnion berkaitan dengan kelainan konginital (anensefalus, atresia esofagus, spina bifida, fistula usus), kelainan pada plasenta, kelainan penyakit yang menyertai kehamilan(diabetes militus, hamil ganda). Jadi cairan amnion memegang peranan yang cukup penting dalam proses kehamilan dan persalinan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari hidramnion?
2.      Bagaimana klasifikasi dari hidramnion?
3.      Apa etiologi dari hidramnion?
4.      Bagaimana tanda dan gejala dari hidramnion?
5.      Apa faktor predisposisi dari hidramnion?
6.      Apa diagnosis dari hidramnion?
7.      Bagaimana penatalaksanaan saat terjadi hidramnion?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari hidramnion
2.      Untuk mengetahui klasifikasi dari hidramnion
3.      Untuk mengetahui etiologi dari hidramnion
4.      Untuk mengetahui tanda dan gejala dari hidramnion
5.      Untuk mengetahui faktor predisposisi dari hidramnion
6.      Untuk mengetahui diagnosis dari hidramnion
7.      Untuk mengetahui penatalaksanaan dari hidramnion






BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian
Polihidramnion adalah penumpukan air ketuban yang berlebihan selama masa kehamilan. Kondisi abnormal ini membutuhkan pemantauan secara rutin dari dokter agar terhindari dari kemungkinan komplikasi. Hidramnion adalah Suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal, biasanya lebih dari 2 liter (Amriewibowo, 2010).
Hidramnion adalah suatu jumlah cairan amnion yang berlebihan (lebih dari 2000 ml). Normal volume cairan amnion meningkat secara bertahap selama kehamilan dan mencapai puncaknya kira-kira 1000 ml antara 34 sampai 36 minggu (Admin,  2011).
Air ketuban merupakan cairan yang mengelilingi janin selama berada di dalam kandungan. Fungsi air ketuban sangatlah penting dalam menjaga maupun membantu perkembangan janin. Beberapa fungsi di antaranya adalah:
§  Membantu pembentukan paru-paru.
§  Memungkinkan janin untuk bergerak bebas sehingga membantu pertumbuhan otot serta tulang.
§  Menjaga agar suhu dalam kandungan tetap stabil.
§  Melindungi janin dari infeksi.
§  Meredam getaran yang berasal dari luar kandungan.
Pada kondisi normal, kadar air ketuban akan meningkat dan mencapai kuantitas maksimal di minggu ke-34 hingga 36 kehamilan. Air ketuban kemudian akan perlahan-lahan berkurang seiring mendekatnya tanggal kelahiran.

B.     Klasifikasi
1.      Hidramnion kronis
Pertambahan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu atau bulan,dan  biasanya terjadi pada kehamilan lanjut
2.      Hidramnion Akut
Terjadi pertambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu beberapa hari saja. Biasanya terjadi pada kehamilan muda pada bulan ke-4 atau ke-5 (Amriewibowo, 2010).
C.    Etiologi
Etiologi hidramnion belum jelas. Secara teori hidramnion bisa terjadi karena:
1.      Produksi air ketuban bertambah
Diduga menghasilkan air ketuban ialah epitel amnion, tetapi air ketuban juga bertambah karena cairan lain masuk ke dalam ruangan amnion, misalnya air kencing anak atau cairan otak pada anensefal.
2.      Pengaliran air ketuban terganggu
Air ketuban yang telah dibuat dilahirkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu jalan pengaliran ialah ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh usus dan dialirkan ke plasenta, akhirnya masuk ke peredaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka kalau anak tidak menelan, seperti pada atresia esophagus, anensefal, atau tumor-tumor plasenta.
Pada anensefal dan spina bifida diduga bahwa hydramnion terjadi karena transudasi cairan dari selaput otak dan selaput sumsum belakang. Selain daripada itu anak anensefal tidak menelan dan pertukaran air terganggu karena pusatnya kurang sempurna hingga anak kencing berlebihan. Pada atresia oesophagei hydramnion terjadi karena anak tidak menelan.Pada gemelli mungkin disebabkan karena salahsatu janin pada kehamilan satu telur jantungnya lebih kuat dan karena itu juga menghasilkan banyak air kencing.Mungkin juga karena luasnya amnion lebih besar pada kehamilan kembar.

D.    Tanda dan Gejala
1.      Pembesaran uterus, lingkar abdomen, dan tinggi fundus jauh di bawah usia kehamilan yang seharusnya.
2.      Tekanan dinding uterus yang membuat terasa sulit atau tidak mungkin untuk:
a.       Auskultasi denyut jantung janin.
b.      Palpasi gambaran dan bagian-bagian janin.
3.      Saat auskultasi terdengar getaran cairan uterus
4.      Bila berat, terdapat , masalah mekanik seperti:
a.       Dispnea berat
b.      Edema ekstremitas bawah dan vulva
c.       Nyeri tekan pada punggung, abdomen, dan/atau paha.
d.      Mual dan muntah

E.     Faktor predisposisi
1.      Hidramnion banyak ditemukan pada kasus-kasus:
Anamali kongenital (pada anak); seperti anencepali, spina difida atresia atau striktur esofagus, hydrocephalus dan struma blockling oesophagus
2.      Gemelli uniovulair(Amriewibowo, 2010)

F.     Diagnosis
1.      Anamnesis
a.       Ibu merasa perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa
b.      Ibu merasa nyeri perut karena tegangnya uterus, mual dan muntah
c.       Ibu merasa oedema pada tungkai, vulva dan dinding perut
d.      Pada proses akut Ibu merasa, sesak (Amriewibowo, 2010).
2.      Inspeksi
a.       Kelihatan perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang umbilicus mendatar
b.      Jika akut, ibu akan terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah membawa kandungannya  (Amriewibowo, 2010).
3.      Palpasi
a.       Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut, vulva dan tungkai
b.      Fundus uteri lebih tinggi dari umur sesungguhnya
c.       Bagian janin sukar dikenali
d.      Kalau pada letak kepala, kepala janin dapat diraba maka  balotement jelas sekali
e.       Karena bebasnya janin bergerak dan tidak terfiksir maka dapat terjadi kesalahan-kesalahan letak janin (Manuaba, 2007; Amriewibowo, 2010).
4.      Auskultasi
a.       DJJ sukar didengar dan jika terdengar hanya sekali
5.      Rontgen foto abdomen
a.       Nampak bayangan terselubung kabut, karena banyaknya cairan kadang bayangan janin tidak jelas
b.      Foto rongtgen pada hidramnion berguna untuk disgnostik dan untuk menentukan etiologi (Amriewibowo, 2010).

6.      Pemeriksaan dalam
a.       Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol walaupun diluar his (Amriewibowo, 2010).

G.    Penatalaksanaan
Terapi hidramnion dibagi menjadi 3 fase:
1.      Pada masa kehamilan
Pada hidramnion ringan tidak perlu pengobatan khusus. Hidramnion sedang dengan beberapa ketidaknyamanan biasanya dapat diatasi, tidak perlu intervensi sampai persalinan atau sampai selaput membran pecah spontan. Jika terjadi sesak nafas atau nyeri pada abdomen, terapi khusus diperlukan. Bed rest, diuretik dan air serta diet rendah garam sangat efektif. Terapi indomethacin biasa digunakan untuk mengatasi gejala-gejala yang timbul menyertai hidramnion. Kramer dan koleganya (1994) melalui beberapa hasil penelitiannya membuktikan bahwa indomethacin mengurangi produksi cairan dalam paru-paru atau meningkatkan absorpsi, menurunkan produksi urine fetus dan meningkatkan sirkulasi cairan dalam membran amnion. Dosis yang boleh diberikan 1,5-3 mg/Kg per hari. Tetapi padahidramnion berat maka penderita harus dirawat dan bila keluhan terlalu hebat dapat dilakukan amniosentesis (pengambilan sampel cairan ketuban melalui dinding abdomen). Prinsip dilakukan amniosintesis adalah untuk mengurangi distress pada ibu. Selain itu, cairan amnion juga bisa di tes untuk memprediksi kematangan paru-paru janin.

2.      Pada masa persalinan
Bila tidak ada hal-hal yang mendesak maka sikap kita adalah menunggu. Jika pada waktu pemeriksaan dalam ketuban tiba-tiba pecah, maka untuk menghalangi air ketuban mengalir keluar dengan deras, masukanjaritangan kedalam vagina sebagai tampon beberapa lama supaya air ketuban keluar pelan-pelan. Maksudnya adalah supaya tidak terjadi solusio plasenta, syok karena tiba-tiba perut kosong atau perdarahan postpartum karena atonia uteri.

3.      Pada masa nifas
Observasi perdarahan postpartum

H.    Peran Bidan
1.      Peran bidan dalam komunitas
a.       Melakukan KIE pada waktu pemeriksaan kehamilan tentang asupan nutirsi selama hamil dan meninjau ulang status pekerjaan dan membantu membuat keputusan mengenai persalinan.
b.      Apabila telah dilakukan pemeriksaan, siapkan rujukan untuk merujuk ibu kefasilitas kesehatan yang lebih memadai, karena resiko terjadinya komplikasi lebih besar.
2.      Peran bidan di rumah sakit
a.       Penanganan lebih awal untuk mendeteksi polihidramnion secara dini , untuk menanggulangi terjadinya kelainan pada bayi dan kelainan persalinan.
b.      Diharapkan penangan khusus, dan intensif untuk melakukan perawatan pada pasien penderita polihidramnion.
c.       Kolaborasi Bidan dan nakes yang lainyang lebih berkompeten (dokterobgyn), dapat membantu menangani terjadinya kelainan pada kehamilan.

I.       Risiko Komplikasi Polihidramnion
Setiap kehamilan pasti memiliki risiko komplikasi masing-masing. Namun, ada sejumlah risiko komplikasi yang akan meningkat apabila Anda mengalami polihidramnion. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi termasuk:
§  Kelahiran prematur.
§  Posisi bayi yang sungsang.
§  Tali pusar yang keluar mendahului bayi saat persalinan.
§  Perdarahan yang parah pasca-melahirkan.
§  Plasenta yang terlepas dari dinding rahim sebelum persalinan karena ukuran rahim yang menyusut secara drastis seiring berkurangnya air ketuban.
§  Infeksi saluran kemih pada sang ibu akibat peningkatan tekanan pada saluran kemih.
§  Hipertensi selama kehamilan.
§  Bayi terlahir dalam keadaan mati (stillbirth).


BAB III
TINJAUAN KASUS

       I.            Data Subjektif
a.       Anamnesa
Nama Klien           : Ny. Z                                     Nama Suami    : Tn. Y
Umur                     : 25 thn                                    Umur               : 30 thn
Kebangsaan           : Indonesia                              Kebangsaan     : Indonesia
Agama                   : Islam                                     Agama             : Islam
Pendidikan            : SMP                                      Pendidikan      : SMA
Pekerjaan               : IRT                                        Pekerjaan         : Wiraswasta
Alamat Rumah      : Idi Rayeuk                            Alamat            : Idi Rayeuk

b.      Ibu mengatakan:
-          Ini Kehamilan yang pertama, Belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran
-          Sering sesak
-          Nyeri pada ulu hati
-          Nyeri pada perut jika ditekan
-          Perut sering tegang

    II.            Data Objektif
Keadaan umum           : Baik                                       
Keadaan Emosi           : Stabil
Kesadaraan                 : Compos Mentis

TTV                 :
TD                   : 120/80 mmhg                         
Nadi                : 82x/mnt
S                      : 36,20C                                               
RR                   : 18x/mnt
TB                   : 157 cm                                               
BB                   : 65 kg
Sebelum hamil: 53 kg
Kenaikan selama hamil : 12 kg

Abdomen                                             
Inspeksi            :
-          Perut terlihat lebih besar dari usia kehamilan
-          Perut terlihat tegang, striae terlihat jelas dan umbilikus mendatar.
-          Oedem pada dinding perut
-          Palpasi       
-          Leopold 1      : TFU : 2 jari di bawah PX, McD = 32 cm, Sulit teraba.
-          Leopold 2     : Sulit teraba.
-          Leopold 3     : Teraba kepala seperti balotemen.
-           Leopold 4     : Konvergen.
-          Auskultasi         :
-          DJJ     : 132x/menit, teratur, intensitas lemah.
-          PM    : 1 tempat pada kuadran kiri bawah pusat

Pemeriksaan penunjang:  hasil USG tanggal 2 Maret 2010 :
-          usia kehamilan 28 minggu
-          janin hidup ---› DJJ 148x/menit, tunggal, intra uterin, presentasi kepala
-          jenis kelamin perempuan
-          TBF 2400 gr
-           letak placenta di fundus
-          ICA: 3000 cc

 III.            Assasment
Ibu G1P0A0 usia kehamilan 28 minggu dengan polyhidramnion.

 IV.            Planning
1.      Melakukan inform concent → Suami telah mentandatangani surat inform concent
2.      Memberitahu ibu hasil Pemeriksaan saat ini: TD 120/80 mmhg, Pembesaran rahim ibu tidak sesuai dengan usia kehamilan, hal tersebut dikarenakan jumlah cairan ketuban ibu berlebih sesuai dengan hasil USG ibu pada tanggal 2 Maret 2016 yaitu sebanyak 3000 cc → Ibu telah mengetahui hasil periksaan saat ini
3.      Menganjurkan ibu untuk mengarangi konsumsi garam → Ibu akan mengikuti saran bidan untuk mengurangi konsumsi garam
4.      Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat " Ibu akan mengikuti saran bidan untuk banyak istirahat
5.      Membuat dan memberikan surat rujukan pasien ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan amniosintesis → Ibu telah mendapat surat rujukan ke rumah sakit untuk dilakukan tidakan amniosintesis
6.      Menganjurkan ibu untuk melakukan persalinan di rumah sakit → Ibu akan mengikuti saran bidan untuk bersalin di rumah sakit

    V.            EVALUASI
S          : Ibu mengatakan sesak dan nyeri sudah mulai berkurang
O         : Ibu sudah tampak tenang
Keadaan umum : Baik
Kesadaran       : Compos mentis
TTV     :
-          TD             : 110/70 mmHg
-          Pols           : 80 x/ment
-          Temp         :36,2 °C
-          RR             : 26 x/menit
-          TB             : 152 cm
-          BB             : 53 kg
-          LILA         : 23 cm
A         : Ny Z umue 25 tahun G2P0A0 hamil 28 minggu intra uterin janin tunggal hidup K/U ibu lemah dengan Polihidramnion
P          : Masalah kehamilan teratasi dan terapi dilanjutkan





BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Hidramnion adalah Suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal, biasanya lebih dari 2 liter (Amriewibowo, 2010).
Hidramnion adalah suatu jumlah cairan amnion yang berlebihan (lebih dari 2000 ml). Normal volume cairan amnion meningkat secara bertahap selama kehamilan dan mencapai puncaknya kira-kira 1000 ml antara 34 sampai 36 minggu (Admin,  2011).
Hidramnion diklasifikasikan menjadi hidramnion kronis dan hidramnion Akut. Tanda gejalanya adalah pembesaran uterus, lingkar abdomen, dan tinggi fundus jauh di bawah usia kehamilan yang seharusnya,tekanan dinding uterus yang membuat terasa sulit atau tidak mungkin untuk auskultasi denyut jantung janin dan palpasi gambaran dan bagian-bagian janin, saat auskultasi terdengar getaran cairan uterus dispnea berat, edema ekstremitas bawah dan vulva, nyeri tekan pada punggung, abdomen, dan atau paha,mual dan muntah. Penatalaksanaan untuk polihidramnion berbeda disetiap masanya.

B.     SARAN
Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar memberikan penyuluhan kepada masayarakat tentang Polihidramnion.

   
DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.1984.Obstetri Patologi.Elstar Offset;Bandung
Manuaba. 2007. PengantarKuliahObstetri. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, S.2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.
Saifudin.2009. BukuAcuanNasionalPelayananKesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP.
Varney, H. 2003. Buku Ajar AsuhanKebidanan.Jakarta : EGC

Post a Comment for "Polihidramnion"