Tanaman Kamboja
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Bunga kamboja (plumeria acuminata Ait)
Merupakan salah satu jenis tanaman, yang biasanya dijadikan tanaman hias,
karena bunganya yang harum dan cantik pandang. Bunga kamboja memiliki rasa
manis serta bersifat sejuk. Tanaman kamboja itu ibarat paradoks dimana di satu
sisi fisiknya kelihatan sangat indah namun karena sering ditanam di sekitar
kuburan membuat tanaman ini identik dengan hal-hal yang menakutkan.
Sebetulnya, ada banyak sekali kegunaan dari tanaman
kamboja ini, salah satunya sebagai tanaman hias karena sudah banyak kerabat
dari kamboja yang dijadikan sebagai tanaman hias. Tanaman kamboja biasanya mudah ditanam
dan tidak memerlukan perawatan khusus. Membudidayakan tanaman kamboja bisa
dilakukan dengan beragam cara seperti vegetatif maupun generatif. Secara
vegetatif memperbanyak kamboja bisa dengan disetek ataupun cangkok di bagian
batangnya. Dan secara generatif dilakukan dengan menyemai biji kamboja pada
media tanam.
B. TUJUAN
1. Untuk
mengetahui syarat tumbuh tanaman kamboja
2. Untuk
mengetahui taksonomi tanaman kamboja
3. Untuk
mengetahui morfologi tanaman kamboja
4. Untuk
mengetahui perbanyakan tanaman secara generative
5. Untuk
mengetahui perbanyakan tanaman secara vegetatif
6. Untuk
mengetahui pemeliharaan tanaman kamboja
7. Untuk
mengetahui Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kamboja
8. Untuk
mengetahui panen dan pascapanenn tanaman kamboja
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. SYARAT
TUMBUH
1. Media
Media tanam yang cocok untuk adenium adalah yang mirip
dengan tempat tumbuh di alam aslinya yaitu gurun pasir.media harus porous
sehingga memungkinkan adanya sirkulasi udara yang baik namun, media tersebut
juga harus mampu menahan air dan nutrisi yang cukup. Komposisi media yang biasa
dipakai setiap pekebun mungkin berbeda, pemilihan media juga tergantung pada
kondisi lingkungan dan iklim setempat. Salah satu komposisi media yang biasa
digunakan adalah campuran arang , sekam mentah, cocopeat , dan kompos , dengan
perbandingan 3 : 3 : 2 : 2. Komposisi ini terbukti cocok diaplikasikan di daerah
panas.
Arang sekam berfungsi untuk menjaga porositas
media. Sekam mentah dan cocopeat untuk menjaga sirkulasi udara dan menahan air.
Sementara itu pupuk kandang merupakan peyedia nutrisi. Peran sekam mentah bisa
digantikan dengan pasir matang untuk memperindah penempilan permukaan pot.
Namun tentu saja biayanya jadi lebih mahal.
2. Kebutuhan air
Adenium tidak membutuhakan banyak air. Frekuensi penyiraman
adenium tergantung dari kondisi media dan cuaca. Pada saat panas terik adenium
perlu disiram 1-2 kali sehari. Sementara itu pada saat kondisi mendung dan
banyak hujan, frekuensi peyiraman bisa berkurang menjadi 3 hari sekali. Tidak
ada ukuran yang pasti mengenai volume penyiraman. Jika media cukup porous, bisa
disiram sampai air keluar dari dasar pot. Peyiraman bisa dilakukan dengan
gembor, alat semprot berbentuk seperti teko untuk menumpahkan air secara
berpencar.
3. Sirkulasi udara
Adenium sangat menyukai lingkungan bersih dengan sirkulasi
udara yang baik. Udara yang lembab dan kurang sirkulasi akanmenggangu kesehatan
adenium. Tanamn menjadi rentan terhadap serangan hama dan penyakit, terutama
kutu dan jamur.
4. Sinar matahari
Di habitat slinya tanaan adenium mandapatkan sinar matahari
yag belimpah, namu adenium masih bisa hidup dengan baik pada pada kondisi mendapatkan
sinar matahari 4 jam sehari. Sinar matahari yang berlimpah membuat adenium
rajin berbunga, selain itu penampilan batang, daun , dan bunga tampak lebih
kekar dan sehat. Sebaliknya jika sinar matahari kurang batang dan
daun akan tampak lemas dan warna bunga kurang menyala(pucat).
5. Wadah tanaman
Wadah untuk menanam adenium sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman. Tanaman yang ditanam di dalam pot akan menghasilkan
bonggol yang berbeda dengan tanaman yang ditanam didalam polibag . penggunaan
pot plastic dengan alas sterofoam akan menghasilkan bonggol yang pendek dan
besar karena wadah terbatas.
B.
TAKSONOMI
TANAMAN
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub
Kelas : Asteridae
Ordo
: Gentianales
Spesies
: Plumeria
acuminata Ait
C.
MORFOLOGI
TANAMAN
Kamboja
memiliki habitus pohon dengan tinggi 1,5-6 m. Bunganya memiliki harum sangat
khas, dengan mahkota berwarna putih bercampur dengan warna kuning, biasanya
lima helai mahkota (Corolla). Bunga dengan empat atau enam helai mahkota bunga
oleh masyarakat tertentu dianggap memiliki kekuatan gaib.
Kamboja
memiliki daun yang tidak lengkap karena daunnya hanya memiliki tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) tanpa memiliki upih daun (vagina).
Bangun daun (circumscriptio) berbentuk sudip (spathulatus), dikatakan sudip karena seperti bangun bulat telur, tepi daun (margo folii) rata (integer), ujung daun (apex folii) tumpul (obtusus) karena pada tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90°)
Bangun daun (circumscriptio) berbentuk sudip (spathulatus), dikatakan sudip karena seperti bangun bulat telur, tepi daun (margo folii) rata (integer), ujung daun (apex folii) tumpul (obtusus) karena pada tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90°)
Pada
bagian pangkal (basis folii) runcing (acuminatus), pangkal daun ini biasanya
terdapat pada daun bangun memanjang, lanset dan belah ketupat, permukaan daun
licin.
suram (laevis apacus), susunan tulang daun menyirip, dikatakan menyirip karena mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun, dari ibu tulang daun ini ke samping keluar tulang-tulang cabang.
suram (laevis apacus), susunan tulang daun menyirip, dikatakan menyirip karena mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun, dari ibu tulang daun ini ke samping keluar tulang-tulang cabang.
D. PERBANYAKAN
TANAMAN SECARA GENERATIVE
Perkembangbiakan dari biji merupakan cara untuk mendapatkan
jenis-jenis adenium baru. Adenium dari biji menunjukkan bonggol yang membesar,
tidak seperti perbanyakan cara vegetatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di
bagian biji adenium.
1. Penyerbukan (polinasi)
Adenium
menggunakan 2 cara penyerbukan yaitu penterbukan dengan serangga dan
penyerbukan silang manual. Penyerbukan dengan serangga bertujuan untuk
mendapatkan biji yang akan ditanam sebagai bahan batang bawah, tanaman yang
berasal dari biji hasil penyerbukan ini akan membentuk bonggol dan akar yang
bernilai seni tinggi. Sedangkan penyerbukan dengan silang manual bertujuan
untuk mendapatkan tanaman jenis baru dengan memadukan keunggulan dari kedua
tanaman induknya.
2. Penyemaian biji
Pemilihan
biji yang berkualitas.
E. PERBANYAKAN
TANAMAN SECARA VEGETATIVE
1.
Sambung
Cara
yang paling banyak dipakai untuk memperbanyak adenium hibrida adalah dengan
cara sambung/grafting. Batang bawah berasal dari biji yang bonggolnya bagus
dengan batang atas dari jenis hibrida yang dikehendaki. Setelah beberapa waktu,
bekas sambungan akan menghilang dan jadilah tanaman baru yang bagus. Batang
bawah biasa dipilih yang berumur 9-12 bulan, namun batang bawah yang lebih
besar juga bisa dipakai dengan menyambung di setiap cabangnya. Kandungan energi
di bonggol akan memberi pertumbuhan yang baik dan sehat bagi batang atas
sehingga cara sambung ini mempunyai tingkat kesuksesan tinggi. Sambungan model
v adalah yang paling sering dipakai karena memiliki tingkat keberhasilan yang
paling tinggi, meski bisa juga dilakukan dengan model rata. Panduan menyambung
adenium secara step by step dapat dilihat di halaman tips & trik. Dibutuhkan
waktu 10 sampai 30 hari agar sambungan menyatu. Jangan lupa melepas tali
sambungan agar tidak menganggu penyerapan makanan ke batang atas. Setelah
beberapa saat, cabang baru dapat muncul dari batang bawah, cabang ini sebaiknya
dipangkas agar tidak mengganggu.
2. Stek
Cara ini sangat sering digunakan karena kemudahannya. Namun
tingkat keberhasilan tumbuhnya kecil karena mudahnya terjadi pembusukan. Dengan
cara ini sulit didapat bonggol yang bagus, membutuhkan waktu bertahun-tahun
untuk menyamai besar bonggol adenium yang berasal dari biji. Dahulu cara ini
yang biasa dilakukan untuk memperbanyak kamboja jepang (adenium varietas “
Singapore ”) yang notabene mandul. Cara ini masih dilakukan untuk
varietas-varietas yang murah. Namun untuk jenis hibrida sepertinya cara ini
hanya dilakukan saat terpaksa saja, yaitu dimana tidak ada batang bawah yang
bagus padahal ada batang atas yang terlanjur dipotong. Cara-nya sederhana saja,
potongan batang yang akan di-stek dipangkas daunnya. Setelah itu oleskan zat
perangsang akar pada bekas potongan. Setelah satu malam diangin-anginkan baru
ditancapkan pada media tanam. Biarkan media sedikit lembab, tidak basah, tidak pula
kering. Setelah beberapa lama akar akan muncul diikuti dengan tumbuhnya tunas.
3. Cangkok
Mencangkok dilakukan untuk mengurangi kegagalan yang biasa
terjadi dengan cara stek. Dengan mencangkok, akar akan tumbuh lebih dulu baru
ditanam, sehingga tanaman dapat langsung menyerap unsur hara dari tanah. Namun
diperlukan tenaga ekstra untuk melakukan pencangkokan, sehingga cara ini jarang
dipakai. Pertamakali harus dipilih batang yang sudah cukup tua, ditandai dengan
batang yang berwarna coklat, bukan hijau. Dipilih batang yang tua karena batang
yang muda sangat rentan patah dan sukar untuk dikupas kulitnya secara benar.
Hal ini terjadi karena batangnya yang masih lunak dan sulit dicari letak
kambiumnya sehingga pengupasan kulit bisa tanpa sengaja terlalu dalam. Cara
mencangkok seperti mencangkok tanaman berkambium pada umumnya. Kulit dikupas
melingkar batang sampai terlihat kambiumnya, kambium tersebut lalu dihilangkan
dengan cara dikerok sampai kambiumnya tidak bersisa. Kemudian bekas kupasan itu
ditutup dengan media tanam. Media tersebut harus selalu lembab untuk memastikan
akar akan tumbuh. Setelah 2 bulan maka akan tumbuh akar yang cukup sehingga
cangkokan siap dipindah menjadi tanaman tersendiri.
F.
PEMELIHARAAN
Tanaman
setelah tiga bulan di lahan produksi, memerlukan perawatan dan pemeliharaan
yang intensif agar tidak kekeringan. Untuk menghindari risiko, sebaiknya
penanaman dilakukan pada saat musim hujan tiba. Hal ini, sangat menguntungkan
karena tidak banyak melakukan penyiraman.
Pemupukan
tanaman, dilakukan secara teratur setiap tiga bulan sekali. Pada fase vegetatif
aktif, atau tanaman kecil sampai muda tiap tanaman anthurium perlu diberi pupuk
urea sebanyak 4 gram - 10 gram per pohon.
Sementara
tanaman dewasa, atau sudah produksi bunga perlu diberikan pupuk NPK sejumlah 20
- 25 gram per tanaman. Apabila bibit atau plug yang ditanam telah berusia 8
bulan, maka pemupukan yang digunakan adalah NPK. Cara pemupukan disebar merata,
di sekeliling tajuk tanaman.
G.
PENGENDALIAN
HAMA & PENYAKIT
Kecantikan adenium bisa hilang
seketika gara-gara serangan jasad pengganggu. Aneka kutu dan cendawan menjadi
musuh utamanya. Di sini kami mengajak pembaca untuk mengenali karakter, gejala,
dan cara penanggulangan hama dan penyakit. Cegah, atasi sesegera mungkin.
Hama
1) Ulat Lepidoptera
Karakter hama
·
Menyukai
daun muda
·
Larva
berukuran panjang 9 mm, cepat bereaksi/bergerak bila disentuh
·
Telur
yang belum menetas diletakan di bagian bawah daun. Telur dan pupa sulit
diberantas karena dibungkus oleh khitin.
·
Memakan
helai daun mulai dari ujung, jika tidak segera dikendalikan maka tanaman akan
merana.
Gejala
·
Daun
mudah robek dari pinggir
Pengendalian
·
Jika
serangan masih sedikit 2-5 ulat, ambil dan segera musnahkan. Gunakan larvisida
yang bisa mematikan ulat, misalCuracron dan Dimekro. Ovisida bisa membunuh
telur
·
Apabila
serangan mengganas, semprotkan insektisida kontak berbahan aktif traizofos,
deltametrin, ecabakmetin seperti hostathion 200 ec, decis 2,5, dan agrimec 18
EC
2) Kepik(stink bugs)
Karakter hama
·
Nimfa
dan imagonya merusak polong dan biji dengan cara menusuk kulit polong dan biji,
kemudian mengisap cairan di dalam
·
Kerusakan
yang ditumbulkan tergantung frekuensi tusukan dan umur biji atau polong yang
terserang
·
Biasanya
diikuti oleh serangan jamur yang masuk ketika serangga mengisap cairan biji
Gejala
·
Serangan
pada polong muda menyebabkan biji kempis, dan gugur
·
Serangan
pada fase pengisian polong menyebabkan biji menghitam dan busuk
·
Pada
polong tua ditandai dengan bintik-bintik hitam pada biji atau kulit biji
menjadi keriput.
Pengendalian
·
Jika
jumlahnya masih sedikit, cukup ditangkap dan langsung dimusnahkan.
·
Pengendalian
kimiawi dengan menggunakan insektisida berbahan aktif
endusulfan, deltamerin seperti insektisida thoidan 20 wp dan decis 2,5
endusulfan, deltamerin seperti insektisida thoidan 20 wp dan decis 2,5
3) Tungau (Spider mites, tetranychus
cinnacinaborinus)
Karakter hama
·
Tungau
berukuran kecil berwarna merah atau kuning muda.
·
Musuh
terbesar tanaman adenium
·
Membuat
sarang seperti jarring laba-laba di bagian bawah dan ketiak daun. Terutama
adenium yang memiliki jenis daun yang berbulu
·
Cepat
berkembang pada tanaman yang diletakan di temapt teduh, lembap, dan kurang
sirkulasi udaraTungau berukuran kecil berwarna merah atau kuning muda.
·
Musuh
terbesar tanaman adenium
·
Membuat
sarang seperti jarring laba-laba di bagian bawah dan ketiak daun. Terutama
adenium yang memiliki jenis daun yang berbulu
·
Cepat
berkembang pada tanaman yang diletakan di temapt teduh, lembap, dan kurang
sirkulasi udara
Gejala
·
Muncul
titik nopda berwarna merah kecoklatan di permukaan daun. Daun pucat dan layu,
mengerut, lama- kelamaan rontok satu persatu
·
Kuncup
bunga rontok
·
Lebih
banyak menyerang saat pergantian musim
Pengendalian
·
Pengendalian
mekanis: letakan adenium di tempat yang terkena sinar matahari penuh. Jika
sudah terlanjur terkena, cepat isolasi dan jauhkan dari tanaman sehat
·
Pengendalian
kimiawi: gunakan akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, atau tetradifon
seperti omite 570EC, kalthane 200 EC, dan tedion 75 EC. Setelah disemprot
tanaman akan menggugurkan daunnya. Daun yang baru akan segera tumbuh menggantikan
4) Thirps(thrips palmii)
Karakter
·
Berukuran
kecil, seperti kutu berwarna hitam dan lincah bergerak
·
Hama
akan mengisap cairan tanaman
·
Larva
bersarang pada kuncup bunga dan daun
·
Pupa
berkembang pada tanah lembab dan berlumut
·
Termasuk
vector penyebaran virus
Gejala
·
Kuncup
bunga membengkok lalu gugur.? Jika sampai mekar bentuk bunga menjadi tidak
normal
·
Gugur
daun
Pengendalian
·
Jika
mendapati kuncup bunga yang tumbuh tidak normal segera petik dam
musnakan(dibakar atau dikubur). Di dalam kuncup bunga sering terdapat larva
thrips yang bisa berkembang jika tidak segera dimusnakan
·
Pengendalian
kimiawi: dengan menggunakan inteksida berbahan aktif abamektin,
methiokarb,imidaklorpid, diafentiuron seperti agrimex, mexurol, confidor, dan
Pegasus. Dosis yang digunakan cukup 1 ml/liter air untuk insektisida berbentuk
cair dan 1 gr/liter air untuk inektisida berbentuk serbuk.
5) Fungus Gnats
Karakter hama
·
Lalat
kecil dipetra 2 sayap
·
Larva
berukuran kecil, berwarna bening dan berkepala hitam.saat dewasa seperti nyamuk
berwarna hitam.
·
Banyak
menyerang kuncup bunga
·
Hama
berkembang biak di tempat lembab(di bawah pot tanaman) atau di media tanam
Gejala
·
Muncul
Bercak coklat dikuncup bunga. Bunga gagal mekar dan mongering. Jika serangganya
ringan bunga tetaop bisa mekar, tetapi bentuknya menjadi abnormal
Pengendalian
·
Hampir
mirip dengan thrips, jika menjumpai kuncup bunga membengkok atau tidak normakl
segera musnakan(dikubur atau dibakar)
·
Pengendalian
kimia: dengan menggunakan insektisida berbahan aktif dianizon seperti tiagard
75 WP. Dosis pemakaian 1 ml/liter air. Selain pada tanaman, penyemprotan juga
dilakukan dipermukaan media tanam, di bawah pot atau rak tanaman, atau tempat
lembap di sekitar tanaman
6) Kutu putih(Mealy bug)
Karakter
hama
·
Hama
mudah terlihat , berbentuk seperti kutu putih dengan serbuk tepung ditubuhnya.
·
Tubuh
dilapisi lilin yang tampak seperti kapas
·
Muncul
dan berkembang pesat saat kondisi lingkunag dan tanaman lembap, dipergnatian
musim.
·
Mengeluarkan
cairan mansi seperti madu yang mengundang kehadiran embun jelaga,. Permukaan
daun seperti tertutup jelaga hitam. Embun jelaga ini menghlangi proses
fotosintesis daun
Gejala
·
Hama
menyerang pucuk tanaman, ketiak daun, bunga, dan batang tanaman
·
Pertumbuhan
tanaman terhambat
·
Terdapat
bintik-bintik hitam disekitar permukaan daun
Pengendalian
·
Hama
ini menyukai tempat yang lembap, karena itu jika ditemui gejala segera
renggakan jarak antaratanaman agar sinar matahari bisa masuk.
·
Secara
kimiawi dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif diafentiuron, dan
klopirifos seperti Pegasus dan Dursban
Penyakit
1) Phomopsis
Karakter
·
Disebabakan
oleh organisme jamur.
·
Menyerang
permukaan daun yang cekung
Gejala
·
Muncul
bintik-bintik coklat di permukaan daun. Semakin lama bintik semakin melebar
dann daun menguning, dan akhirnya rontok.
Pengendalian
·
Musnahkan
segera daun yang sudah terkena gejala
Hindari penyiraman langsung pada tanaman. Jika ingin menyiram langsung pada daun, lakukan pada pagi hari saat sinar matahari penuh sehingga permukaan daun segera mongering.
Hindari penyiraman langsung pada tanaman. Jika ingin menyiram langsung pada daun, lakukan pada pagi hari saat sinar matahari penuh sehingga permukaan daun segera mongering.
·
Jaga
kebersihan lingkungan terutama pada musim hujan. Segera singkirkan daun dan
bunga yang sudah rontok, jangan biarkan menumpuk dan melapuk disekitar tanaman.
·
Pengendalian
kimiawi gunakan:fungsida berbahan aktif mankozeb, klorotalonil, dann kaptan
seperti Manzate danconil, dan ortohicide dosis 1gr/liter air
2) Busuk Pangkal batang (caudex rot)
Karakter
·
Disebabkan
oleh bakteri erwina sp
·
Pada
awal serangan batang akan berwarna kekuningan, lama kelamaan menjadi coklat tua
dan busuk.
Gejala
·
Batang
berubah warna menjadi coklat atau hitam dan mengeluarkan bau tak sedap
Pengendalian
·
Pengendalian
mekanis: Jika bagian tanaman yang terkena masih terbatas dan bisa diatasi
denagn mencabut tanaman dan memotong bagian yang terkena. Lebihkan 5-10 cm di
atas area yang busuk. Watu putih mengatasi penyakit itu dengan menyemprotkan
biosentri dengan dosis anjuran. Lakukan 2-3 hari masing-masing sekali. Bisa
pula dikombinasi dengan fungsida untuk mencegah perkembangan jamur. Setelah itu
tanaman di gantung dan diangin anginkan selama 2 minggu – 1 bulan
3) Busuk Akar
Karakter
·
Disebabkan
oleh nematode
Gejala
·
Gejala
hamper mirip dengan busuk pangkal batang oleh bakteri. Sepintas batang terlihat
sehat, tapi jika dipegang terasa lunak. Kulit batang mengeriput karena jaringan
tanaman diserang. Nematode pertama kali menyerang bagian akar.
·
Lama
kelaman daun akan menguning dan gugur.
Pengendalian
·
Gunakan
insektisida atau nematisida berbentuk butiran seperti furudan 3G untuk
pencegahan.
·
Jika
akar sudah terlanjur terserang, buanglah semua kar serabut dan bagian yang
membusuk. Rendam akar hingga pangkal akar selama ½ jam di larutan nematisida.
Lalu angkat dan angina-anginkan dengan cara digantung. Satu hingga dua minggu
kemudian, tanam di media baru. Jiak serangan di pangkal batang sudah parah, potong
puncuknya untuk disambung lagi ke batang baru.
4) Rebah Bibit (Seedling damp off)
Karakter
·
Disebabkan
oleh cendawan Rhizotonia sp
·
Cendawan
menyerang bibit yang baru pindah tanam dari persemaian.
·
Pathogen
menyebar melalui tanah dan air yang terkontaminasi
·
Patagon
dapat hidup dan bertahan lama di dalam tanah.
Gejala
·
Serangan
pada Pangkal batang Adenium yang baru berkecambah sehingga menyebakan tanaman
rebah
·
Selain
disebabkamn oleh cendawan, rebah bibit juga bisa terjadim akibat ketidak
hati-hatian saat pemindahan bibit. Untuk mencegahnya tempatkan bibit secara
tunggal dalam pot berukuran agar besar sehingga pemindahan bisa dilakukan saat
bibit sudah kuat.
Pengendalian
- Bibit
sakit sebaiknya segera dibuang dan dibakar agar tidak menjadi sumber
inokulum.
- Jika
belum parah, kumpulkan semua tanaman sakit lalu semprotkan fungsida
dengan frekuensi 1-2 minggu sekali
5) Fusarium (layu pucuk)
Karakter
·
Disebabkan
oleh cendawan
·
Menyerang
pucuk tanaman
·
Penyebaran
berlangsung sangat cepat
Gejala
·
Pucuk
tanaman membusuk tetapi tidak berbau jika dicium
Pengendalian
·
Pengendalian
mekanis: karena sifat penyebarannya yang sangat cepat dianjurkan untuk
memangkas bagian yang terkena. Oleskan fungisida pada luka potongan.
·
Pengendalian
kimia: dengan aplikasi fungsida berbahan aktif mankozeb, klorotalonil dan
kaptan seperti manzate, deconil, dan orthocide.
H.
PANEN DAN PASCA PANEN
Produk utama tanaman bunga
anthurium, hanya bunga dan anakan saja. Namun sangat berpotensi pula,
dikembangkan menjadi bisnis bunga dalam pot. Sedangkan panen bunga, dan anakan
bisa diperoleh secara terus menerus.
Ciri bunga yang telah siap
panen, bunga telah berumur 55 sampai 90 hari, setelah keluar tunas bunga sampai
seludang bunga telah mekar. Kesegaran bunga, bila masih melekat pada pohonnya
bisa bertahan hingga enam minggu. Sedangkan apabila telah dipetik (panen) dapat
bertahan 10 - 15 hari.
Apabila diinginkan
kesegaran lebih lama lagi, dapat digunakan memakai pengawet Chrysal, bunga
dapat bertahan sampai empat minggu.
Cara memotong bunga yang
telah siap panen, dapat dipotong memakai alat pemotong, bisa menggunakan
gunting atau pisau yang tajam dan harus steril. Bidang potongan, bisa dilakukan
dengan cara miring atau rata, panjang tangkai minimum 30 cm.
Waktu terbaik untuk melakukan pemanenan, yaitu pagi atau sore hari, atau pada suhu udara tidak terlalu panas.
Waktu terbaik untuk melakukan pemanenan, yaitu pagi atau sore hari, atau pada suhu udara tidak terlalu panas.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bunga kamboja (plumeria acuminata Ait)
Merupakan salah satu jenis tanaman, yang biasanya dijadikan tanaman hias,
karena bunganya yang harum dan cantik pandang. Bunga kamboja memiliki rasa
manis serta bersifat sejuk. Tanaman kamboja itu ibarat paradoks dimana di satu
sisi fisiknya kelihatan sangat indah namun karena sering ditanam di sekitar
kuburan membuat tanaman ini identik dengan hal-hal yang menakutkan.
Sebetulnya, ada banyak sekali kegunaan dari tanaman
kamboja ini, salah satunya sebagai tanaman hias karena sudah banyak kerabat
dari kamboja yang dijadikan sebagai tanaman hias. Tanaman kamboja biasanya mudah ditanam
dan tidak memerlukan perawatan khusus. Membudidayakan tanaman kamboja bisa
dilakukan dengan beragam cara seperti vegetatif maupun generatif. Secara
vegetatif memperbanyak kamboja bisa dengan disetek ataupun cangkok di bagian
batangnya. Dan secara generatif dilakukan dengan menyemai biji kamboja pada
media tanam.
B. SARAN
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik
dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang. Makalah ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penulis sendiri.
C.
DAFTAR PUSTAKA
Tanaman
Berkhasiat Obat di Indonesia, Prof HM Hembing Wijaya Kusuma dkk jilid 4, Pustaka
Kartini , jakarta...hal.65
Inventaris
Tanaman Obat, Departemen Kesehatan, Dra Sri Sugati Syamsuhidayat, DR Jhony Ria
Hutapea, Departmen Kesehatan, 1991, Jilid 1, halaman 474
Focko
Weberling: Morphologie der Blüten und der Blütenstände; Zweiter Teil.
Verlag Eugen Ulmer, Stuttgart 1981
Wilhelm
Troll: Die Infloreszenzen; Erster Band. Gustav Fischer Verlag,
Stuttgart 1964
Post a Comment for "Tanaman Kamboja"