Sifat dan Unsur - unsur
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Beberapa unsur ditemukan di alam dalam keadaan bebas
dan jumlahnya melimpah seperti oksigen dan nitrogen. Ada juga unsur yang
ditemukan di alam dalam keadaan bebas, tetapi jumlahnya relatif kecil seperti
emas dan perak (logam mulia) dan gas mulia. Sebagian besarnya, unsur-unsur
ditemukan di alam dalam bentuk senyawa baik berupa batuan, garam, maupun
terlarut dalam air laut.
Di alam semesta, unsur yang paling banyak adalah gas
hidrogen, berikutnya gas helium, dan sisanya unsur-unsur lainnya. Di kerak
(kulit) bumi, oksigen adalah unsur yang paling banyak. Di urutan berikutnya
berturut-turut adalah silikon, aluminium, besi, kalsium, dan sisanya
unsur-unsur lainnya. Di atmosfer, kelimpahan unsur di urutan pertama, kedua, ketiga,
dan keempat berturut-turut adalah nitrogen, oksigen, argon, dan sisanya
unsur-unsur lainnya. Sementara itu di dalam tubuh manusia, berturut-turut
mulai dari unsur yang paling banyak adalah oksigen, karbon, hidogen, dan
sisanya unsur-unsur lainnya.
Berdasarkan sifat kelogaman, dari 90
unsur yang terdapat di alam, sebanyak 64 unsur dikategorikan sebagai logam, 9
unsur termasuk metaloid, dan sisanya 17 unsur termasuk non logam. Berdasarkan
kemiripan sifatnya (kemiripan sifat ditentukan dari kesamaan jumlah elektron
valensinya), unsur-unsur yang ada digolongkan ke dalam dua macam golongan,
yaitu golongan A (golongan IA sampai VIIIA) dan golongan B (golongan IB sampai
VIIIB). Berada dalam satu golongan artinya sifatnya mirip karena memiliki
jumlah elektron valensi yang sama. Golongan dalam tabel periodik berada dalam
lajur vertikal. Sedangkan lajur-lajur horizontal menunjukan periode-periode
unsur. Terdapat tujuh periode unsur, yaitu peride 1 sampai periode
7. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua
benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau
unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain
memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta
cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki
unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat memahami
dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan pada latarbelakang, maka dalam ada
beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimanakah
sifat-sifat unsur dalam pembagian tertentu?
2. Bagaimanakah
persamaan dan perbedaan antar unsur dalam 1 golongan atau dalam 1 periode
berdassarkan pengelompokannya?
3. Bagaimanakah
pembuatan masing-masing unsur?
C. Ruang
Lingkup
1.
Sifat-sifat unsur dalam penggolongan
tertentu
2.
Persamaan dan perbedaan
masing-masing unsur
3.
Pembuatan masing-masing unsur
BAB II
PEMBAHASAN
A. GAS MULIA
Gas mulia adalah sebutan untuk unsur-unsur golongan
VIIIA. Unsur-unsur gas mulia adalah helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton
(Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn). Gas mulia diperoleh dari udara bebas, kecuali
radon diperoleh dari rongga batuan uranium. Helium selain diperoleh dari udara
bebas juga dapat diperoleh dari pemisahan gas alam.
Gas mulia merupakan golongan unsur yang paling stabil.
Hal ini ditunjukan oleh keberadaannya di alam adalah dalam bentuk unsur
bebasnya. Kestabilannya disebabkan oleh energi ionisasinya yang sangat tinggi
dan elektron valensinya yang duplet untuk helium dan oktet untuk unsur gas
mulia lainnya. Dalam tabel periodik, gas mulia berada di kolom paling kanan.
Ini artinya energi ionisasi gas mulia paling tinggi dibandingkan energi
ionisasi golongan unsur lainnya. Sementara itu, di alam unsur-unsur selain gas
mulia umumnya berada dalam bentuk senyawa.
Keadaan seperti ini menunjukan ketidakstabilannya yang
disebabkan oleh energi ionisasinya yang relatif rendah dan elektron valensinya
yang tidak duplet (untuk hidrogen) atau tidak oktet (untuk unsur-unsur selain
hidrogen). Tidak ada senyawa alaminya dari unsur gas mulia, tetapi senyawa
buatannya telah berhasil dibuat. XePtF6 menjadi senyawa pertama dari unsur
gas mulia yang telah berhasil dibuat oleh N. Bartlett. Berikutnya senyawa gas
mulia yang telah berhasil dibuat adalah senyawa dari unsur kripton
(KrF4 dan KrF2) dan unsur radon (RnF2). Energi ionisasi He, Ne, dan Ar
lebih tinggi dibandingkan energi ionisasi Kr, Xe, dan Rn, sehingga He, Ne, dan
Ar relatif lebih stabil dibandingkan Kr, Xe, dan Rn. Oleh karena itu, senyawa
dari He, Ne, dan Ar sampai saat ini belum dapat dibuat, sedangkan senyawa dari
Kr, Xe, dan Rn telah berhasil dibuat seperti tersebut di atas. Gas mulia larut
dalam air membentuk klatrat. Klatrat adalah keadaan terjebaknya atom-atom gas
mulia dalam struktur heksagonal molekul-molekul air. Makin ke bawah dalam
golongannya, unsur gas mulia makin larut dalam air. Hal ini disebabkan makin ke
bawah, ukuran atom gas mulia makin besar sehingga makin mudah membentuk klatrat
(makin mudah larut dalam air).
Cara mendapatkan gas mulia dari udara bebas adalah
dengan mendestilasi udara tersebut. Destilasi adalah cara pemisahan campuran
menjadi zat-zat tunggal dengan dasar perbedaan titik didih di antara zat-zat
yang ada dalam campuran tersebut tidak berbeda jauh. Khusus untuk Rn hanya
diperoleh melalui isolasi gas Rn dari rongga batuan uranium.
Masing-masing gas mulia mempunyai kegunaannya. He berguna
sebagai pengisi balon udara, pencampur oksigen pada tabung penyelam, dan
sebagai pendingin untuk suhu mendekati 0 K. Ne, Ar, dan Kr,
ketiganya berguna untuk pengisi bola lampu, lampu TL, lampu reklame (Ne
berwarna merah,Ar berwarna merah muda, Kr berwarna
putih, dan Xe berwarna biru) dan pendingin pada reaktor
nuklir. Xe untuk obat bius pada pembedahan. Senyawa Xe dengan
oksigen, seperti XeO3, XeO4merupakan oksidator yang sangat
kuat. Rn bersifat radioaktif dan berguna untuk terapi kanker.
B. HALOGEN
Semua unsur halogen ditemukan di alam dalam bentuk
senyawanya. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur halogen bersifat sangat
reaktif akibat dari keelektronegatifannya yang besar, bahkan paling besar di
antara semua golongan unsur yang ada. Garam dari air laut adalah sumber utama
unsur-unsur halogen. Unsur halogen bereaksi autoredoks dengan air. Kecuali
flourin (F2) bereaksi dengan air membentuk asam halida dan gas
oksigen. Semua unsur halogen bereaksi dengan logam membentuk garam
halida. Hidrokrabon tak jenuh (mempunyai ikatan rangkap) akan mengalami
reaksi adisi bila direaksikan dengan unsur-unsur halogen. Unsur-unsur
halogen bila bereaksi dengan sesamanya akan membentuk senyawa interhalogen.
Ada beberapa teknik untuk mendapatkan unsur-unsur
halogen. Khusus untuk flourin diperoleh dari elektrolisis KHF2. Cl2, Br2, dan
I2 dapat diperoleh dari reaksi pendesakan, reaksi oksidasi garam halidanya
dengan KMnO4/MnO2, dan atau elektrolisis larutan/lelehan garamnya. Untuk
Cl2 dapat juga diperoleh dari Downs, Gibbs, Deacon, dan Dows.
Asam dari unsur halogen ada dua macam, yaitu asam
halida (HX) dan asam oksihalogen (HXO). Urutan tingkat keasaman dari asam
halida adalah HI>HBr>HCl>HI. Tingkat keasaman asam halida
dipengaruhi oleh jari-jari unsur halogennya.
Makin besar jari-jari atomnya, maka gaya tarik inti
terhadap pasangan elektron ikatan makin lemah, sehingga atom H mudah lepas
dari molekul asam halidanya. Atom H mudah dilepas itu menunjukan larutan
senyawa halida makin asam karena dalam larutan makin banyak mengandung
ion-ion H+. Adapun urutan tingkat keasaman asam oksihalogen adalah
HClO>HBrO>HIO. Yang mempengaruhi tingkat keasamannya adalah
keelektronegatifannya. Yang sifatnya lebih elektronegatif akan memiliki sifat
lebih asam. Kalau asam oksihalogen dibentuk dari unsur halogen yang sama, maka
yang mempengaruhi tingkat keasamannya adalah jumlah atom O yang
diikat. Makin banyak jumlah atom O yang diikat, maka sifatnya akan
semakin asam. Jadi urutan tingkat keasamannya (misalnya senyawa oksihalogen
dari atom Cl) adalah:
HClO4>HClO3>HClO2>HClO
Kegunaan
unsur/senyawa halogen:
Pendingin: freon
(CFC)/gas AC
Fotografi: AgI, AgBr
Pupuk batang &
akar:KCl
Pengawet
kayu: NaF
Ukiran gelas: HF
Anti septik:
I2/betadine
Desinfektan: Ca(OCl)2/kaporit
C. ALKALI (IA)
dan ALKALI TANAH (IIA)
Alkali dan alkali tanah bersumber
dari air laut, batuan, dan peluruhan unsur radioaktif. Litium diperoleh dari
batuan spodumen (LiAl(SiO3)2, natrium dari air laut berupa garam dapur (NaCl)
dan dari sendawa chili (NaNO3), Kalium dari batuan karnalit (KCl.MgCl2), sesium
dari pollusit (CsAl(SiO3)2) dan fransium dari luruhan Ac-277 dengan emisi sinar
alfa. Berilium diperoleh dari beril (Be3Al2Si8O18), magensium dari
magnesit (MgCO3) dan dolomit/cangkang telur (MgCO3.CaCO3), kalsium dari batu
kapur (CaCO3) dan gips (CaSO42H2O), stronsium dari stronsianit (SrCO3), barium
dari barit (BaSO4) dan witerit (BaCO3), dan radium dari luruhan Th-230 dengan
memancar sinar alfa.
Di alam, unsur-unsur alkali dan
alkali tanah berada dalam bentuk senyawanya. Hal ini di sebabkan karena alkali
dan alkali tanah besifat sangat reaktif, mudah teroksidasi sehingga keadaannya
akan selalu bersenyawa dengan atom-atom unsur lain. Kereaktifan dan kemudahan
teroksidasi unsur-unsur alkali dan alkali tanah disebabkan oleh energi ionisasi
dan potensial reduksi standarnya (E0) yang kecil. Baik alkali maupun alkali
tanah bereaksi dengan air dingin, kecuali Be tidak bereaksi dengan air dan Mg
bereaksi dengan air panas. Hasil reaksi antara air dengan alkali/alkali tanah
adalah senyawa basa dan gas hidrogren.
Reaksi alkali dan alkali tanah
dengan O2 akan membentuk tiga jenis senyawa, yaitu senyawa oksida (biloks
O=-2), peroksida (biloks O=-1), dan superoksida (biloks O=-1/2).
Reaksi dengan H2 membentuk
senyawa hidrida. Reaksi dengan unsur halogen membentuk
garam halida. Reaksi dengan asam membentuk garam halida dan gas
hidrogen. Semua alkali tanah bereaksi dengan gas nitrogen
membentuk garam nitrida. Dari unsur alkali, hanya Li yang dapat bereaksi
dengan N2 membentuk garam nitrida/LiN3.
Uji nyala alkali dan alkli tanah
memberikan warna yang khas untuk setiap unsurnya. Dalam uji nyalanya
unsur-unsur alkali: Li berwarna merah, Na berwarna kuning, K berwarna bungur,
Rb berwarna kuning biru, Cs berwarna biru dan unsur-unsur alkali tanah: Ca
berwarna orange, Sr berwarna merah, dan Ba berwarna hijau.
Dalam uji kelarutan garamnya dalam
air, semua garam IA larut dalam air kecuali LiF dan Li2CO3. Untuk mendapatkan
unsur-unsur alkali dan alkali tanah hanya bisa dilakukan
dengan elektrolisis lelehan garamnya saja. Elektrolisis lelehan garam NaCl
dan LiCl untukmendapatkan Li dan Na disebut proses Downs dan elektrolisis
lelehan garam MgCl2 untukmendapatkan Mg disebut proses Dow. Berikut
adalah kegunaan garam dan logam alkali dan alkali tanah, NaCl: bumbu
masakan/pengawet. NaOH: bahan baku pembuatan sabun/detergen. Senyawa
alkali tanah: campuran kembang api. Magnalium (Mg, Al, dan
Ca) dan Duralumin ( Mg,Al, Cu, dan Mn): konstruksi
pesawat terbang/mobil. CaSO42H2O (Gips): pembalut tulang patah
dan kapur tulis. MgSO47H2O (garam inggris): obat cuci perut.
D. PERIODE III
Unsur-unsur yang ada dalam periode iii adalah natrium
(Na), magnesium (Mg), Aluminium (Al), silikon (Si), Fosfor (P), sulfur (S),
klor (Cl), argon (Ar). Na diperoleh dari air laut berupa garam dapur (NaCl),
magnesium diperoleh dari magnesit (MgCO3) dan cangkang telur/dolomit
(MgCO3.CaCO3), aluminium diperoleh dari bauksit (Al2O3.2H2O), silikion
diperoleh dari pasir kuarsa/silika (SiO2), fosfor diperoleh dari apatit/batu
karang (Ca3(PO4)2), sulfur diperoleh langsung dalam bentuk unsurnya dari tanah
belerang, klor dari air laut berupa garam dapur, dan argon diperoleh dalam
bentuk unsur bebasnya dari udara bebas.
Na bereaksi dengan air dingin dan Mg bereaksi dengan
air panas. Al bereaksi dengan air hanya dengan uapnya. Hasil reaksi dengan air
dari ketiga unsur tersebut membentuk senyawa basa dan gas hidrogen. Si dan P
tidak beraksi dengan air. S bereaksi dengan air dalam suhu yang tinggi
membentuk H2S dan O2. Cl bereaksi autoredoks dengan H2O membentuk HCl dan HClO.
Ar sama sekali tidak bereaksi dengan air. Si mempunyai tingkat titik leleh
tertinggi di antara unsur-unsur dalam periode ketiga. Urutan tingkat titik
leleh berikutnya setelah Si dari unsur-unsur periode ketiga adalah
Al>Mg>Na>S>P>Cl>Ar. Dalam satu periode jari-jari atom semakin
ke kiri makin besar. Na mempunyai jari-jari atom paling besar dan Ar mempunyai
jari-jari atom paling kecil di antara jari-jari atom unsur lainnya dalam
periode ketiga. Untuk sifat periodik lainnya, yaitu kelektronegatifan, energi
ionisasi, dan afinitas elektron, makin ke kanan dalam satu periode harganya
makin besar. Kecuali keelektronegatifan VIIIA, harganya adalah nol. Kecuali
energi ionisasi IIA lebih besar dari IIIA dan energi ionisasi VA lebih besar
dari VIA.
Kecuali afinitas elektron IIA lebih kecil dari IA,
afinitas elektron VA lebih kecil dari IVA, dan afinitas elektron VIIA lebih
kecil dari VIIA. Dalam periode ketiga, unsur yang mempunyai bentuk alotropi
adalah sulfur dan fosfor. Alotropi adalah sifat zat yang beda, tetapi masih
tersusun dari unsur yang sama. Sulfur mempunyai dua alotropi yaitu rombik (suhu
di bawah 960C) dan monoklin (suhu di atas 960C). Sama halnya dengan sulfur,
fosfor juga mempunyai dua alotropi, yaitu fosfor berwarna putih dan fosfor berwarna
merah. Fosfor putih beracun dan dapat berfosforesensi, sedangkan fosfor merah
tidak beracun dan tidak berfosforesensi. Sifat basa untuk unsur-unsur periode
ketiga, makin ke kiri makin kuat, sedangkan sifat asam makin ke kanan makin
kuat. Khusus untuk Al bersifat amfoter yaitu dapat bereaksi dengan basa maupun
asam. Sifat amfoter dari Al dijadikan dasar untuk mendapatkan Al2O3 murni
dari bauksit (Al2O32H2O). Yang selanjutnya leburan Al2O3 murni
dielektrolisis untuk mendapatkan logam Al.
Untuk mendapatkan unsur Na dan Mg dapat dilakukan
dengan mengelektrolisis lelehan garamnya. Elektrolisis lelehan garam NaCl untuk
mendapatkan Na disebut proses Downs dan elektrolisis lelehan garam
MgCl2 untuk mendapatkan Mg disebut proses Dow. Sedangkan Al diperoleh dari
bauksit (Al2O3.2H2O) dengan mengelektrolisis leburan Al2O3. Proses elektrolisis
leburan Al2O3untuk mendapatkan Al disebut proses hall. Si diperoleh dari
reduksi pasir kwarsa/SiO2 dengan karbon/C. P diperoleh dari proses wohler
yaitu pemanasan batu karang dengan pasir, yang dilanjutkan dengan reaksi
reduksi menggunakan karbon. Adapun untuk mendapatkan S dilakukan proses frasch
yaitu belerang dalam tanah ditekan dengan udara dan uap air bersuhu dan tekanan
tinggi. Cl diperoleh dari eletrolisis baik larutan maupun lelehan garamnya.
Sementara itu, unsur terakhir dari periode ketiga dari kiri ke kanan yaitu
argon diperoleh dari destilasi udara bebas dan dari reaksi udara bebas dengan
karbid (CaC2).
Adapun kegunaan unsur-unsur periode ketiga adalah Na untuk
industri sabun, penyedap, dan pemanis. Ar untuk pengisi bola
lampu dan lampu reklame. Mg dengan Al dan Ca (magnalium) untuk
rangka pesawat terbang. Cl sebagai bahan untuk plastik dan
freon. Si untuk transistor, chips komputer, gelas, keramik,
pengering (silika gel). S untuk membuat asam sulfat
H2SO4 sebagai bahan untuk pupuk, kertas, baterai, tekstil, farmasi dan
lain-lain, dan P untuk membuat H3PO4 sebagai bahan pupuk
fosfat.
E. UNSUR-UNSUR
TRANSISI PERIODE IV
Unsur-unsur transisi periode IV adalah skandium (Sc),
titanium (Ti), vanadium (V), kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobal (Co),
nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn). Sc diperoleh dari Sc2O3XH2O, Ti
diperoleh dari rutil/ TiO2, V diperoleh dari vanadit/ Pb(VO2)2, Cr
dari PbCrO4, Mn dari batu kawi (pirolusit)/MnO2, Fe dari hematit/Fe2O3 dan
magnetit/Fe3O4, Co dari CoS, Ni dari NiS, Cu dari CuFS2 (kalkopirit) dan
seng dari ZnS (seng blende).
Ciri-ciri dari unsur-unsur transisi periode IV adalah
elektron valensi tengah mengisi d, semuanya logam, biloks bervariasi (kecuali
Sc3+ dan Zn2+), senyawanya berwarna (kecuali Sc3+, Zn2+, dan Ti4+),
bersifat paramagnetik/menarik medan magnet (dikarenakan mempunyai elektron
tidak berpasangan pada orbital sub kulitnya), membentuk kompleks koordinasi,
dan dapat digunakan sebagai katalis. Misalnya Ni untuk katalis hidrogenasi, Fe
untuk katalis proses Haber-Bosch, dan V2O5 untuk katalis proses kontak
dalam pembuatan H2SO4. Teknik untuk mengolah bijih menjadi logamnya
disebut teknik metalurgi. Langkah - langkah dalam teknik metalurgi
adalah:
1. Flotasi,
yaitu membersihkan bijih logam dari pengotornya dengan teknik pengapungan oleh
buih detergen.
2. Pemanggangan,
yaitu cara untuk mengolah bijih logam menjadi senyawa oksidanya dengan
mengalirkan gas O2 dalam suhu tinggi ke dalam bijih logam yang sudah
dibersihkan.
3. Reduksi,
yaitu proses mengolah senyawa oksida logam menjadi logamnya dengan reaksi
reduksi menggunakan karbon.
4. Elektrolisis,
yaitu proses memurnikan logam kotor yang diperoleh dari proses
reduksi menjadi logam murninya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sifat-sifat unsur kimia dapat kita ketahui dari sifat
fisis dan kimianya. Sama seperti pada unsur-unsur dari gas mulia dan halogen.
Dari sifat fisis kita dapat mengetahui penampilan dari suatu unsur namun tanpa melibatkan
pengubahan zat itu menjadi zat lain, serta dari sifat kimianya kita dapat
mengetahui reaksi-reaksi yang dapat dialami oleh zat itu, seperti kereaktifan,
daya oksidasi, daya reduksi, sifat asam, dan sifat basa.
B. Saran
Agar lebih memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang unsur-unsur kimia, perbanyaklah membaca referensi baik melalui
artikel-artikel, jurnal maupun buku-buku yang berkaitan tentangnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Pangajuanto, Teguh. 2009. KIMIA
3. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Anshory,
I.1995. Mudah Memahami Kimia. Bandung : Amico
Sunarya, Yayan. 2000. Kimia
Dasar Prinsip-prinsip Kimia Terkini Jilid I. Bandung : Angkasa.
Pettruci.
Ralph.H.1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Edisi ke-4,Jilid III.
Erlangga. Jakarta.
Post a Comment for "Sifat dan Unsur - unsur"