Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sugestopedia


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Keberhasilan dan kesuksesan seseorang untuk mendapatkan keistimewaan sosial, sejauh tertentu tergantung pada kemampuan berbahasa dalam menyampaikan buah pikirannya atau idenya. Dengan kata lain, bahwa orang yang mampu berkomunikasilah yang terlepas dari jeratan kemiskinan. Bahasa menunjukkan bangsa, bahasa menunjukkan kepada status sosial, miskin atau kaya, elit atau marjinal dan sebagainya.
Lebih jauh dapat penulis katakan, bahwa mereka yang miskin secara sosialnya kebanyakan memiliki kemampuan berbahasa yang terbatas. Mereka miskin dalam mengungkapkan maksud, tujuan, motivasi, interpretasi dan harapan yang dikehendakinya. Dalam keseharian, sering terlihat lowongan yang hanya menerima pekerja yang mampu berbahasa asing, artinya bagi mereka yang miskin bahasa asing itu, terbataslah kesempatan kerjanya. Sebaliknya dengan yang memiliki kemampuan berbahasa asing. Sehingga dari statemen di atas terlihat ada korelasi positif antara penguasaan bahasa asing dengan penguasaan fasilitas-fasilitas sosial.
Kemampuan seorang mahasiswa dalam menguasai bahasa asing yang nantinya dapat dijadikan sebagai modal utama dalam mencapai maksud di atas, salah satunya sangat tergantung dari bagaimana pendekatan dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan ketika proses belajar mengajar berlangsung. 
Pendekatan dan metode pembelajaran yang dilakukan guru akan berpengaruh terhadap penerimaan murid akan materi yang disampaikan. Kesesuaian kondisi, baik fasilitas, kondisi psikologis, (aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik) serta lingkungan murid yang bersangkutan dengan pendekatan dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru akan dapat membuat murid mampu menangkap materi pelajaran yang sesuai dengan harapan pembelajaran tersebut.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu sugestopedia?
2.      Bagaimana sejarah perkembangan sugestopedia?
3.      Bagaimana ciri-ciri sugestopedia?
4.      Bagaimana peran guru dan murid dalam sugestopedia?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN SUGGESTOPEDIA
Suggestopedia berasal dari kata suggestology, yaitu ilmu tentang pengaruh-pengaruhnonrational dan/atau nonconscious pada manusia (Ricards, 1999: 142). Metode ini dikembangkan oleh Georgi Lozanov (1978), seorang ahli fisika dan psikoterapi dari Bulgaria. Oleh karena itu, suggestopedia juga dikenal dengan Metode Lozanov atau Belajar dan Mengajar Sugestif-Akseleratif (Suggestive-Accelerative Learning and Teaching). Lozanov percaya bahwa otak manusia mampu memproses sejumlah banyak materi apabila diberikan kondisi yang tepat untuk belajar, diantaranya relaksasi dan pemberian kontrol dan otoritas pada guru[1].
Ciri metode ini adalah menciptakan suasana “sugestif”. Suatu contoh penerapannya menciptakan suasana yaitu dengan cahaya yang lemah lembut, musik sayup-sayup, dekorasi-dekorasi ruangan yang ceria, tempat duduk yang menyenangkan dan teknik-teknik dramatik yang digunakan oleh guru dalam penyajian bahan pelajaran.
Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat para siswa santai (tidak tegang), yang memungkinkan mereka membuka hati mereka secara sadar untuk belajar (bahasa) dengan nyaman dan tidak tertekan. Musik digunakan sebagai alat untuk membantu siswa relaks dan menjadi panduan dalam penyajian materi.

B.     Teknik dan Komponen Suggestopedia
Teknik yang digunakan dalam suggestopedia adalah memorization. Akan tetapi, perlu ditegaskan di sini bahwa memorisasi yang dimaksud bukanlah vocabulary memorizationtetapi memorization of grammar rules (Richards, 1999). Jadi, siswa tidak diarahkan untuk menghafal kosa kata dan membiasakan ujaran, tetapi siswa diarahkan pada tindakan komunikasi.
Menurut Richards (1999), ada enam komponen penting dalam suggestopedia. Keenam komponen tersebut adalah sebagai berikut.


1.      Otoritas
Lozanov percaya bahwa manusia akan lebih ingat dan terpengaruh dengan informasi yang diperoleh dari sumber yang memiliki otoritas. Oleh karena itu, dalam suggestopedia guru harus memiliki otoritas yang besar.
2.      Infantilization
Yang dimaksud dengan infatilization adalah hubungan antara guru dan siswa sebaiknya seperti hubungan antara orangtua dengan anaknya.
3.      Double-planedness
Siswa tidak hanya belajar dari instruksi yang diberikan oleh guru, tetapi juga dari lingkungan di mana instruksi itu diberikan.
4.      Intonasi
Intonasi dalam penyampaian materi digunakan untuk mencegah kebosanan dan untuk mendramatisasi, mempengaruhi secara emosional, serta memberikan makna pada materi linguistik.
5.      Ritme
Fungsi ritme di sini sama dengan fungsi intonasi yang telah disebutkan sebelumnya.
6.      Concert Pseudo-Passiveness
Intonasi dan ritme disesuaikan dengan musik latarnya, sehingga dapat membantu siswa bersikap santai. Kondisi inilah yang penting dalam pembelajaran, karena siswa tidak tegang dan kemampuan konsentrasi meningkat.

C.    PRINSIP-PRINSIP DASAR DAN CIRI-CIRI SUGESTOPEDIA
Prinsip dasar pendekatan suggesti ialah suatu konsep yang menyatakan bahwa manusia dapat diarahkan untuk melakukan suatu kegiatan karena sugesti. Suggetopedia tidak percaya pada penggunaan laboratorium bahasa dan tidak pula percaya pada latihan-latihan struktural yang ketat. Latihan dalam bentuk tubian yang mekanistik dipandang tidak akan mendatangkan hasil yang baik. Sebaliknya, suggestopedia menekankan pada penyerapan mental dari bahan pembelajaran yang diterima untuk kemudian direnungkan, dicamkan, dan dipakai bersama siswa lain di kelas.
Di samping faktor sugesti yang merupakan prinsip dasar pendekatan suggestopedi, menurut pandangan Sadtono ada enam komponen utama pendekatan suggestopedi, yakni[2]:
1.      Kekuasaan atau otoritas guru,
2.      Siswa dibuat seperti kanak-kanak,
3.      Keuntungan ganda,
4.      Intonasi,
5.      Irama, dan
6.      Sikap yang santai.

Pada umumnya, bahan pelajaran diberikan dalam bentuk dialog yang sangat panjang. Dialog dalam suggestopedia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Penekanan pada kosa kata dan isi,
2.      Dasar pembuatan dialog adalah keadaan atau peristiwa hidup yang riil,
3.      Harus secara emosional relevan,
4.      Kata-kata yang baru diberi garis bawah dan disertai transkripsi fonetis untuk lafalnya.

Adapun ciri-ciri metode ini mencakup suasana sugestif di tempat penerapannya, dengan:
1.      Cahaya yang lemah lembut,
2.      Musik yang sayup-sayup, dekorasi ruangan yang ceria,
3.      Tempat duduk yang menyenangkan, dan teknik-teknik dramatic yang dipergunakan oleh guru dalam penyajian bahan pembelajaran.
Semua itu secara total bertujuan membuat para pembelajar santai, yang memungkinkan mereka membuka hati untuk belajar bahasa dalam suatu model yang tidak menekan atau membebani para siswa.


D.    SEJARAH PERKEMBANGAN SUGESTOPEDIA
Metode suggestopedia mulai dirintis pada musim panas tahun 1975 di Bulgaria oleh sekelompok peminat bahasa di Institut Penelitian Pembelajaran mengenai pelajaran bahasa asing. Pada awal pertumbuhannya, suggestopedia hanya dicobakan di negara-negara Eropa Timur seperti Soviet, Rusia, Jerman Timur dan Hongaria.
Metode ini pertama kali dikembangkan oleh George Lazanov, seorang psikiater dan pendidik asal Bulgaria, sehingga metode ini biasa juga disebut “The Lazanov Method”. Dinamakan suggestopedia karena dianggap sebagai aplikasi dari suggestology, yaitu suatu penerapan dari sugesti ke dalam ilmu mendidik.  
Di Bulgaria dan di Uni Soviet telah terdapat institusi yang mengembangkan metode ini seperti pada Intitute of Suggestology, juga di Amerika yang didirikan The Society of Suggestive - Accelarative Learning and Teaching oleh sekelompok peminat pembelajaran bahasa asing yang dipimpin oleh Donald Scuhster, di Iowa State University.

E.     PERAN GURU DAN MURID DALAM SUGESTOPEDIA
Sebelum proses belajar berlangsung, murid duduk dengan rileks, matanya dipejamkan (tapi tidak tidur) dengan menghembuskan nafas secara teratur, guru memberikan aba-aba “masuk…. Keluar…” (seperti latihan pernafasan yoga), dengan diiringi musik klasik dari Aliran Barock dengan pencahayaan remang-remang, ini dimaksudkan untuk membawa fantasi terbang, sehingga setelah itu diharapkan murid mampu menghilangkan hambatan yang menjadi kendala dalam belajar[3].
Ketika proses belajar berlangsung, guru dalam mengajarkan materi tidak tinggal diam atau bersifat pasif dalam menyampaikan materi, tetapi dengan memperagakan dan mendramatisir dialog-dialog yang diiringi dengan iringan musik klasik atau musik dengan nada lembut yang diputar untuk menambah semaraknya suasana santai, dari suasana ini diharapkan murid dapat mencapai puncak konsentrasi dan tercapainya perolehan belajar sesuai dengan yang diharapkan.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Suggestopedia berasal dari kata suggestology, yaitu ilmu tentang pengaruh-pengaruhnonrational dan/atau nonconscious pada manusia (Ricards, 1999: 142). Metode ini dikembangkan oleh Georgi Lozanov (1978), seorang ahli fisika dan psikoterapi dari Bulgaria. Oleh karena itu, suggestopedia juga dikenal dengan Metode Lozanov atau Belajar dan Mengajar Sugestif-Akseleratif (Suggestive-Accelerative Learning and Teaching). Lozanov percaya bahwa otak manusia mampu memproses sejumlah banyak materi apabila diberikan kondisi yang tepat untuk belajar, diantaranya relaksasi dan pemberian kontrol dan otoritas pada guru.
Ciri metode ini adalah menciptakan suasana “sugestif”. Suatu contoh penerapannya menciptakan suasana yaitu dengan cahaya yang lemah lembut, musik sayup-sayup, dekorasi-dekorasi ruangan yang ceria, tempat duduk yang menyenangkan dan teknik-teknik dramatik yang digunakan oleh guru dalam penyajian bahan pelajaran.

B.     SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat guna pemahaman tentang Sugestopedia.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya; Beberapa Pokok Pikiran. Ujung Pandang: Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin, 1997.
Nababan, Sri Utari Subyakto. Metodologi Pembelajaran bahasa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Richards, Jack C. and Theodore S. Rodgers. Approaches and Methods in Language Teaching. Cet. XI; Cambridge : University of Cambridge, 1995.
Stevick, Earl W. Memory Meaning and Method; Some Psychological Perspectives on Language Learning (Rowley : Newbury House, 1976.



[1] Mulianto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing (Jakarta : Bulan Bintang, 1975), h. 7
[2] Soendjono Dardjo Widjodjo, Linguistik, Teori dan Terapan (Jakarta : Lembaga Bahasa Universitas Katolik Atma Jaya, 1987), h. 213.
[3] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya; Beberapa Pokok Pikiran(Ujung Pandang : Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin, 1997), h. 6

Post a Comment for "Sugestopedia"