Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Surah Al- Insyirah


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kita hidup di dunia ini tidak terlepas dari ujian dan cobaan. Umat manusia akan berhasil mendapatkan kebahagiaan di akhirat apabila ia berhasil menghadapi semua ujian dan cobaan yang diberikan Allah SWT kepadanya.
Kita harus percaya bahwa setiap kesulitan yang kita hadapi, pasti ada kemudahan sebagai jalan keluarnya. Hal ini sudah diatur oleh Allah SWT sesuai firman-Nya dalam surah Al – Insyirah. Tetapi, jalan keluar dari permaslahan yang kita hadapi semata – mata tidak datang jika kita hanya berpangku tangan saja. Kita harus berusaha dan berdoa untuk menemukan pemecahan masalah yang kita hadapi.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana surat Al-Insyirah?
2.      Bagaimana isi kandungan surat Al-Insyirah?
3.      Bagaimana perilaku menurut al-Qur’am surat Al-Insyirah?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    SURAH AL – INSYIRAH

Tafsir Surat Alam Nasyrah
1.      Bukankah kami Telah melapangkan untukmu dadamu?,
2.      Dan kami Telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
3.      Yang memberatkan punggungmu?
4.      Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,
5.      Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6.      Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
7.      Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
8.      Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

B.     KANDUNGAN SURAH AL – INSYIRAH
Surat al-Insyirah turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah. Al-Insyirah artinya kelapangan dada. Surat ini juga dinamakan dengan  al-Syarh. Ada juga yang menyebutnya surat Alam Nasyrah. Semua nama tersebut merujuk ke ayat pertamanya. Surat al-Insyirah adalah surah ke-94, termauk wahyu yang ke-12 yang diterima Nabi Muhammad Saw. Ia turun sesudah surat ad-Duha dan sebelum al-‘Ashr. Ia terdiri dari 8 ayat.
Menjelang turunnya surah ad-Dhuha, Rasulullah Saw sangat gelisah dan bimbang, karena lama tidak mendapatkan wahyu lagi dari Allah. Sedangkan ketika turunnya surat ini, kegelisahan dan kekhawatiran tersebut telah hilang. Beliau merasakan kelapangan dada dan jiwa yang tenang. Oleh karena itu pada awal surat ini Allah mengingatkan beliau tentang anugerah tersebut.
Isi kandungan surat ini berkaitan dengan akhir surat sebelumnya, ad-Duha. Yaitu perintah untuk menyampaikan dan menunjukkan nikmat-nikmat Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Diantara nikmat itu adalah wahyu yang selama ini telah beliau terima. Dalam surat ini beliau diingatkan agar terus menyampaikan dakwahnya,  walaupun penyampaian itu berat dan mendapat penolakan oleh banyak manusia. Beliau tidak perlu khawatir dan berkecil hati, karena Allah akan selalu bersama beliau.
Allah tidak akan pernah  meninggalkan nabi-Nya. Buktinya adalah Dia telah melapangkan dada (hati) beliau sehingga mendapatkan ketenangan. Kelapangan dada inilah yang menyebabkan Nabi saw mampu menerima dan menemukan kebenaran, hikmah dan kebijaksanaan. Serta dapat memberikan maaf atas kesalahan dan gangguan dari orang lain. Bukti kedua, Allah telah menghilangkan beban berat yang harus beliau pikul. Diantaranya adalah :
1.      Wafatnya istri beliau, Khadijah ra. Dan paman beliau, Abu Thalib
2.      Beban berat saat menerima wahyu
3.      Beban psikologis (mental) akibat keadaan umat yang beliau yakini berada dalam jurang kebinasaan, tapi belum tahu jalan keluar yang tepat.
Menghadapi kondisi Nabi Saw yang seperti ini, Allah kemudian menghibur beliau dengan berfirman : “Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu”. Nama beliau disebut dalam dua kalimat syahadat dan adzan. Disamping itu Allah juga memerintahkan kaum muslimin agar bershalawat dan mentaati perintah beliau. Mentaati beliau juga berarti mentaati Allah, sebagaimana firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا (59)

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa [4] : 59)
Ini semua Allah sebutkan untuk memompa semangat beliau. Allah juga mengingatkan bahwa beliau adalah manusia paling mulia di hadapan-Nya. Sehingga tidak perlu khawatir dan kecil hati. Serta tidak perlu untuk berputus asa, karena setiap kesulitan pasti jalan keluarnya.
Selanjutnya, Allah tunjukkan bukti kebenaran firman-Nya kepada beliau. yaitu keberhasilan beliau dalam berdakwah di masa-masa awal. Pada awalnya beliau sendirian, ditantang dan dianiaya oleh kaum kafir Mekah. Sampai-sampai beliau dan keluarganya diboikot, tidak boleh berjual beli, bicara, kawin dan berbicara selama tiga tahun lamanya. Tapi akhirnya tiba juga kelapangan dan jalan keluarnya. Hal ini seakan menyatakan bahwa kelapangan dada, keringanan beban yang dirasakan dan keharuman nama Nabi Saw karena sebelumnya beliau telah mengalami puncak kesulitan. Namun beliau tetap tabah dan optimis. Sehingga berlaku sunnatullah “Apabila kesulitan telah mencapai puncaknya maka pasti akan sirna dan disusul dengan kemudahan.”
Namun semua kemudahan tersebut tidak akan dapat dicapai bila tidak dibarengi dengan kesungguhan dalam berusaha. Disamping kesungguhan dalam berusaha, juga harus dibarengi dengan pengharapan (doa) kepada Allah Swt. Sesuai dengan sebuah ungkapan “Ora et Labora” (berdoa dan berusaha). Sebagaimana firman Allah :
... ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (3)

            Artinya :         
“.... Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Thalaq [65] : 2-3)

C.    PERILAKU MENURUT AL - QUR`AN SURAH AL – INSYIRAH
Perilaku yang dapat kita ambil dari makna yang terdapat dalam surah Al – Insyirah adalah:
1.      Bahwa Allah SWT telah membukakan hati Rasulullah untuk menerima cahaya ilahi, sehingga beliau mmiliiki kearifan, mmpunyai kelapangan hati untuk mnghadapi berbagai kesuliitan serta memahami hakikat kehidupan.
2.      Bahwa Rasulullah pernah merasakan beban yang sangat berat dalam kehidupannya. Ditengah menghadapi beban tersebut Allah SWT mengutus Malaikat Jibril untuk memberikan wahyu kepadanya. Dengan wahyu dari Allah SWT, Rasulullah mendapat pencerahan bagaimana menanggulangi umat islam yang diliputi kezaliman dan kebejatan moral. Apabila dibandingkan dengan masalah Rasulullah, masalah kamu tidak seberapa oleh karena itu apabila kamu menghadapi masalah baik dalam belajar, bekerja, atau dengan teman kamu harus sabar dan berusaha dan semaksimal mungkin agar masalah yang dihadapi dapat diselesaikan.
3.      Bahwa Allah SWT telah meninggikan dan mengharumkan Rasulullah dan menjadi manusia pilihannya. Semua hamba Allah pasti akan diangkat derajatnya asalkan mau berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
4.      Allah menerangkan bahwa setiap menghadapi berbagai kesulitan kamu harus yakin bahwa aka nada penyelesaian dan jalan keluarnya. Sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan.
5.      Allah cinta kepada orang yang suka bekerja keras tanpa lelah berfikir tanpa henti ’’Khalifah Umar Bin Khatab berpesan, ‘’ aku benci melihat kalian tidak melakukan aktifitas yang menyangkut kehidupan dunia dan akhirat’’. Intinya islam tidak menganjurkan umatnya untuk berdoa tanpa usaha.
6.      Kita harus selalu berharap kepada Allah dari usaha yang telah dilakukan dengan sungguh-sungguh, tentunya dengan doa dan ikhtiar.
















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Berikut ini isi pesan dan ajaran dari surat Al Insyirah tersebut, yaitu :
1.      Allah SWT mengingatkan kepada manusia bahwa Dia telah memberikan nikmat yang jumlahnya tiada terhitung. Hanya saja kebanyakan manusia tidak menyadari atau lupa ketika mendapat nikmat. Sebaliknya, kalau mendapatkan sedikit kesulitan saja atau masalah dia pasti menyadarinya, bahkan tak henti-hentinya mengeluh. Tahukah kamu bahwa ketika sedang mengeluh kita lupa bahwa seakan-akan kita tak pernah mendapatkan nikmat.
2.      Setiap masalah pasti ada penyelesaiannya, setiap kesulitan tentu ada jalan keluarnya. Oleh karenanya kita diperintahkan untuk terus berusaha mencari jalan keluar yang paling baik ketika mendapatkan masalah. Kita dilarang berputus asa, misalnya ketika ada masalah malah melakukan tindakan yang menyakiti diri sendiri seperti merokok, mengkonsumsi narkoba sebagai pelampiasan masalah, atau bahkan sampai bunuh diri. Hal ini tidak menyelesaikan masalah, malahan menambah masalah. Bagaimana cara terbaik yang harus dilakukan? Caranya adalah dengan berzikir, beribadah, introspeksi diri, apa yang masih kurang, mohon ampun kepada Allah SWT danmemohon agar segera ditunjukkan jalan keluarnya.
3.      Ketika telah selesai menyelesaikan suatu pekerjaan, maka dengan segera lakukanlah pekerjaan yang lain. Hal ini mengisyaratkan bahwa kita diperintahkan untuk menjadi umat yang rajin bekerja dan kreatif, tidak menjadi umat yang pemalas. Contoh orang yang malas adalah baru mau bekerja kalau sudah tidak mempunyai uang.

B.     SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.

DAFTAR PUSAKA



Post a Comment for "Surah Al- Insyirah"